Jumat, 25 Juni 2010

Selembar bulu mata ....


Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Diceritakan di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Allah sedang diadili. Ia dituduh bersalah, menyia-nyiakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia berkeras membantah. “Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu.

“Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa,” jawab malaikat. Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yg sedang berdiri. Di situ hanya ada dia sendirian. Makanya ia pun menyanggah, “Manakah saksi-saksi yang kau maksudkan? Di sini tidak ada siapa kecuali aku dan suaramu.” “Inilah saksi-saksi itu,” ujar malaikat. Tiba-tiba mata angkat bicara, “Saya yang memandangi.” Disusul oleh telinga, “Saya yg mendengarkan.” Hidung pun tidak ketinggalan, “Saya yang mencium.” Bibir mengaku, “Saya yang merayu.” Lidah menambah, “Saya yang mengisap.” Tangan meneruskan, “Saya yang meraba dan meremas.” Kaki menyusul, “Saya yang dipakai lari ketika ketahuan.” “Nah kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu, ucap malaikat.

Orang tersebut tidak dapat membuka sanggahannya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dijebloskan ke dalam jahanam. Padahal, rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu. Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, sekonyong-konyong terdengar suara yang amat lembut dari selembar bulu matanya: “Saya pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi.” “Silakan”, kata malaikat. “Terus terang saja, menjelang ajalnya, pada suatu tengah malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji, bahwa apabila ada seorang hamba kemudian bertobat, walaupun selembar bulu matanya saja yang terbasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka

Maka saya, selembar bulu matanya, berani tampil sebagai saksi bahwa ia telah melakukan tobat sampai membasahi saya dengan air mata penyesalan.” Dengan kesaksian selembar bulu mata itu, orang tersebut di bebaskan dari neraka dan diantarkan ke syurga. Sampai terdengar suara bergaung kepada para penghuni syurga:

“Lihatlah, Hamba Tuhan ini masuk syurga karena pertolongan selembar bulu mata.” (atas rahmat Allah) Sungguh Allah Maha Pemberi Karunia….


Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

7 kali Berhaji tanpa Melihat Ka’bah ......



Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara materi, mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala perlengkapan sudah disiapkan.

Singkatnya ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Kondisi keduanya sehat wal afiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. “Labaik allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah”. Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, “Ummi undzur ila Ka’bah (Bu, lihatlah Ka’bah).” Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi, ia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya. Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan. Padahal, tak ada masalah dengan kesehatan matanya. Beberapa menit yang lalu ia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita.

Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitullah, mengharap rahmatNYA. Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya. Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugrah-Nya, dengan menatap Ka’bah, kelak.

Anak yang saleh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya. Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan di dekat Ka’bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak bisa melihat Ka’bah.

Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya. Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka’bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap. Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. Kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji. Hasan tak habis pikir, ia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka’bah. Padahal, setiap berada jauh dari Ka’bah, penglihatannya selalu normal.

Ia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperbuat ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya. Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal karena kesholehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat).

Tanpa kesulitan berarti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud. Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang saleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan seksama, kemudian meminta agar Ibu dari hasan mau menelponnya. anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, ia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut. Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun mau menelpon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci.

Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya. “Anda harus berterus terang kepada saya, karena masalah Anda bukan masalah sepele,” kata ulama itu pada Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian ia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat kabar dari Sarah. Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelpon.

“Ustad, waktu masih muda, saya bekerja sebagai perawat di rumah sakit,” cerita Sarah akhirnya.

“Oh, bagus…..Pekerjaan perawat adalah pekerjaan mulia,” potong ulama itu.

“Tapi saya mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram,” ungkapnya terus terang.

Ulama itu terperangah. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian. “Disana….” sambung Sarah, “Saya sering kali menukar bayi, karena tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbalan uang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka.” Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah. “Astagfirullah……” betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirusaknya, sehingga tidak jelas nasabnya. Apakah Sarah tidak tahu, bahwa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting. Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dala perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, yaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi.

“Cuma itu yang saya lakukan,” ucap Sarah. “Cuma itu ? tanya ulama terperangah.

“Tahukah anda bahwa perbuatan Anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah Anda hancurkan !”. ucap ulama dengan nada tinggi.

“Lalu apa lagi yang Anda kerjakan ?” tanya ulama itu lagi sedikit kesal.

“Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati.”

“Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia,” kata ulama. “Ya, tapi saya memandikan orang mati karena ada kerja sama dengan tukang sihir.”

“Maksudnya ?”. tanya ulama tidak mengerti.

“Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati.” “Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak mau masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya coba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan.”

Mendengar penuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah. “Cuma itu yang kamu lakukan ? Masya Allah….!!! Saya tidak bisa bantu anda. Saya angkat tangan”.

Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi ia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu.

Akhirnya ulama itu berkata, “Anda harus memohon ampun kepada Allah, karena hanya Dialah yang bisa mengampuni dosa Anda.”

Bumi menolaknya

Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar kabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mencari tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah t elah bertobat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya. Karena tak juga memperoleh kabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di mesir. Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri.

Ulama menanyakan kabar Sarah, ternyata kabar duka yang diterima ulama itu. “Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelpon ustad,” ujar Hasan. Ulama itu terkejut mendengar kabar tersebut. “Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?”. tanya ulama itu.

Hasanpun akhirnya bercerita : Setelah menelpon sang ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas ijin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu terulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun pengantar jenazah yang menyadari bahwa tanah itu kembali rapat. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para pengantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi. Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayit. Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus asa dan kecapaian karena pekerjaan mereka tak juga usai. Siangpun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satupun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan ijin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, karena terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya,” Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!”. kata orang itu. Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya.

Syukur-syukur mau menggali lubang untuk kemudian mengebumikan ibunya. “Aku minta supaya kau jangan menengok ke belakang, sampai tiba di rumahmu, “pesan lelaki itu. Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman, terbersit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan kenazah ibunya. Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan. Dengan langka h seribu, ia pun bergegas meninggalkan tempat itu. Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman karena terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Ia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu. Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan ijin Allah akan hilang. Benar saja, tak berapa lama kemudian Hasan kembali mengabari ulama itu, bahwa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitaman hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

Semoga bermanfaat.

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

.... Celoteh - Celoteh Jiwa ....??? ......

Bismillahi minal Awwali wal akhiri .....

Hutan...
Gunung...
hamparan hijau yang menyejukkan hati
terimakasih...
yang telah memberiku pengalaman yang tak ternilai
dalam pencarian jati diri ini
sehingga begitu membekas dan akan terus terbawa
dalam mengarungi kehidupan ini
menyadarkanku ...
memberiku pelajaran mengenai kehidupan
dengan kearif'an yang Maha Pencipta
kau bukakan matahati-ku
agar menjadi lebih bijaksana
dalam pergaulan hidup ini

disini…
dibatas pelangi,
kulangkahkan kaki menapak kesendirian yang tercipta
menelusuri lorong-lorong waktu ‘tuk mencari jati diri

hari ini…
ingin kupersembahkan semua yang pernah kulalui
bersama sahabat sejatiku
yang telah berbagi perasaan saatku tak mampu menghadapinya

ya, Allah…
ku-ucapkan rasa syukur
yang tak pernah sebelumnya terbersit dihati ini

Kau Tetap Sahabat-ku...Kalian tetap Sahabat-ku

Disaat kita nikmati kebersamaan
banyak hal terlewatkan begitu saja
keceriaan, gelak-tawa serta canda
semuanya mengalir begitu saja

waktu yang tersedia
seolah tak mampu untuk menampungnya
begitu cepat berlalu
berlari seolah tak mau berhenti

kenangan-kenangan itu terasa tak kala kita pergi
pergi meninggalkan semua kegembiraan yg melenakan
satu persatu kenangan itu diputar kembali
ada sederet senyum saat terlintas film-film yg lalu

kenapa kegembiraan itu hrs pergi?
kenapa tak selalu mengikuti ku kemana pergi?
kapan ini semua akan terulang?
akankah kita tetap seperti ini?

Sahabat...
semua yg pernah kita jalani
hari demi hari, waktu demi waktu
tak kala kita lalui semuanya bersama

banyak hal yg pernah terjadi
semua kita lalui dgn segala kekurangan yg kita miliki
kadang benci, kesal dan kecewa
juga senang, hormat dan sayang

sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama
inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa?
yang sering kali tak pernah kita syukuri

Ya, Allah...Lindungilah mereka yang ku-cinta

NB : untuk sahabat-sahabatku yang pernah bersama-sama dalam mengisi sepenggal perjalanan kehidupan....


Semerbak Melati di Padang Sunyi

Setiap kali melangkah beribu-ribu jejak kuikuti
menyusuri hutan dan sabana, melintasi gemercik air
menjelajahi bukit-bukit dan lembah-lembah yang murung
tampak jelas tapak-tapak derita sang alam

Satu per satu keindahan itu mulai pudar
selangkah demi selangkah jejak itu membuat bencana
tampak jelas batu-batu cadas yang merintih kesakitan
lihatlah pepohonan mengaduh kepedihan

Yang dulu dikata orang kau begitu mempesona
yang dulu dibilang orang kau begitu melenakan
kini hanya tangis yang kurasakan
hanya penderitaan yang kau bagikan

Tak ada lagi senyum-mu yg membahagiakan
hilang sudah keceriaan yg mengobati hati ini
malang seakan terus menimpamu
hari demi hari kian menjadi

Hingar-bingar kehidupan dunia kita bawa kesana
nafsu angkara murka kita tanam didalamnya
hingga, langit pun tak kuasa mendengar jeritan-mu
sampai seisi alam ini bermandikan air mata :((

Kejam-kah kita pada alam raya-Nya
setega itukan hati kita berbuat
masihkan ada setitik embun dihati ini
yang menyejukan luka alam ini

Datang...datang lagi semakin menjadi
Silih berganti bencana itu melanda manusia
Tanpa belas kasihan menerjang apapun.siapapun yang menghalanginya
Tragis...keji....terlontar dari mulut-mulut manusia

Itukah yang sebenarnya terjadi???

Begitu gampangnya tuduhan itu meluncur seperti derasnya air mengalir
Pernahkah kita menyadari dan intropeksi diri???
Apakah yang menyebabkan semua ini terjadi.
Apakah takdir Sang Penguasa???

Takdir???

Mungkin saja, tapi manusia pun turut andil menentukan nasib-nya sendiri

Kawan, ingatkah perlakuan kita terhadap alam ini
Apa yang telah kita berikan pada mereka
Selama ini kita hanya mengambil keuntungan dari-nya
Tanpa ada 'simbiosis mutualisme'
Kita telah menjadi parasit yang menggerogoti bumi ini

Oh, betapa malangnya nasib-mu, Ibu Pertiwi
Kau berikan...Keindahan.............
Kau berikan...Kedamaian ............
Namun semua kebaikan-mu terbalas sudah dengan menguras air mata-mu.

‘Kesedihan hati menyelimuti tabir kesunyian
dinding-dinding yg retak kembali terkuak
butir-butir kepedihan menambah beban ini
satu lagi hadir mengisi kegundahan diri

terbersit rasa sesal…gundah…
berdosakah????
haruskah ada lagi yg tersakiti???
semakin panjang dosa mengantri dibuku jiwa ini


Jejak kabut meninggalkan seribu tanya
Tapak-tapak kebingungan menyertai kalbu
Berharap jawab yang tak terkira
Adakah yang kuharap ???

Kedalaman hati merengkuh dunia
Tiada berbekas dan berharap
Angkara murka tak mampu berharap,
hanya menanti kehancuran

Bingkai dunia melenakan mata
Hanya nurani yang mampu menghentikannya


Tak kala kerinduan itu datang menggugah kalbu
Menusuk…menghentak dikedalaman jiwa yang terkoyak
Mencoba menembus tabir-tabir kepedihan
Menguak…mencoba membawanya kembali hadir disini

Saat itu ketika sejuta bunga jatuh dalam pelukanmu
Semua kata bagaikan panah yg menghujam asmara
Kata-kata itu kini menggelayut dipelupuk mataku
Menari…mempermaikan keindahannya

apakah salahku,

semua ini bukan kemauanku,
semua ini bukan rekayasaku,
aku tak ingin menyalahkan siapa pun
ini semua hanyalah cobaan dari-Nya

ku-ingin menerima kenyataan ini
ku-mau tak ada sesal dihati ini
ku-mencobanya sekuat jiwa berharap
namun, aku hanyalah mahluk lemah

kabut masih saja menyelelimuti
mentari pun tak kuasa merubahnya
tapi ada secercah cahaya disana
menggeliat melawan kepenatan yang hitam .......

*Celoteh-Celoteh Jiwa ......


Hmmmm ..............


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Apa Di Surga Ada Orang Yang Bertatto ....???

Bismiilahi walhamdulilahi wa la haula wala quwata ila billahi.....
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......

Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahirrahmanirrahim.........

Air matanya meleleh tak henti-hentinya saat sahabat saya ini menceritakan kisah yang ia alami. Sayapun tak dapat berkata apa-apa dan hanya membiarkan sahabat saya menceritakan semua yang ia pendam. Saya biarkan dia menghabiskan seluruh cerita haru ini hingga tuntas, karena saya tahu hati sahabat saya ini sedang dipenuhi dengan kesedihan yang luar biasa, karena kisah ini menyangkut seseorang yang pernah ia kenal dalam hidupnya. Walau perkenalan itu tak berlangsung lama namun menyisakan kesan yang mendalam dan hikmah yang luar biasa bagi kami, yang kadang atau bahkan terlalu sering tidak menyangka bahwa Kehendak Allah ada diluar jangkauan pikiran manusia. Saat dia menceritakan tentang seorang laki-laki muda bertatto yang pernah dia kenal kepada saya, belum lama sahabat saya ini baru saja mendapat kabar bahwa kawannya itu telah menghadap Rahmatullah. Kawannya, yang pernah ia ajak kepada iman dan agama itu telah mendahului kami semua, jauh diluar sana di kota lain, karena laki-laki muda bertatto itu telah meninggal di medan perjuangan. Kisah ini telah ia posting di blog miliknya, dan bagi saya pribadi walau saya telah mendengar secara langsung sebelum sahabat saya ini menuliskannya dan mempostingnya, tak henti rasa haru itu singgah dihati saya ketika membacanya. Bagi kami, menjumpai orang-orang yang telah sadar dari dunianya yang kelam, dan telah insyaf serta bertaubat atas perbuatannya di masa lalu sudah bukan sekali atau dua kali. Di kota kecil tempat saya tinggalpun ada orang-orang yang telah sadar dan insyaf dan sekarang berusaha meraih kebahagiaan melalui agama dan amal. Berusaha sekeras mungkin memperbaiki dirinya dengan segala kesungguhan, dan bahkan seringkali membuat kami sadar bahwa merekapun berhak atas Hidayah Allah yang mahal. Mereka berhak hidup layak sebagaimana kita, dan bukan seharusnya diasingkan atau dijauhi, karena merekapun adalah hamba Allah yang sama-sama masih memiliki kalimat iman. Mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih Surga. Malah kadang-kadang atas kesungguhan usahanya memperbaiki dirinya mereka telah jauh melampaui kita semua. Siapa yang tahu akan hal ini, karena taqwa yang tahu hanyalah Allah semata. Amal siapa yang bakal Allah terima hanyalah Allah yang Maha Tahu. Atas ijin sahabat saya, maka kisah yang telah ia posting saya copy paste-kan ke dalam blog ini, berikut tulisannya :

"Kenapa Allah swt hadirkan gelap! Agar kita tahu bahwa dengan terang segalanya akan terlihat jelas, lantas kenapa Allah swt hadirkan masa lalu yang suram dalam hidup kita ! agar kita sadar bahwa hidayah itu suatu yang mahal, yang Allah swt berikan kepada siapa saja yang mau membuka hati untuk perkara hidayah. Karena setiap orang, ya setiap orang tanpa kecuali, lepas apakah dia seorang yang memiliki kepahaman agama yang tinggi atau hanya seorang ahli maksiat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh hidayah, tinggal seberapa jauh kita mau meraih dan mempertahankan hidayah tersebut.

Beberapa waktu yang lalu , Allah swt betul-betul telah “menampar” saya dalam artian yang sesungguhnya. Melalui kepergian seorang sahabat, Allah seakan ingin menunjukan bahwa hidayah dan surga bukan milik sekelompok orang, melainkan milik setiap orang yang dengan hati hancur datang kedepan pintu-Nya, berharap memperoleh kasih-Nya.

Betapa adilnya Allah dan betapa beruntungnya sahabat saya, karena Allah telah pilih dia kembali kepada-Nya dalam keadaan memperbaiki diri dirumah-Nya dalam balutan malam yang tenang, yang hanya Allah dan malaikat-Nya yang mengetahui bagaimana perjuangan almarhum sahabat saya meninggal dunia dalam pertobatannya.

Ketika pertama kali bertemu dengannya, saya memandang hanya dengan sebelah mata, iblis telah menguasai hati saya , sehingga perasaan lebih baik darinya yang waktu itu muncul, tapi keinginan untuk menjadi lebih baik yang datang dari hatinya menghantarkan dia pada pintu hidayah-Nya.

Pagi itu seperti bulan-bulan sebelumnya, saya dan beberapa teman mengadakan program perbaikan diri dengan cara beritikaf dimasjid sekitar tempat tinggal untuk belajar dakwah. Dan seperti biasa pula setiap pagi diadakan taklim pagi, dimana dibacakan kisah-kisah para sahabat Nabi dan perbaikan cara membaca alqur’an.

Selama mejalani program taklim, mata saya seakan sulit diajak kompromi, begitu berat untuk di buka, bukan karena malam sebelumnya saya banyak melakukan sholat malam, melainkan begitu banyaknya dosa yang ada di diri saya sehingga dalam majelis ilmu saya masih juga mengantuk. Seperti biasa setiap taklim pagi maka di buat jaulah taklim (berkeliling di sekitar lingkungan masjid untuk mengajak orang duduk dalam majelis taklim). Saya dan seorang teman mendapatkan tugas jaulah taklim. Dan garis nasib menghantarkan saya bertemu dengan sekelompok pemuda yang satu diantaranya menjadi sahabat saya. Beberapa orang dari pemuda itu mencoba pergi ketika melihat saya dan teman saya mendekat , mungkin mereka fikir kami kelompok Islam garis keras yang mencoba mengganggu keasikan mereka, tinggal seorang pemuda yang tetap berada di situ. Kami mencoba memperkenalkan diri dan menerangkan maksud tujuan kami datang menemui dirinya serta kami mengajaknya sama-sama ke masjid untuk duduk dalam majelis taklim yang baru saja di mulai. Pemuda itu hanya diam, entah apa yang ada di benaknya, apakah dia berpikir saya dan teman saya hanyalah sekelompok orang yang mengganggu kesenangan dirinya atau entahlah mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.

Saya mulai aga kesal karena dirinya seperti tiada reaksi sama sekali, dia hanya tertunduk tanpa berani beradu pandang, beberapa saat sebelum kami undur diri untuk kembali ke masjid, tiba-tiba pemuda tersebut akhirnya buka suara, “ Apa boleh orang bertatto ke masjid ?“, tanyanya waktu itu, lantas saya menjawab boleh asal dalam keadaan suci dari najis, siapa saja asalkan dia muslim boleh ke masjid. Dia hanya diam, saya seperti mendapatkan angin untuk terus berusaha agar dia mau ikut ke masjid, saya mulai bercerita banyak hal tentang kisah-kisah para sahabat nabi yang ketika masa jahiliyah begitu jahil, tapi setelah mereka bertaubat mereka menjadi ahli-ahli surga.

Akhirnya dirinya mau ikut ke masjid bersama kami, setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang saya pinjamkan ia duduk bersama kami mendengarkan taklim pagi, betapa gembiranya hati saya ketika akhirnya ia mau ikut ke masjid, tak ada kata-kata yang sebanding dengan perasaan saya pada waktu itu, mungkin hanya orang-orang yang pernah terjun langsung tahu bagaimana sulitnya berdakwah di tengah-tengah manusia untuk mengajak mereka kembali kepada Allah dan ketika satu diantara mereka mau kembali taat kepada Allah, rasanya dunia dan isinya tak sebanding dengan perasaan senang yang ada di diri kita.

Lepas bada zuhur, dirinya mendekati saya dan menanyakan apakah dirinya boleh bergabung dengan kami, dan tentu saja boleh karena dakwah adalah tugas setiap umat Islam tanpa kecuali, kalau hewan yang lebih rendah dari manusia boleh berdakwah bahkan di abadikan dalam alqur’an (semut, burung hud-hud dll.) apalagi manusia yang mempunyai tugas sebagai khalifatullah di muka bumi jelas lebih boleh lagi untuk berdakwah. Dengan berdakwah Allah swt akan perbaiki diri kita seperti yang terjadi pada diri para Nabi dan sahabatnya dan hal tersebut yang juga akan terjadi pada diri setiap orang yang mengambil kerja dakwah sebagai jalan hidupnya.

Sepanjang hari ia hanya diam, mungkin proses hidayah sedang terjadi pada dirinya, dan lepas tengah malam, saya menemuinya sedang menangis berurai air mata di pojok mesjid, saya tak berani mendekat dan hanya melihat dari kejauhan. Pemandangan yang sangat indah, dimana pada pagi hari dirinya masih bermaksiat kepada Allah swt tapi pada malamnya ia sedang menangisi dosa-dosanya. Saya menjadi malu terhadap diri sendiri, seakan saya merindukan saat-saat seperti itu, dimana begitu nikmatnya melewati malam berdua dengan-Nya, bermunajad dihadapan-Nya dengan air mata dan hati yang hancur.

Beberapa bulan setelah kejadian itu saya tidak lagi bertemu dengan almarhum, karena memang tempat tinggal dan kesibukan kami yang tidak memungkinkan, tapi kami masih tetap berhubungan via telpon , sampai akhirnya 2 minggu yang lalu saya bertemu dengan dirinya di salah satu mesjid tua di kawasan kebun jeruk Jakarta Pusat.

“Ane mau belajar dakwah 40 hari “ ucapnya. Saya hanya bisa tersenyum bahagia mendengar penuturannya. “ Routenya kemana ? “ Tanya saya. “Belum diputus, besok pagi selepas bayan subuh baru ketahuan routenya, karena ane gabung dengan jamaah yang lain” jawabnya singkat. Sesaat kemudian dirinya bertanya hal yang sama seperti saat kami pertama kali bertemu. “ Apa di surga ada orang yang bertatto?” tanyanya dengan aga ragu. Dan sekali lagi saya yang sombong , yang angkuh yang ahli maksiat tapi sok bersih menjawab dengan ringannya tanpa mencerna dan berpikir lebih jauh tentang pertanyaan Almarhum tersebut. “Mana ada di surga orang yang bertatto, kalau di neraka banyak”. Jawab saya, dan almarhum hanya tertunduk sedih, saya segera menyadari kesalahan saya dan meralat ucapan saya “Tapi ente tenang aja kalau ente tetep buat dakwah , nanti ente juga akan masuk surga dan Allah sendiri yang akan menghapus tatto ente”. Almarhum sahabat saya tersenyum bahagia dengan jawaban saya, senyum yang terakhir yang saya lihat, karena saya tidak akan pernah melihat senyumnya lagi, sebuah sms saya terima malam kemarin yang mengabarkan ia telah meninggal dunia ketika dirinya sedang berlajar berdakwah, islah diri, belajar menjadi hamba yang taat, belajar mencintai Allah swt dan Rasul-Nya.

Selepas bersilaturahmi bada isya almarhum pamit dengan amir jamaah untuk tidur lebih awal karena kondisi badannya yang kurang baik, dan mendekati subuh terlihat almarhum masih tertidur, dan ketika salah satu rekan mencoba membangunkannya ternyata almarhum telah tiada, pergi meninggalkan dunia untuk bertemu Allah swt bertemu dengan sosok yang dicintainya yaitu Rasulullah saw dan para sahabat-nya, meninggalkan dunia pada saat pertobatannya. Kematian yang indah, yang selalu saya rindukan, mati di jalan-Nya, mati ketika mencoba meraih cinta-Nya.

Selamat jalan sahabat, di surga memang tiada akan ada pria bertatto, yang ada hanya pria tampan, yang suka miscall tengah malam untuk bangunin tahajud, yang suka bangun malam dan nangis kaya anak kecil, yang suka bikin gw kesel karena selalu berantakan kalau makan berjamaah, yang suka tiba-tiba batalin janji pada hal udah jauh-jauh hari dibuat. Kita memang gak akan pernah ketemu lagi di dunia, gak pernah bisa keluar masturah bareng, gak pernah akan bisa ke IPB (India, Pakistan, Bangladesh) berdua. Dan elo gak bisa baca blog gw lagi, pada hal elo pengen banget kita sama-sama hadir ijtima Bulan Juli nanti dan elo pengen banget ngerasin duduk di bawah tenda dan poto elo gw tampilin di blog jelek gw ini, tapi rasanya itu cuma mimpi, karena pastinya gak akan bisa terjadi. Sekarang elo dah tenang di sana, tugas elo di dunia dah selesai, tinggal gw yang masih gamang dengan jalan hidup sendiri.

Selamat jalan sahabat, semoga Allah selalu menjaga dan menerima tobat dirimu. Semoga kami yang di tinggalkan dapat memetik banyak pelajaran dari perjalanan hidupmu. Dan semoga Allah swt kekalkan kami dalam usaha dakwah, dakwah sebagai maksud hidup, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah.

Alloh humma firlahu war hamhu wa afi’i wa’fuanhu. Amin."

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ..

Bingkai - Bingkai Lukisan Hati di Relung Jiwa ....

Bismillah ....

Selamat malam, alam
alangkah sepinya engkau
dengan polesan langit pekat kelam
bermusik kerik-kerik cengkering

Namun pada wajah engkau ini, alam
aku mendapatkan sesuatu
nan begitu agung, dari-Nya
nan kerap getarkan jiwa
dalam sanubari,
... Cinta

Raut malammu, alam
begitu ramah nerima
pun angkuh menatap
begitu dingin mencekam
pun syahdu lantunkan lagu bisu

Aku kerap tersadar dalam ini, alam
betapa aku yang pongah membusung dada
adalah kerdil tinimbang mayapada

Aku, alam
dalam rentang tanganmu sealam raya
adalah aku,
setitik debu belah selaksa-laksa

Dengan malammu, alam
basuhlah bara dalam jiwaku
dengan titik bening mutiara
nan bakal terserak percuma
di esok pagi

agar aku dapat duduk tafakur
mensyukuri nikmat dari-Nya

IT'S ME...

aku adalah manusia,
aku adalah tubuh,
aku adalah jasad yang berjiwa
aku adalah satu nuansa,
yang sarat dengan aneka rasa
aneka rona

aku adalah jiwa yang kadang dipenuhi kegelisahan

aku adalah puisi
yang menyanyikan nada kegelisahan

aku juga lukisan
jiwa yang penuh oleh warna ceria

aku juga berbingkai romansa
lukisan warna-warna cinta,
aku punya nuansa kelembutan
namun juga nuansa kejenuhan

aku adalah beraneka
dan lain-lain

IT’S ME ...

aku adalah keinginan
melukiskan siapa aku
aku melukis diri lewat kata-kata
aku bisa terlihat tanpa perlu dilihat

aku ingin dikenali lewat kata-kata
aku setitik debu, di tengah angkasa

Akulah angin
Menyejukkan sesiapa
Membelai tiap kulit
Tak terlihat
Tak dianggap

bahwa hidup adalah
untaian waktu
ada siang... ada malam
berganti secara kodrati
mengikuti aturan Tuhan

Namun pernah terbebat keinginan,
ketika aku cinta malam-malamku
dengan keheningannya
dengan kerlap gemintangnya
dengan keramaian sepinya
dengan bahasa sunyinya
dan aku akrab dengan jiwaku
dan nuraniku

dalam kecintaanku pada malamku
aku membenci mentari
ogah dengan keramaian dan gemersangnya
jenuh dengan peluhku dalam diamku
bingung dengan ke acuhan
antara aku dan jiwaku

dan aku kerap berharap
agar malam tak lekas pergi
dan memberiku waktu lebih lama
untuk bermimpi


wahai, inikah cinta-Mu?
begitu teduh meluruhkan segala bara dengki
begitu sejuk meredam gundah seluruhku

inikah cinta-Mu?
begitu kuat memaku keningku
bersujud diharibaan kerajaan-Mu
hingga aku tak punya rasa untuk tengadah

inikah cinta-Mu?
begitu panas mencairkan segala beku
meluruhkan seluruh butir air mata
mengalir tak terhingga
begitu panas memuaikan congkakku
meleleh tak bersisa

Aku mabuk Allah... Semata-mata Allah... Segala-galanya Allah... Tak bisa lain
lagi... Aku mabuk Allah lainnya tak berhak dimabuki... Lainnya palsu
lainnya tiada.... Nyamuk tak nyamuk kalau tak mengabarkan Allah... Langit
tak langit kalau tak menandakan Allah.... Debu tak debu badai tak badai
kalau tak membuktikan Allah... Kembang tak mekar api tak membakar kalau
tak Allah... Mabuklah aku mabuk Allah... Tak bisa lihat tak bisa dengar
cuma Allah cuma Allah.... Kalau matahari memancar siapa sebenarnya yang
menyinar... Kalau malam legam siapa hadir di kegelapan... Kalau punggung
ditikam siapa merasa kesakitan.... Mabuklah aku mabuk Allah... Kalau
jantung berdegup siapa yang hidup... Kalau menetes puisi siapa yang
abadi... Allah semata. Allah semata lainnya dusta....
~ Emha Ainun Najib ~

aku ingin menjadi matahari, yang selalu bersinar di pagi hari, memberi
harapan baru bagi setiap umat manusia..... menyemangati dikala putus asa
dan menemani dikala sendirian..... Sinarku insya Allah memberi panas yang dibutuhkan untuk sekedar menghangatkan jiwa dan Qalbu yg sakit yg hampir mati dalam kebekuan belantara nafsu Liar Syahwat atau mencoba tuk mau merubah warna jiwa siapa pun para insan umat Islam Diennullah-Nya menjadi aneka nikmat-Nya yg selalu akan bersyukur.....

Dihamparan kain sajadah yang lusuh... jiwa tertunduk dan bersimpuh.. memohon ampun dari Yang Maha Pengampun atas segala dosa-dosa yang mencemari raga.. yang semakin renta... hamba hanyalah setitik debu yang hina.. yang rapuh dan tak luput dari khilaf serta dosa... Tersadar didalam gelisah...setelah begitu jauh melangkah... setelah terlalu lama terlena akan kenikmatan nafsu dunia yang bagai fatamorgana... mungkinkah kan mengelupas dari tubuh.., kotoran-kotoranyang telah mendarah daging menjadi satu ... Hamba tahu…..tubuh yang telah terbalut dosa... takkan bisa disucikan... walau dengan air seluas samudra raya…Ya Allah... apapun kehendak-MU hamba ihklas... biarkan air mata ini menetes.. bukan karena air mata derita... Biarkan air mata ini mengalir... karena air mata bahagia... di sisa-sisa akhir nafas... berilah yang terbaik... Hamba yakin ENGKAU MAHA segalanya.... kan terima taubat hamba.., sebelum nyawa terlepas dari raga...

Hakikat Pernikahan Sebagai Sarana Menemui Allah ...

Bismiilahi walhamdulilahi wa la haula wala quwata ila billahi.....
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......

Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Dalam Al Qur’an dan hadits, Allah telah menjelaskan secara tersirat tentang metode untuk menemui Allah (Liqa’ Allah) dan melihat Allah (Ru’yatullah) yaitu :

“……. barang siapa yang mengharapkan menemui Tuhannya, maka kerjakanlah amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada-nya”. (QS Al Kahfi 18 : 110)

Pada ayat tersebut di atas terdapat kalimat “amal yang shalih”. Mungkin kita bertanya dalam hati, apakah yang dimaksud dengan “amal yang shalih” itu ? Kata “amal” mempunyai arti perbuatan atau metode atau cara. Sedangkan istilah “shalih” yang seakar dengan kata “shalah” dan “shalat” mempunyai makna hubungan atau penghantar. Jadi istilah “amal shalih” mempunyai arti suatu perbuatan atau metode yang dapat menghantarkan seseorang kepada pengalaman Liqa’ Allah. Amal yang shalih pada hakekatnya adalah amal atau perbuatan atau metode yang telah dicontohkan oleh para Utusan Allah (Rasulullah) dalam usahanya untuk mengadakan pertemuan dengan Tuhannya. Dan yang harus diingat adalah bahwa jumlah para Rasul dan Nabi yang diutus oleh Allah adalah sangat banyak, dan tidaklah mungkin semuanya itu diutus hanya di satu daerah tertentu saja.

Allah telah menurunkan para Utusan-Nya itu ke berbagai penjuru dunia. Dan tidak tertutup kemungkinan Allah juga pernah menurunkan Utusan-Nya di negeri Cina atau Shindustan, sehingga Nabi Muhammad Saw memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk belajar ilmu di negeri tersebut.Dalam Al Qur’an dan hadits, Allah telah menjelaskan secara tersirat tentang metode untuk menemui Allah (Liqa’ Allah) dan melihat Allah (Ru’yatullah) yaitu :

“Dan tiap-tiap umat ada Rasul Allah….”.(QS Yunus 10 : 47)

“Dan berapa banyak Kami telah mengutus Nabi-Nabi pada umat terdahulu… “. (QS Az Zukhruf 43 : 6)

“Ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan tentang mereka kepada kamu sebelumnya, dan Rasul-Rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu…… “. (QS an Nisa 4 : 164)

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu orang-orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari Akhirat dan banyak mengingat Allah”. (QS Al Ahzab 33 : 21)

Untuk mencapai pertemuan dengan Allah diperlukan usaha dari setiap manusia dengan bimbingan seorang Guru Mursyid yang telah mencapai derajat Ma’rifatullah atau yang telah mengalami pengalaman bertemu Allah dengan berpedoman kepada Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan kepada umat manusia. Prosesi Menemui Allah (Liqa’ Allah) yang telah dicontohkan oleh para Rasul, Nabi dan Para Pewaris Nabi, pada intinya mempunyai satu kesamaan yaitu kita harus dapat melakukan prosesi mengulang kembali ke awal mula penciptaan manusia.

“Dan sesungguhnya kamu datang menemui Kami dengan sendirian seperti Kami ciptakan kamu pada awal mula kejadian dan kamu akan meninggalkan dibelakangmu semua apa yang Kami karuniakan kepadamu….. “. (QS Al An ‘am 6 : 94)

“Mereka dihadapkan kepada Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang menemui Kami seperti Kami telah menciptakan kamu pada awal mula kejadian, bahkan kamu menyangka bahwa Kami tiada menetapkan janji bagi kamu “. (QS Al Kahfi 18 : 48)

“Perempuan-perempuan kamu (istri-istrimu) adalah seperti ladang bagimu, maka datangilah ladangmu sebagaimana kamu kehendaki dan kerjakanlah kebajikan untuk dirimu, bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya, dan sampaikanlah berita gembira untuk orang-orang yang beriman “. (QS Al Baqarah 2 : 223)

“Dan mereka menanyakan kepadamu tentang haid. Katakanlah, “itu adalah penyakit atau kotoran”. Sebab itu hindarilah perempuan selama masa haid dan janganlah dekati mereka sebelum suci. Bila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri“. (QS Al Baqarah 2 : 222)

“….. Ketika kami sedang berada disisi Rasulullah, tiba-tiba beliau bertanya : “Adakah orang asing diantara kamu ?”. Kemudian beliau bersabda : Angkat tangan kamu dan tutuplah pintumu”. (HR Al Hakim)
“Tutuplah pintumu dan ingat Allah”. (HR Bukhari)

Dalam memahami proses kembali ke awal mula penciptaan manusia, kita sering terjebak dalam cerita atau kisah-kisah yang bersifat simbolis sehingga terjadi penyimpangan dalam menafsirkan dan menerapkannya. Oleh sebab itu dalam memahami prosesi kembali ke awal mula penciptaan manusia, kita harus berpegang pada pedoman sebagai berikut :

Pertama : Setiap Kitab Suci mempunyai ayat-ayat yang bersifat Mukhamat dan Muthasyabihat.
“Dialah yang menurunkan Al Kitab kepada kamu. Diantara isinya ada ayat-ayat yang mukhamat, itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain adalah ayat-ayat mutasyabihat……”. (QS Ali Imran 3 : 7)

Kedua : Setiap ayat yang mengisahkan tentang proses kembali ke awal mula penciptaan manusia, selalu mengandung pengertian yang berpasangan baik lahir maupun batin serta mengandung banyak perumpamaan atau amtsal.

“Dan Kami ciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan supaya kamu mendapatkan pengajaran”. (Ad Dzariyat 51 : 49)

“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan-pasangan diantara yang tumbuh di bumi danm pada diri mereka dan dari apa yang mereka yang tidak diketahui” (QS Yasin 36 :36)

“Sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulangkali kepada manusia dalam Al Qur’an ini bermacam perumpamaan tetapi kebanyakan manusia enggan menerimanya kecuali ingkar”. (QS Al Isra 17 : 89)

“Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan untuk manusia. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu bukti, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata : “Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kebohongan belaka”. (QS Ar Rum 30 : 58)

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”. (QS Al Ankabut 29 : 43)

Ketiga : Setiap Kitab Suci, ditujukan untuk manusia yang masih hidup, sehingga apa yang diperintahkan, dalam Kitab Suci harus bisa dilaksanakan oleh manusia ketika dia masih hidup di atas dunia.
Berdasarkan tiga pedoman tersebut, kita akan coba untuk membahas ayat-ayat yang menjelaskan metode untuk menemui dan melihat Allah. Dalam surat Al-kahfi 18 : 110 telah dijelaskan bahwa apabila seorang manusia ingin berjumpa dengan Allah selagi masih hidup di dunia, maka ia harus melakukan “amal shalih”. Kata amal mempunyai arti : perbuatan, metode, cara atau laku, sedangkan kata shalih mempunyai arti hubungan, sambungan atau antaran. Jadi pengertian amal shalih adalah suatu perbuatan atau metode yang dapat mengantarkan atau menghubungkan kita kepada pengalaman bertemu dan melihat Allah.

Berdasarkan surat Al An”am 6 : 94 Allah telah memberitahukan bahwa proses bertemunya seorang manusia dengan-Nya adalah seperti ketika manusia diciptakan pada awal mula kejadian. Dengan dalil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa intisari dari metode amal shalih adalah suatu proses pengulangan kembali ke awal mula kejadian penciptaan seorang manusia. Bagaimanakah proses awal mula penciptaan seorang manusia ? Dan apa hubungannya dengan proses bertemunya seorang manusia dengan Allah. Untuk membahasnya, marilah kita lihat sejarah hidup Nabi Muhammad Saw dalam mencari keberadaan Sang Khaliknya.

Sejak lahir sampai berumur 25 tahun, beliau telah diajarkan dan didoktrin oleh para pemuka agama kaum Quraisy bahwa Tuhan yang harus disembah adalah Tuhan-Tuhan yang berwujud patung-patung yang mempunyai nama antara lain Lata Uza, Manata dan lainnya. Dalam diri Muhammad pada waktu itu tidak mempercayai ajaran tersebut, sehingga beliau meminta ijin kepada istrinya Siti Khodijah untuk bertahanuts atau beruzlah mengasingkan diri ke dalam gua Hira dilereng Gunung Cahaya (Jabal Nur) dengan tujuan untuk mencari Tuhan yang sebenarnya.

Selama berbulan-bulan beliau bertahanuts di Gua Hira, tetapi belum juga menemukan cara untuk bertemu sekaligus mengenal Sang Khalik. Tetapi berkat usaha beliau yang tidak kenal menyerah, akhirnya di usia ke 40 tahun, beliau mendapatkan Wahyu yang pertama kali dari Allah yang isinya adalah perintah untuk membaca, merenungkan dan mempelajari proses awal mula penciptaan diri seorang manusia.

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari Alaqah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Pemurah. Yang mengajari manusia dengan Qalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya”. (QS Al Alaq 96 : 1-5)

Berdasarkan dalil tersebut, marilah kita renungkan, Muhammad pada waktu itu bertahanuts di Gua Hira dengan tujuan untuk mencari, menemui dan mengenal keberadaan Sang Khalik yang sebenarnya, walaupun beliau tidak mengetahui cara atau metode untuk bertemu dengan Sang Khalik. Untuk maksud tersebut, akhirnya Allah memerintahkan agar beliau mempelajari proses awal mula penciptaan seorang manusia dari Al Alaqah. Tentunya Muhammad pada waktu itu bertanya dalam qalbunya, apakah hubungan antara proses awal mula penciptaan manusia dari Al Alaqah dengan proses bertemunya seorang manusia dengan Allah ? Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh beliau dan pengajaran yang diajarkan oleh Allah, akhirnya beliau menemukan jawabannya, sehingga akhirnya beliau dapat bertemu dan melihat Allah untuk pertama kalinya di Gua Hira. Kemudian selanjutnya beliau selalu mendapatkan pengajaran dari Allah berupa wahyu-wahyu sampai beliau berusia 63 tahun. Demikianlah sekilas sejarah hidup Nabi Muhammad Saw dalam mencari Tuhannya.

Dari sejarah Nabi Muhammad Saw tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk bertemu dengan Allah kita harus mempelajari proses awal mula penciptaan diri yang bermula dari Al Alaqah. Kata Alaqah mempunyai dua arti yaitu pertama, cinta kasih yang melekat. Arti yang kedua adalah segumpal darah. Dari dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses penciptaan manusia bermula dari rasa cinta Allah kepada makhluk-Nya. Hal ini sesuai dengan Hadits Qudsi :

“Aku dahulu adalah permata yang tersembunyi. Aku rindu untuk dikenal, maka Aku ciptakan makhluk agar ia mengenal-Ku”. (HR. Bukhari)

Rasa cinta Allah kepada makhluk-Nya itu kemudian diberikan kepada ayah ibu kita sehingga timbullah rasa cinta diantara keduanya, yang kemudian dilekatkan dalam sebuah ikatan perkawinan. Kemudian mereka melakukan persenggamaan sehingga terjadilah penyatuan dua rasa cinta yang dilebur menjadi satu.

Dalam persenggamaan tersebut terjadilah pelepasan spermatozoa dari ayah, yang selanjutnya mereka bergerak menuju pasangannya yaitu ovum atau sel telur yang berada di dalam rahim. Setelah mereka bertemu maka sperma akan bergerak mengelilingi sel telur sebanyak tujuh kali mirip gerakan Thawafnya para jamaah haji. Setelah itu barulah sperma berusaha untuk menembus lapisan pelindung sel telur dan jika berhasil maka terjadilah penyatuan antara sel telur dengan sperma (nutfah) yang akan mengakibatkan pembuahan yang selanjutnya membentuk segumpal darah atau Al Alaqah yang merupakan cikal bakal janin bayi manusia.

Selanjutnya Alaqah tersebut berproses menjadi mudghah, izhamah dan lahmah kemudian baru menjadi bayi yang sempurna secara jasmaniyah, kemudian Allah meniupkan Ruh-Nya kedalam janin bayi tersebut. Ketika berada di dalam rahim, sang bayi mengalami keadaan dimana semua aktifitas inderawinya tidak berfungsi secara sempurna. Atau dengan kata lain, lubang-lubang inderawinya masih tertutup karena sang bayi berada dalam air ketuban (omnium water) selama kurang lebih 9 bulan, sampai akhirnya sang bayi lahir ke alam dunia ini.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses awal mula penciptaan seorang manusia melalui dua tahapan yaitu tahap pertama berasal dari cinta kasih seorang pria dan wanita yang saling dilekatkan dengan ikatan perkawinan dan persenggamaan. Tahap kedua, yang merupakan lanjutan dari tahap pertama yaitu segumpal darah yang melekat di dinding rahim yang terus berproses menjadi janin bayi yang terendam didalam air ketuban selama 9 bulan.

Dalam surat Al An’am 6 : 94 telah diisyaratkan bahwa proses bertemunya seorang manusia dengan Allah adalah seperti proses awal mula penciptaan diri manusia itu sendiri, yaitu persenggamaan kedua orang tuanya dan segumpal darah yang kemudian menjadi bayi yang berada dalam kandungan ibunya. Mungkin timbul dua pertanyaan dalam diri kita, pertama, apa hubungannya antara persenggamaan dengan proses bertemunya seorang manusia dengan Allah? Pertanyaan kedua, apa hubungannya antara proses penciptaan janin bayi dalam kandungan dengan proses bertemunya seorang manusia dengan Allah?

Inilah masalah yang selama ini dirahasiakan oleh Nabi Muhammad Saw.

“Janganlah engkau berikan ilmu ini kepada yang tidak membutuhkan, karena itu adalah perbuatan zhalim. Tetapi jangan engkau tidak berikan ilmu ini kepada yang membutuhkan, karena itu juga perbuatan zhalim”. (Al Hadits)

Seorang sahabat yang bernama Abu Hurairah juga pernah berkata :
“Aku hafal dua karung (kitab) hadits dari Rasulullah Saw. Yang satu karung (kitab) sudah aku siarkan kepada kalian semua. Sedang yang satu lagi kalau aku siarkan, niscaya dipotong orang leherku”. ( HR
Bukhari)

Berdasarkan dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada kitab hadits yang disembunyikan oleh Abu Hurairah, yang kemudian diajarkan hanya kepada orang yang terpilih yang terus diwariskan sampai ke generasi sekarang. Sebagian besar isi dari kitab hadits tersebut berkaitan dengan masalah metode untuk melihat Allah dan bertemu dengan-Nya, melalui proses pengulangan awal mula kejadian penciptaan manusia.

Dengan niat yang baik, penulis mencoba menyingkap masalah tersebut dengan dasar Al Qur’an dan Hadits :

“Dan janganlah engkau sembunyikan kebenaran itu, padahal engkau mengetahuinya”. (QS Al Baqarah 2 : 42)

“Sampaikanlah kebenaran itu walaupun pahit”. (HR Bukhari)

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan atau merahasiakan keterangan-keterangan dan petunjuk-petunjuk yang telah Kami turunkan setelah Kami menjelaskannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknat Alllah dan dilaknat pula oleh mereka yang melaknat kecuali orang-orang yang telah bertaubat, berbuat kebaikan dan menerangkan apa-apa yang mereka sembunyikan, maka mereka itulah yang Aku terima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS Al Baqarah 2 : 159-160)

“Sampaikanlah dariku, walaupun satu ayat”. (Al Hadits)

Di dalam Al Qur’an, Allah telah mengisyaratkan hubungan antara persenggamaan dengan proses bertemunya seorang manusia dengan Allah, yaitu :

“Perempuan-perempuan kamu (istri-istri kamu) adalah seperti tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tempat bercocok tanam milik kamu itu sebagaimana kamu kehendaki. Dan buatlah kebaikan untuk dirimu dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui-Nya dan sampaikanlah berita ini gembira untuk orang-orang yang beriman”. (QS Al Baqarah 2 : 223)

Sebagian besar mufasirin menafsirkan ayat tersebut termasuk ayat yang bermakna mukhamat artinya jelas dan terang sesuai dengan teksnya. Tetapi apabila kita teliti lebih lanjut, terdapat satu keanehan yang tersirat dalam ayat tersebut, yaitu pada awalnya ayat itu berbicara tentang masalah persenggamaan (berjima’) antara seorang suami dengan istri istrinya, tetapi tiba-tiba diakhir ayat tersebut terdapat kalimat : “dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui-Nya dan sampaikanlah berita gembira ini kepada orang-orang beriman” Tentunya kita bertanya, Apa hubungannya antara persenggamaan dengan kabar gembira bahwa kita akan menemui Allah ?

Mengapa Allah menggabungkan antara permasalahan tatacara bersenggama (berjima’) dengan masalah proses menemui-Nya dalam satu ayat ? Adakah makna yang tersirat dari ayat tersebut ? Inilah permasalahan yang akan kita coba bahas dengan hati-hati, karena hal ini merupakan masalah yang sangat sensitif yang bisa menimbulkan kesalafahaman dan fitnah, seperti yang terjadi pada penulisan kitab “Darmogandul” dan Kitab “Gatoloco” yang menjadi polemik pada waktu itu sampai sekarang ini.

Proses bertemunya seorang manusia dengan Allah adalah melalui suatu proses yang mirip dengan proses awal mula penciptaan manusia (surat Al An’am 6 ayat 94). Kata “mirip” inilah yang harus diperhatikan dan dipahami dengan benar. Kata “mirip” ini merupakan terjemahan dari kata “kamaa”. Kita sering tidak menyadari arti kata “kamaa” ini. Dalam bahasa Arab, kata “kamaa” mempunyai banyak arti yaitu seperti, sebagaimana, bagaikan atau mirip. Dari arti ini dapat disimpulkan, bahwa proses bertemunya seorang manusia dengan Allah adalah seperti proses penciptaan awal mula kejadian manusia yaitu yang diawali dengan persenggamaan antara ayah ibu kita adalah bukan dalam arti yang sebenarnya, tetapi proses tersebut hanya bersifat mirip dengan proses awal mula penciptaan manusia (persenggamaan). Bagaimanakah kemiripannya ?

Untuk memahami permasalahan tersebut, kita harus menyadari bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan berpasangan (QS 51 : 49) Demikian juga diri kita, juga diciptakan dengan berpasangan
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS Yasin 36 : 36)

Pada bagian akhir ayat tersebut dijelaskan bahwa kita tidak mengetahui secara keseluruhan apa saja yang diciptakan Allah secara berpasangan. Tegasnya, masih banyak yang diciptakan secara berpasangan yang belum diketahui oleh kita, salah satunya adalah tentang diri kita sendiri yang ternyata juga berpasangan.

Diri kita yang bersifat jasmani mempunyai pasangannya yaitu diri yang bersifat ruhani. Diri jasmani kita juga mempunyai pasangan secara jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Dalam pandangan ahli hakikat, pada diri setiap manusia, terdapat syimbol kelakian dan kewanitaan, baik secara genital maupun secara sifat. Secara genital kelakian diberi tanda khusus dengan organ yang berbentuk “huruf alif” atau “lingga” atau “alu”. Sedangkan genital kewanitaan diberi tanda khusus dengan organ vital yang berbentuk “huruf ba” atau “Yoni” atau “lumpang”. Dalam bahasa Arab, organ vital kelakian di sebut Ad Dzakar, sedangkan organ vital kewanitaan disebut Al Untsa. Sifat kelakian disebut dengan istilah Ar Rizal, sedangkan sifat kewanitaan disebut dengan istilah An Nisa.

Setiap diri manusia juga mempunyai dua syimbol kelakian dan kewanitaan sekaligus (aprodite), yaitu tujuh lubang inderawi yang ada di kepala dan tiga lubang yang ada di badan sebagai syimbol kewanitaan, dan sepuluh jari tangan sebagai syimbol kelakian. Inilah makna syimbolis dari hakikat istri, yang di isyaratkan dalam Al Qur’an :

”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kamu istri dari anfusmu sendiri……..”. (QS Ar Rum 30 : 21)

“Dia menciptakan kamu dari diri yang satu, kemudia Dia menjadikan daripadanya istrinya……”. (QS Az Zumar 39 : 6)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu kepada Tuhanmua yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan istrinya….”. (QS An Nisa 4 : 1)

Tujuh lubang inderawi yang ada dikepala manusia merupakan tempat berkumpulnya empat rasa inderawi yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman dan pengucapan, oleh ahli hakikat dianggap sebagai syimbol “empat istri” yang harus dinikahi secara keseluruhan atau poligami, agar ke empat hawa nafsu yang ada pada lubang-lubang telinga, mata, hidung dan mulut dapat dipimpin dan dikendalikan oleh sang suami.

“Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap perempuan yatim, hendaklah kamu menikahi siapa saja di antara perempuan-perempuan yang kamu sukai dua, tiga, atau empat tetapi jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,maka nikahilah seorang saja atau kamu mengambil budak-budakperempuan yang kamu miliki………”. (QS An Nisa 4 : 3)

Seorang lelaki yang dapat mempunyai empat istri dan dapat mengendalikan dan memimpin ke empat istrinya adalah type seorang muslim yang terbaik, hal ini sesuai dengan hadits nabi Muhammad Saw :
“Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata : Ibnu Abbas berkata kepadaku : “Apakah engkau telah menikah?” Aku menjawab : “Belum”. Ia berkata : “Menikahlah, karena sesungguhnya sebaik-baiknya orang Islam adalah yang lebih banyak istrinya”. (HR Bukhari dan Ahmad)

Secara syimbolis dalil tersebut menjelaskan tentang hakikat dari keberadaan hawa nafsu yang berada disetiap lubang telinga, mata, hidung dan mulut. Ke empat inderawi (telinga-mata-hidung-mulut) merupakan syimbol dari perempuan yatim, artinya perempuan yang hidup sendirian (yatim=sendiri, satu-satunya atau tidak berbapak). Aktifitas mendengar, melihat, mencium dan mengucap, mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan sendirinya (yatim), karena mereka sudah diprogram oleh Allah untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan perintah-Nya. Telinga hanya berfungsi untuk mendengar, mata hanya berfungsi untuk melihat, hidung hanya berfungsi untuk mencium dan mulut hanya berfungsi untuk mengucap dan mengecap saja. Singkatnya fungsi inderawi mereka tidak akan tertukar diantara mereka. Hal ini yang diisyaratkan dalam firman-Nya :

“Dan sungguh Kami telah mencptakan di atas (kepala) kamu tujuh (lubang) jalan (aktifitas inderawi).Dan tidaklah Kami lalai memelihara (fungsi inderawi) yang Kami ciptakan itu”. (QS Al Mu’minun 23 : 17)

Setiap inderawi mempunyai kebutuhan yang sangat fithrah yang harus dipenuhi. Apabila kebutuhan itu terpenuhi dengan baik maka ia akan bahagia atau sebaliknya ia akan tidak bahagia apabila kebutuhannya tidak terpenuhi. Kebutuhan mata adalah melihat. Kebutuhan telinga adalah mendengar. Kebutuhan hidung adalah mencium dan kebutuhan mulut adalah mengucap dan mengecap. Semua kebutuhan itu harus dipenuhi dengan adil, tetapi kadang kita tidak bisa berbuat adil, misalnya kita hanya mendahulukan kepentingan salah satu inderawi saja dibandingkan kebutuhan inderawi lainnya atau kita hanya mempercayai salah satu inderawi saja dibandingkan mempercayai inderawi lainnya. Inilah yang diisyaratkan secara syimbolis dalam firman-Nya :

“Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istrimu walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, maka janganlah kamu terlalu cenderung kepada istri yang kamu cintai sehingga engkau biarkan isrtri yang lain seperti tergantung (terlupakan)……….”. (QS An Nisa 4 : 129)
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, kadang para istri atau wanita menjadi sumber fitnah dan dosa, karena mereka banyak menuntut kebutuhannya secara berlebihan, sehingga Nabi Muhammad Saw pernah bersabda :

“Perempuan adalah perangkap syeitan”. (Al Hadits)

“Aku tidak meninggalkan umatku fitnah yang kebih berbahaya buat lelaki lebih dari fitnah yang dibawa kaum wanita”. (Al Hadits)

“Bumi ini subur dan indah. Dan Tuhan telah menyerahkan amanah kepada kalian di muka bumi ini. Jika muncul godaan di dunia, berhati-hatilah kalian. Dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama yang menimpa bangsa Isarail adalah fitnah wanita”. (HR Muslim)

Secara syimbolis, hadits tersebut menjelaskan bahwa keinginan dari hawa nafsu yang ada di lubang inderawi kita, bisa juga menjadi perangkap syeitan (syeitan adalah sifat menjauh atau merenggang dari kebenaran) yang seringkali menimbulkan permasalahan karena kita akan terus mengikuti kemauannya dan selalu memenuhi kebutuhannya, sehingga kita akan menjauh dari nilai-nilai kebenaran. Misalnya, kita selalu menuruti apa saja yang yang diinginkan oleh mulut, sehingga kita makan secara berlebihan tanpa mempedulikan apakah makanan itu halal atau haram, thayib atau tidak.
Untuk mengatasi masalah tersebut Allah telah memberikan jalan keluarnya yaitu agar setiap lelaki atau suami selalu mengendalikan dan memimpin wanita atau istri-istrinya atau hawa nafsunya yang terdapat pada telinga, mata hidung dan mulut.

“Lelaki adalah pemimpin atas para wanita karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita)…..”. (QS An Nisa 4 : 34)

Siapakah sang suami atau lelaki secara hakikat ? Secara hakikat syimbol “suami atau lelaki” adalah jari-jari tangan kita. Hanya jari-jari tangan kitalah yang dapat mengendalikan hawa nafsu atau keinginan yang berlebihan yang timbul dari ke empat istri kita yaitu telinga, mata, hidung dan mulut, dengan cara mengihramkan (melarang) mereka untuk beraktifitas seperti yang diisyaratkan dalam gerakan takbiratul ihram dalam setiap awal ibadah shalat.

Ketika keinginan untuk mendengar, melihat, mencium dan mungucap atau mengecap sudah sangat berlebihan, maka satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan menutup lubang-lubang inderawi tersebut dengan jari-jari tangan kita, dengan gerakan takbiratul ihram (takbir larangan). Dengan tertutupnya lubang-lubang inderawi kita maka secara berangsur-angsur keinginan hawa nafsu dari para istri mulai menghilang.

Gerakan takbiratul ihram secara syimbolis juga mengisyaratkan hubungan antara “pernikahan atau perkawinan” syimbol kelakian yaitu jari-jari tangan, dengan syimbol kewanitaan yaitu lubang-lubang inderawi, dengan proses pertemuan dengan Allah, seperti yang diisyaratkan dalam firman-Nya :
“Istri-istrimu adalah seperti ladang (tempat bercocok tanam) bagimu, maka datangilah ladangmu (tempat bercocok tanammu) sebagaimana kamu sukai dan buatlah kebaikan untuk dirimu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui-Nya dan sampaikanlah kabar gembira ini untuk orang-orang yang beriman”. (QS Al Baqarah 2 : 223)

Ayat tersebut apabila ditafsirkan secara syimbolis, akan mempunyai arti sebagai berikut :

Pertama : Kata “istri-istri” dalam ayat tersebut mempunyai makna syimbolis tujuh lubang inderawi yang berada di kepala manusia. Sedangkan kata ganti kamu, pada ayat tersebut mempunyai makna syimbolis sepuluh jari tangan manusia.

Kedua : Pada ayat tersebut terdapat kalimat “Perempuan-perempuan (istri-istri) kamu adalah ladang bagi kamu. Maka datangilah ladangmu sebagaimana kamu kehendaki”. Kalimat tersebut mempunyai arti syimbolis bahwa ketujuh lubang inderawi kita adalah ladang bagi sepuluh jari tangan. (Ladang adalah tempat untuk bercocok tanam, apabila tempat itu cocok untuk ditanam dengan satu jenis tanaman tertentu maka ditanamlah tanaman tersebut). Hal ini berarti tujuh lubang inderawi yang ada di kepala adalah tempat yang cocok bagi jari-jari tangan untuk ditanamkan di lubang-lubang tersebut sesuai dengan keinginan kita. Bagaimana mencocokkannya, silahkan tanya kepada ahlinya.

Ketiga : Pada ayat tersebut juga terdapat kalimat “dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui-Nya”. Kalimat ini mempunyai arti simbolis, bahwa ketika jari-jari tangan sudah ditanamkan ke dalam lubang-lubang inderawi maka dalam posisi demikian sesungguhnya kita sedang melakukan prosesi untuk bertemu dengan Allah. Jadi prosesi menemui Allah dapat terjadi ketika simbol kelakian (jari-jari tangan) dipertemukan dengan syimbol kewanitaan yaitu lubang-lubang inderawi. Inilah yang dimaksud dengan hakikat pernikahan “Bil yad” (pernikahan dengan mempergunakan tangan) atau “sirri” atau “rahasia”, yaitu pernikahan yang bersifat rahasia antara jari-jari tangan dengan lubang inderawi yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri.

Keempat : Pada akhir ayat tersebut terdapat kalimat “dan sampaikanlah berita gembira ini kepada orang-orang yang beriman”. Kalimat ini mempunyai arti simbolis bahwa prosesi menemui Allah yang diisyaratkan dalam surat tersebut harus disebarluaskan kepada orang-orang yang beriman sebagai kabar gembira, agar mereka dapat mengetahui dan melaksanakan tatacara menemui Allah tersebut selagi mereka masih hidup di atas dunia.

by Abu Irsyad

Semoga Bermanfaat ...

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...

Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ..

Menggapai Cinta Karena Allah .....

Bismiilahi walhamdulilahi wa la haula wala quwata ila billahi.....
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......

Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:

Aku ingin mencintaimu karena kecantikanmu
menyejukkan setiap mata yang memandangnya
tapi kemudian aku bertanya
saat kecantikan itu memudar ditempuh usia
seberapa pudarkah kelak cintaku padamu?

Aku ingin mencintaimu karena sifatmu yang ceria
menjadi semangat yang menyala di dalam hati ini
tapi kemudian aku bertanya
bila keceriaan itu kelam dirundung duka
seberapa muram cintaku kan ada?

Aku ingin mencintaimu karena ramah hatimu
memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu
tapi kemudian aku bertanya
kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka
seberapa mampu cintaku memendam praduga?

Aku ingin mencintaimu karena cerdasnya dirimu
membuatku yakin pada putusanmu
tapi kemudian aku bertanya
ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua
seberapa bijak cintaku tuk tetap mengharapmu?

Aku ingin mencintaimu karena kemandirian yang kau miliki
menyematkan rasa bangga ku yang mengenalmu
tapi kemudian aku bertanya
jika di tengah itu rasa manjamu tiba menyeruak
seberapa cintaku tetap bersamamu?

Aku ingin mencintaimu karena tegarnya sikapmu
menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu
tapi kemudian aku bertanya
andai ketegaran itu rapuh diterpa badai
seberapa kuat cintaku bertahan?

Aku ingin mencintaimu karena pengertian yang kau berikan
menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang kau tanam
tapi kemudian aku bertanya
kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat
seberapa ku mampu mengerti cinta ini?

Aku ingin mencintaimu karena luasnya danau kesabaranmu
menambah dalamnya rasa cinta semakin ku mengenalmu
tapi kemudian aku bertanya
mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku
seberapa besar cinta mampu memaafkan?

Aku ingin mencintaimu karena karena keteguhan imanmu
bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya
tapi kemudian aku bertanya
kala iman itu jatuh menurun
seberapa berkurang akhirnya cintaku padamu?

Aku ingin mencintaimu karena karena kau yang tlah kupilih
sebagai cinta yang kan kupegang sepanjang hayat
tapi kemudian aku bertanya
saat hati ini tergoncang
seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?

Andai sejuta alasan tak cukup
untuk membuat cinta ini tetap bersama dirimu
maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cintaku..

Aku ingin mencintaimu karena Allah..

karena Dia kan selalu ada tuk menjaga
maka cintaku kan tetap utuh dan setia
hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu
karena cintaku berpulang pada-Nya..

Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh disekujur tubuhmu baik ketika kau melihatnya, mendengarnya, ataupun ketika kau merasakan kehadirannya di dekatnya. Adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya, namun yakinlah, bahwa jarak yang jauh terkadang justru mampu mendekatkan hati kalian. Dan juga sebaliknya, kedekatan tanpa ikatan pernikahan seringkali merenggangkan hati kalian.

Cinta itu tumbuh secara tak terduga. Terkadang kau berpikir bahwa kau LEBIH BAIK mencintai orang tersebut. Namun ketika HATImu menolaknya kau tak akan mampu berbuat apa-apa. Biarlah perlahan-lahan hatimu, bersama dengan masa yang akan menghapusnya dari pikiranmu.

Namun ketika HATImu membenarkan kau justru akan dibuat kebingungan karenanya. Kau justru akan berpikir ulang sebelum kau benar-benar yakin bahwa dialah cintamu yg sebenarnya.

Cinta karena Allah adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan dari orang itu yang kau lihat, namun juga “MEMAHAMI” dan “MENERIMA ” kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Sungguh pun kau baru boleh mengatakan bahwa “aku mencintainya” setelah kau benar-benar mengenalnya dengan sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya.

Cinta karena Allah itu tidak akan pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan. Adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yang berkilauan. Karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkan sebuah kehangatan yang mampu mengusir rasa dingin dari jiwamu. Lebih daripada sekedar keindahan yang ternyata membuatmu beku kedinginan.

Cinta karena Allah itu TIDAK akan tumbuh dari kecantikan seseorang. Namun KECANTIKAN seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya. Adalah bagaimana kau bisa mencintainya karena akhlak dan agamanya, bukan pada rupa, harta, ataupun nasabnya. Karena dengan inilah kau bisa menepis kefakiran, kehinaan, ketidak bahagiaaan, dan kemudian menggantinya dengan kemuliaan yang diridhai oleh Allah SWT.

Cinta karena Allah akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat ingin. Adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain dan bahkan kau pun bisa berdo’a agar mereka bisa berbahagia.

Cinta karena Allah tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan. Ketika kau melihat dia dan mencintainya, hal itu akan membuatmu semakin berbenah diri, kau menjadi mampu melihat kekurangan-kekurangan dirimu untuk kemudian memperbaikinya.

Cinta Karena Allah tidak akan membuatmu berpikir sempit, justru kau akan berpikir lebih jauh ke depan, lebih matang, lebih dewasa, dan ke arah yang lebih serius…!! Kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sudah pacaran, namun kau sudah berpikir ke arah pernikahan. Karena kau sadar bahwa ia jauh lebih kokoh, suci, berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran.

Cinta karena Allah terkadang tak tumbuh dengan sendirinya. Kita seperti layaknya diberi biji untuk ditanam. Lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya. Jika kita baik, maka baik pulalah perasaan itu, dan juga sebaliknya. Terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dengan sendirinya. Ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut namun entah mengapa kau tak berdaya. Karena sebenarnya bukanlah kita yang menumbuhkan perasaan cinta tersebut, namun Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lah yang berkehendak atas segala perasaan itu.

Cinta karena Allah Bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang, namun bagaimana tentang kalian melihat ke arah yang sama, dan berjalan ke arah yang sama. Kalian sadar bahwa kalian tidak akan mampu menghadapi perjalanan tersebut sendirian melainkan membutuhkan seseorang untuk berjalan disisimu, yang saling membantu, saling meringankan, dan saling mengarahkan dalam perjalanan menggapai Ridha-Nya .

Cinta karena Allah tidaklah selalu membutuhkan beragam kesamaan diantara kalian. Namun yang terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai ridha Allah SWT. dalam dirimu kau pun ingin agar kau merasa layak untuk mencintai dan dicintai olehnya.

Segala puji hanya bagiMu Ya Rabb Sang penguasa tidak ada yang luput dari pengetahuanMu, tidak akan habis air lautan atau bahkan lebih dari itu untuk menuliskan kalam Mu, selalu berusaha untuk dapat memahami bahwa tidak ada yang sia-sia atas yang Engkau tentukan dan berprasangka yang terbaik untuk semuanya. Engkau Yang Maha Kuasa atas segalanya dan berkehendak tidak ada yang tidak mungkin.

Pernahkah hatimu merasakan kekuatan mencintai
Kamu tersenyum meski hatimu terluka karena yakin ia milikmu,
Kamu menangis kala bahagia bersama karena yakin ia cintamu
Cinta melukis bahagia, sedih, sakit hati, cemburu, berduka
Dan hatimu tetap diwarnai mencintai, itulah dalamnya cinta

Pernahkah cinta memerahkan hati membutakan mata
Kepekatannya menutup mata hatimu memabukkanmu sesaat di nirwana
Dan kau tak bisa beralih dipeluk merdunya nyanyian bahagia semu
Padahal sesungguhnya hanya kehampaan yang mengisi sisi gelap hatimu
Itulah cinta karena manusia yang dibutakan nafsunya

Cinta adalah pesan agung Allah pada umat manusia
DitulisNya ketika mencipta makhluk-makhlukNYA di atas Arsy
Cinta dengan ketulusan hati mengalahkan amarah
Menuju kepatuhan pengabdian kepada Allah dan Rasulnya
Dan saat pena cinta Allah mewarnai melukis hatimu,
satu jam bersama serasa satu menit saja

Ketika engkau memiliki cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi lentera hati menerangi jalan menuju Illahi
Membawa ketundukan tulus pengabdian kepada Allah dan RasulNya
Namun saat cinta di hatimu dikendalikan dorongan nafsu manusia
Alirannya memekatkan darahmu membutakan mata hati dari kebenaran

Saat kamu merasakan agungnya cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi pembuktian pengabdian cinta tulusmu
Memelukmu dalam ibadah menuju samudra kekal kehidupan tanpa batas
Menjadi media amaliyah dan ketundukan tulus pengabdian kepada Allah
Itulah cinta yang melukis hati mewarnai kebahagiaan hakiki

Agungnya kepatuhan cinta Allah bisa ditemukan dikehidupan alam semesta
Seperti thawafnya gugusan bintang, bulan, bumi dan matahari pada sumbunya
Tak sedetikpun bergeser dari porosnya, keharmonisan berujung pada keabadian
Keharmonisan pada keabadian melalui kekasih yang mencintai
Karena Allah adalah kekasih Zat yang abadi

Cintailah kekasihmu setulusnya maka Allah akan mencintaimu
Karena Allah mengajarkan cinta tulus dan agung
Cinta yang mengalahkan Amarah menebarkan keharmonisan
Seperti ikhlas dan tulusnya cinta Rasul mengabdi pada Illahi
Itulah cinta tertinggi menuju kebahagiaan hakiki.

Semoga Bermanfaat ...

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...



Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bermanfaat Bagi Semuanya .....

Bismillahir-Rahmanir-Rahim: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, lihatlah segala sesuatu di sekeliling kita. Dalam beberapa hal, setiap ciptaan memberikan manfaat kepada kita, bukankah begitu? ambil rumput contohnya. Rumput berguna untuk sapi, kerbau dan kambing. Lihatlah pohon, ia memberi manfaat begitu banyaknya. Beberapa pohon menghasilkan buah-buahan untuk dimakan olehmu, dan pohon yang tidak menghasilkan buah juga memberikan keteduhannya, bukankah begitu? Buah-buahan, semak belukar, dan bunga-bunga semuanya memberikan manfaat untuk mahluk lain. Setangkai bunga dapat memberikanmu aroma yang harum, dan air dari danau dapat memuaskan dahagamu. Matahari memberikan kita cahaya, bulan memberikan kita kesejukan, dan bintang-bintang juga memberikan cahayanya. Semua ciptaan Tuhan memberikan manfaat kepada kehidupan lainnya. Setiap ciptaan membantu dan menyediakan kenyamanan untuk kehidupan lainnya.

Anakku yang mulia, kau harus menyadari ini. Semak-semak, pohon-pohon, bunga-bunga, rerumputan, hujan, dan awan semuanya memberikan kita kenyamanan. Bila mereka bisa menyamankan kita, bukankah sebaiknya kita juga bisa menyamankan orang lain? Kita juga harus memberikan manfaat untuk orang lain. Kita harus bermanfaat bagi setiap mahluk hidup.

Jika seorang manusia duduk di lembah gunung, bayangan dari gunung memberikan kesejukan dan mencegah ia dari panasnya terik matahari. Dengan hal yang sama, jika kau menjadi orang baik, maka kau akan dapat memberikan kenyamanan kepada mahluk lain yang sedang dalam bahaya, dan kau akan dapat memberikan ketenteraman di saat-saat penuh kesulitan. Jika kau seorang yang saleh, berbudi pekerti luhur dan tidak mementingkan diri sendiri, maka kita akan seperti gunung yang melayani tanpa mengharapkan balas jasa ataupun pujian. Jika kita bisa berada dalam keadaan seperti itu dan memberikan ketenteraman kepada mahluk lain, maka kita menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Sebuah pohon menaungi kita dari panasnya terik matahari dan melindungi kita dari angin dan hujan. Sebuah pohon bisa begitu bermanfaat. Ia memberikan buah kepada mahluk lain untuk dimakan, tetapi pohon itu sendiri tidak pernah memakan buah yang dihasilkannya, bukankah begitu? Jadi, seperti itu, bahkan jika kita hidup di dunia ini, kita seharusnya tidak memiliki pikiran bahwa kita menikmati kesenangan dunia. Kita harus seperti pohon yang memberikan buah-buahan tanpa ikut serta menikmatinya.

Dengan hal yang sama, walaupun banyak mahluk hidup yang hidup di dalam air, tetapi air tidak pernah memakan mahluk hidup yang ada di air tersebut. Malahan, ia memberikan kehidupan kepada mahluk lainnya. Contohnya, terdapat banyak rerumputan yang ditemukan di dalam air, tetapi airnya tidak memakan rumputnya. Air memberikan kehidupan kepada mahluk lainnya. Seperti itu, anakku yang mulia, jika kita ingin menjadi manusia sejati, maka kita seharusnya menjadi penolong untuk seluruh makhluk hidup. Kita seharusnya tidak berharap untuk memuaskan kesenangan dan kelaparan kita. Kita seharusnya tidak berharap kepada pujian dan kehormatan. Kita seharusnya tidak melihat kepada hal-hal ini. Kita setidaknya harus melakukan tugas seperti yang dilakukan rumput dan semak-semak.

Tuhan melakukan tugasNya tanpa mementingkan DiriNya ataupun keterikatan kepada DiriNya, dan Dia memberi kehidupan kepada seluruh mahluk hidup. Bukankah begitu? Kita harus berada dalam kedaan yang sama seperti Tuhan. Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, sudah waktunya kita menghilangkan diri kita dan mengerti Pembimbing kita (Tuhan).

Setangkai bunga memberikan aromanya yang harum, bukankah begitu? seperti bunga yang merekah dan memberikan keharumannya, hati kita harus merekah dan kearifan pun datang. Hati hanya akan berbunga ketika kearifan merekah. Dan aroma harum baru akan muncul setelah cinta merekah didalam dirimu. Apakah seharusnya hati kita merekah seperti bunga sehingga kita juga bisa memberikan aroma yang harum? Seluruh mahluk hidup akan membungkukkan jiwanya kepada keharuman itu; semuanya akan tunduk kepada keharuman itu.

Setangkai bunga tidak perlu menonjolkan dirinya dan berkata, “Aku setangkai bunga.” Mahluk hidup akan menyadari keharumannya, dan mereka akan tertarik dan mendekatinya. Jadi, jika bunga saja bisa melakukan seperti itu, maka ketika kita hadir dengan hati yang berbunga dan merekah, dan juga dengan keharuman yang ada di hati kita, mereka yang mencintai Tuhan dan memiliki iman kepada Tuhan akan datang mendekati kita. Anakku, permata yang menyinari mataku, sebagaimana bunga menarik mahluk hidup, hati ini akan menarik mereka yang memiliki iman kepada Tuhan. Kita seharusnya berada di dalam keadaan ini.

Jika kita mencabut bunga dan memindahkannya dari pohon, bunga itu akan layu dan kehilangan keharumannya. Bunga tersebut hanya bisa memberikan keharumannya selama bunga itu masih berada dipohonnya. Hal yang sama, jika kita meninggalkan keadaan kita yang benar, bunga yang berada dilubuk hati kita yang paling dalam akan layu. Kita harus tetap terhubung kepada pohon yang merupakan hati. Jika kita meninggalkan hati, maka bunga yang ada di dalam hati kita akan musnah. Inilah yang terjadi ketika kita mencari pujian, kehormatan dan kedudukan demi kebanggaan diri kita. Maka kita akan seperti bunga yang dicabut dari pohonnya; segala kebaikan yang kita miliki di dalam diri kita akan mengering. Bukankah begitu?

Semua anak-anakku, tolong pikirkan hal ini, Tuhan selalu ada di setiap tempat, dan Dia melakukan TugasNya tanpa kebanggaan, tanpa kehormatan, dan tanpa ego “Aku”. Seperti itulah TugasNya. Dengan cara seperti ini seharusnya kita melakukan kewajiban kita, doa kita, ketaatan kita, dan ibadah kita. Tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Tuhan Yang Maha Besar, Allahu ta’lla.

Anakku yang mulia, kau harus berpikir. Kau harus merenung. Kau harus menyadari. Kau harus mengetahui. Dan kau harus mengerti. Apa yang harus kita mengerti? Bahwa Allah ada dimanapun. Bahwa Allah ada disetiap kehidupan dan mengerti semua kehidupan. Yang Maha Esa yang ada dimanapun, apakah Dia tidak ada di dalam diri kita? Apakah kita harus pergi mencari DiriNya? Apakah kita harus membaca ayat-ayat untuk menghadirkan Dia di dalam diri kita? Apakah kita harus menunjukkan keajaiban untuk melihat Dia? Apakah kita harus terbang ke angkasa untuk melihat Dia? Apakah kita harus menutup mata kita dan menunggu untuk melihat Dia?

Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, lihatlah bagaimana air turun ketika hujan. Ia mengalir ke semua tempat dan memberikan manfaat ke setiap hal yang ia lewati. Ketika hujan turun, kau akan melihat pohon-pohon, rumput-rumput dan segala sesuatunya menjadi segar; semuanya memilki kesejukan di dalamnya. Danau-danau menjadi terisi, dan air yang berlebih pada danau mengalir menuju laut. Betapa indahnya ketika air mengalir menuju laut. Ketika hujan turun ke bumi dan danau, ia bermanfaat untuk seluruh mahluk hidup, bukankah begitu?

Dengan hal yang sama, di dalam setiap nafas, hati kita selayaknya mengagungkan Tuhan. Pada setiap saat, kita harus memperkenankan hujan dari Rahmat Tuhan turun membasahi hati kita. Setiap menit, setiap detik, di dalam setiap nafas, kita harus mengagungkan Dia. Di dalam setiap detik kita harus memiliki niat untuk beribadah kepadaNya. Setiap kata yang kita ucapkan haruslah perkataanNya. Setiap pemikiran haruslah pemikiranNya. Kita harus berada dalam keadaan ini. Di dalam pikiran kita, di dalam nafas kita, di dalam perkataan kita, dan di dalam niat kita, kita sebaiknya berhubungan dengan Tuhan. Kita harus hidup dalam niatNya. Apapun kegiatan yang kita lakukan, Dia harus selalu berada di dalam niat kita.

Hal ini bukanlah suatu perkara yang besar, anakku yang mulia. Kita mengira bahwa ini sesuatu yang sangat berat untuk dipikul. Tetapi lihatlah pada nafas: kegiatan apapun yang kita lakukan, nafas tetap berkerja secara otomatis, bukankah begitu? Ketika kita bekerja, apakah nafas berhenti bekerja? Ketika kita bekerja, apakah mata kita berhenti berfungsi? Mereka tetap bekerja, bukankah begitu? Kerja apapun yang kita lakukan, apakah peredaran darah tetap bersirkulasi? Apakah ia berhenti bersirkulasi karena kita sibuk bekerja? Tidak, mereka tidak berhenti. Apapun yang kita lakukan, nafas kita tetap mengalir tanpa henti. Dada kita mengembang dan mengempis, setiap organ tubuh berdenyut, setiap akar rambut tumbuh, dan setiap lubang pori-pori bekerja setiap saat. Jika mereka bisa melakukan fungsinya, maka apakah kita bisa selalu memiliki niat kepada Tuhan?

Niat dan kepercayaan kita terhadap Tuhan harus selalu bersama kita, sebagaimana mengalirnya nafas kita. Iman kita harus konstan. Pikiran-pikiran tersebut, niat kita terhadap Tuhan, nafas tersebut, perkataan tersebut, penglihatan tersebut, dan gema tersebut sebaiknya bekerja secara terus-menerus sebagaimana organ-organ tubuh yang berfungsi secara otomatis. Itulah yang dinamakan Zikir, mengingat Tuhan. Jika kau selalu berusaha mengingat Tuhan sebagaimana organ tubuh yang berfungsi di dalam tubuhmu, maka itulah yang di namakan ibadah.

Ini bukanlah suatu beban yang berat untuk dipikul. Yang lain semuanya bekerja secara otomatis; jika hal ini juga dapat bekerja secara otomatis, maka inilah yang di namakan Rahmat Tuhan. Rahmat inilah yang harus kita sebarkan ke segala sesuatu. Seperti hujan yang memberikan begitu banyak kenikmatan dan kesejukan, kita selayaknya memuaskan dahaga orang-orang yang kehausan. Kita selayaknya menghilangkan kelaparan orang lain dan mencoba untuk menenangkan keletihan mereka. Inilah Tugas yang harus kita lakukan.

Anakku, kita tidak selayaknya mengatakan, “Ini sulit, hal itu begitu sulit,” atau “Hal ini tidak mungkin”. Apa-apa yang kita bawa di dalam diri kitalah yang begitu berat. Ketika hujan turun dan terjadi banjir, kau bisa melihat pohon-pohon dan kapal-kapal mengapung di atas air. Tetapi ketika kau mencoba mengangkat pohon dari tanah, hal ini sangat berat. Jika kita mencoba mengangkat pohon sendirian, akan terasa sangat berat. Sama halnya, jika kau mencoba memikul sebuah kapal, terasa sangat berat. Tetapi ketika kapal tersebut berada di air, apakah ia berat? Tidak, kapal tidak terasa berat bagi air. Ketika kita meletakkan kapal di air, apakah yang terjadi? Kita bisa memenuhinya dengan beban tujuh kali berat kapalnya dan tetap tidak terasa berat bagi air.

Anakku yang mulia, segala beban-beban dan apa-apa yang berat yang kita kumpulkan selama hidup kita sama seperti ini. Kita mencoba membawa mereka bersama kita. Kita mencoba membawa bumi, kita mencoba membawa udara, kita membawa hasrat kita, kita membawa keterikatan terhadap dunia dan kecintaan terhadap hubungan-hubungan kita. Hal-hal ini begitu berat karena kita mencoba membawanya melawan gravitasi bumi.

Tetapi jika kau menjadikan setiap nafas membawa gema dari La ilaha, ill-Allahu- Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Hanya Allah yang ada; jika kau bisa mengambil setiap beban ini dan menyerahkannya kepada Dia Hu, ill-Allahu, ini seperti menyerahkan semua beban kedalam kapal tersebut. Lalu kau tidak memiliki beban lagi. Kau tidak memiliki beban untuk dibawa lagi. Sebagaimana air yang bisa menahan sebuah kapal, Allah akan membawa semua beban-bebanmu. Beban-beban ini tidak berat bagiNya, sebagaimana air tidak merasakan beratnya kapal dan beban-beban yang ada di dalam kapal tersebut. Jika kau berserah diri kepada Tuhan dalam keadaan seperti itu, tidak ada lagi beban untuk mu; Allahu akan membawa semua beban-beban tersebut. Tetapi jika kau hanya memberikan setengahnya kepada air dan kau berusaha membawa setengah lainnya, bagaimana kau akan memikulnya? Bagaimana kau akan membawanya?

Anakku yang mulia, tolong renungkan hal ini. Air hanya akan dapat menahan kapalnya ketika engkau memberikan seluruh kapalnya kepada air. Maka sebanyak apapun beban yang kau berikan, air masih dapat menahannya. Sama seperti itu, kita harus menyerahkan beban-beban kita seluruhnya kepada Tuhan, dan berkata, “La ilaha, Tidak ada Tuhan selain Allah, ill-Allahu, hanya Engkau yang ada, Oh Tuhan.” Dan Dia Yang Maha Bijak di seluruh Alam Semesta, Sang Rahmatul-‘alamin, akan membawa semua beban-beban kita yang berat. Semakin banyak beban yang kau berikan kepadaNya, semakin banyak yang akan Ia bawa.

Jika kau renungkan hal ini, kau akan menyadari bahwa jika kita hidup dalam keadaan seperti ini, berserah diri kepada Tuhan, maka kita tidak akan memiliki ketakutan ataupun kesulitan di dalam hidup. Dan ibadah kepada Tuhan menjadi begitu mudah. Kesulitannya terletak pada perbuatan kita yang mencoba membawa beban-beban tersebut dari bumi dan mencoba untuk menyerahkan beban-beban tersebut kepada Allah. Selalu terdapat ikatan keturunan, ras, dan agama yang mendorong kita. Kita membawa mereka, dan hal-hal itulah yang memberi kita beban. Tetapi jika kita bisa mengambil beban ini dan berserah diri kepada Tuhan, maka ibadah akan menjadi sangat mudah, untuk mencapai Tuhan menjadi mudah, untuk berbicara kepadaNya menjadi mudah, untuk menerima kearifanNya menjadi mudah, untuk bersatu denganNya menjadi mudah, dan mencapai kerajaanNya menjadi Mudah. Kita harus memikirkan hal ini. Kita harus merenungkan segala sesuatunya.

Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, kau harus berusaha untuk mencapai keadaan ini. Anakku yang tersayang, setiap dari kita harus berusaha untuk mengurangi beban-beban yang kita bawa bersama kita. Kita harus menyingkirkan beban-beban kita; kita harus berusaha. Semua masalah ini adalah akibat tingkah laku kita.

Semua anakku, kita harus memikirkan tentang hidup kita. Kita harus memikirkan tentang kewajiban dan perbuatan-perbuatan Tuhan. Kita harus mengerti hal tersebut dan berusaha untuk hidup dalam keadaan tersebut. Semoga ibadah kita berada dalam keadaan tersebut, dan mari kita berusaha untuk meraih singgasana Tuhan. Hal itu akan menjadi kemenangan bagi hidup kita. Itulah keagungan dari manusia dan kejernihan dari kearifan kita.

Anakku yang mulia, cahaya-cahaya permataku, semoga setiap dari kamu memikirkan hal ini. Berusahalah untuk berjalan dijalan yang lurus, dan berusaha untuk menilai diri kita. Untuk beribadah kepada Tuhan mudah, tetapi untuk mengerti sifat-sifatNya dan untuk berjalan pada jalan inilah yang sulit. Jadi mari kita berjuang untuk mencapai maqam tersebut. Amin. Amin.

As-salamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatu Kullahu. Semoga keselamatan Allah bersamamu dan Rahmat Allah dan Barokah Allah.

M. R. Bawa Muhaiyaddeen
Diterjemahkan oleh: Dimas Tandayu
Sumber ; http://surrender2god.wordpress.com/2007/04/22/bermanfaat-bagi-semuanya/#more-64

40 KEUTAMAAN SHALAT...


Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......

Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Didalam bebagai kitab hadits banyak sekAli hadits yang menegaskan pentingnya shalat serta keutamaan2nya, sehingga sulit dan terlalu banyak jika ditulis keseluruhannya. Namun sebagai berkahnya, dibawah ini saya sebutkan terjemahan dari beberapa hadits Rasulullah saw. :

1. Perintah pertama yang diturunkan Allah swt. kepada umatku adalah shalat, dan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat.

2. Takutlah kepada Allah mengenai shalat! Takutlah kepada Allah mengenai shalat! Takutlah kepada Allah mengenai shalat!

3. Pembatas seseorang dengan syirik adalah shalat.

4 Ciri seorang muslim adalah shalat. Seseorang yang mengerjakan shalatnya dengan hati yang khusyu, menjaga waktu2nya, dn memperhatikan sunnah2nya, maka dia adalah seorang yang beriman.

5. Allah swt. tidak mewajibkan sesuatu yang lebih utama daripada iman dan shalat. Seandainya ada suatu kewajiban yang lebih utama daripada itu, nicaya Allah swt. akan memerintahkan para malaikat-Nya yang sebagian dari mereka senantiasa ruku dan sebagian lagi terus-menerus sujud.

6 Shalat adalah tiang agama.

7. Shalat menghitamkan mulut setan.

8. shalat adalah cahaya bagi orang beriman.

9. shalat adalah jihad yang paling utama.

10 Selagi seseorang menjaga shalatnya, maka Allah swt mencurahkan seluruh perhatian-Nya, tetapi jika ia melalaikan shalatnya, maka perhatian allah akan terlepas.

11. Apabila suatu musibah turun dari langit, maka orang2 yang memakmurkan masjid akan terhindar darinya.

12apbila seseorang masuk ke dalam neraka jahanam disebabkan dosa2nya, maka api neraka tidak akan membakar anggota tubuh yang digunakan untuk bersujud.

13.Allah swt. mengharamkan api neraka bagi anggota tubuh yang digunakan untuk bersujud.

14 Amal yang paling disukai Allah swt. adalah shalat tepat pada waktunya.

15. Keadaan manusia yangpaling disukai Allah swt. adalah ketika dalam keadaan sujud, yaitu kening menyentuh tanah.

16 Sedekat-dekat seseorang kepada Allah adalah ketika dia berada dalam sujud.

17. Shalat adalah anak kunci pintu syurga.

18. Apabila seseorang berdiri untuk melaksanakan shalat, maka pintu2 syurga akan terbuka. Lalu tersingkaplah tabir antara Allah dengan orang yang shalat itu selama dia tidak sibuk dengan batuk dan sebagainya ( yaitu perkara2 yang dibenci dalam shalat).

19. Seseorang yang sedang melaksanakan shalat berarti mengetuk pintu Yang Maha Kuasa, sebagaimana orang yang mengetuk pintu, maka pasti akan dibukakan baginya.

20. Kedudukan shalat dalam agama adalah seperti kepala pada badan.

21. Shalat adallah cahaya hati, barangsiapa yang ingin agar hatinya bersinar, hendaklah dia menyinarinya dengan shalat.

22. Barangsiapa berwudhu dengan sempurna, kemudian melaksanakan dua atau empat rakaat shalat, baik shalat fardhu ataupun sunnat dengan khusyu dan khudhu, lalu memohon ampunan kepada Allah atas dosanya, niscaya Allah akan mengampuninya.

23. Bagian bumi yang diatasnya disebut nama Allah melalui shalat, maka bagian bumi itu akan membanggakannya kepada bagian2 bumi yang lain.

24. Barangsiapa berdoa kepada Allah setelah melaksanakan shalat dua rakaat, niscaya Allah mengabulkannya baik secara langsung ataupun ditangguhkan, demi kemaslahatan dirinya. Yang jelas doanya pasti diterima.

25. Barangsiapa melaksanakan shalat 2 rakaat seorang diri tanpa diketahui oleh siapapun kecuali Allah dan para malaikat-Nya, maka dia mendapat jaminan keselamatan dari api neraka.

26. Barangsiapa melaksanakan satu shalat wajib, maka bginya satu doa yang makbul di sisi Allah.

27 Orang yang menjaga shalat lima waktu, dengan memperhatikan ruku, sujud dan wudhu yang sempuna, maka wajib baginya syurga dn haram baginya neraka.

28. Selama seorng muslim menjaga shalatnya, maka setan akan takut padanya. Tetapi jika melalaikannya, maka setan akan berani kepadanya dan akan menyesatkannya.

29. Amal yang paling utama adalah shalat lima waktu.

30. shalat adalah kurbannya setiap orang yang bertakwa.

31. Amal yang paling disukai Allah adalah shalat di awal waktu.

32. Barangsiapa pergi untuk melaksanakan shlat Subuh, maka ditangannya dia membawa bendera iman. Dan barangsiapa pergi kepasar pada waktu subuh, maka ditangannya adalah bendera setan.

33. Empat rakaat shalat sunnat sebelum shalat Zhuhur sama pahalanya dengan empat rakaat shalat Tahajjud.

34. Empat rakaat shalat sunnat sebelum Zhuhur ,kedudukannya sama dengan 4 rakaat shalat Tahajjud.

35. Apabila seseorang berdiri melaksanakan shalat, maka rahmat Allah tercurah padanya.

36. Seutama-utama shalat (setelah shalat fardhu) adalah shalat pada pertengahan malam, namun sedikit sekali orang yang mengerjakannnya.

37. Jibril as. datang kepada Muhammad saw, dan berkata "Wahai Muhammad, berapapun lamanya engkau hidup, suatu hari nanti pasti akan mati juga. Siapapun yang engkau cintai, pada suatu hari nanti pasti engkau berpisah dengannya. Dan segala amalan yang engkau kerjakan (yang baik ataupun yang buruk), pasti engkau akan mendapatkan balasannya. Tidak diragukan lagi bahwa kemuliaan seorang mukmin adalah paa Tahajjudnya, dan kemuliaannya juga adalah pada sifat qana'ahnya."

38. Dua rakaat shalat pada akhir malam adalah lebih utama daripada dunia dan seisinya. Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan mewajibkannya kepada mereka.

39. Jagalah shalat Tahajjud, karena Tahajjud adalah jalan orang2 shalih dan jalan untuk mendekati Allah, penjaga dari pebuatan dosa, penyebab keampunan dosa, dan meyehatkan badan.

40. Allah swt berfirman, "Wahai anak adam, janganlah malas melaksanakan empat raakat shalat pada permulaan hari, niscaya Aku pasti akan memenuhi seluruh keperluanmu pada hari itu."


Sesungguhnya keutama2an shalat dan kabar gembira bagi orang2 yang menjaganya banyak sekali disebutkan di dalam kitab2 hadits. Namun semoga kiranya 40 hadits yang disebutkan diatas sudah mencukupi..

Sesungguhnya shalat adalah sesuatu kekayaan yang sangat berharga. Hanya orang2 yang diberi Allah kelezatan shalat yang dapat menghargainya. Begitu berharganya shalat, sehingga Rasulullah saw. menjadikannya sebagai penyejuk mata, dan karena kelezatannya maka beliau saw. menghabiskan sebagian besar malamnya dengan melaksanakan shalat. itulah alasannya mengapa Rasulullah saw. secara khusus berwasiat mengenai shalat ketika akhir hata beliau saw. dan berpesan agar benar2 menjaganya. Di dalam banyak hadits, Rasulullah saw, bersabda, "Takutlah kepada Allah mengenai shalat,...Takutlah kepada Allah mengenai shalat,...Takutlah kepada Allah mengenai shalat," Ibnu mas'ud ra. meriwayatkan dari Rasulullah saw., bahwa beliau saw bersabda, "Amalan yang paling kucintai adalah SHALAT"


Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh