Bismiilahi walhamdulilahi wa la haula wala quwata ila billahi.....
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Abdullah bin al-Mubarak hidup di Mekkah. Pada suatu waktu, setelah menyelesaikan ritual ibadah haji, dia tertidur dan bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit.
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“600.000,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah gemetar. “Apa?” aku menangis. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasing yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”
“Ada seorang tukang sepatu di Damaskus yang dipanggil Ali bin Mowaffaq.” Kata malaikat yang pertama. “Dia tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni.”
Ketika aku mendengar hal ini, aku terbangun dan memutuskan untuk pergi menuju Damaskus dan mengunjungi orang ini. Jadi aku pergi ke Damaskus dan menemukan tempat dimana ia tinggal. Aku menyapanya dan ia keluar. “ Siapakah namamu dan pekerjaan apa yang kau lakukan?” tanyaku. “Aku Ali bin Mowaffaq, penjual sepatu. Siapakah namamu?”
Kepadanya aku mengatakan Abdullah bin al-Mubarak. Ia tiba-tiba menangis dan jatuh pingsan. Ketika ia sadar, aku memohon agar ia bercerita kepadaku. Dia mengatakan: “Selama 40 tahun aku telah rindu untuk melakukan perjalanan haji ini. Aku telah menyisihkan 350 dirham dari hasil berdagang sepatu. Tahun ini aku memutuskan untuk pergi ke Mekkah, sejak istriku mengandung. Suatu hari istriku mencium aroma makanan yang sedang dimasak oleh tetangga sebelah, dan memohon kepadaku agar ia bisa mencicipinya sedikit. Aku pergi menuju tetangga sebelah, mengetuk pintunya kemudian menjelaskan situasinya. Tetanggaku mendadak menagis. “Sudah tiga hari ini anakku tidak makan apa-apa,” katanya. “Hari ini aku melihat keledai mati tergeletak dan memotongnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu.” Hatiku serasa terbakar ketika aku mendengar ceritanya. Aku mengambil 350 dirhamku dan memberikan kepadanya. “Belanjakan ini untuk anakmu,” kataku. “Inilah perjalanan hajiku.”
“Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku,” kata Abdullah, “dan Penguasa kerajaan surga adalah benar dalam keputusanNya.”
******
Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi lahir pada tahun 118 H/736 M. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka dan seorang petapa termasyhur. Ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797 M.
Kisah di atas diambil dari buku “Warisan Para Awliya” karya Farid al-Din Attar.
Edisi Inggris “Muslim Saints and Mystics: Episodes from the Tadhkirat al-Auliya (Memorial of the Saints) By Farid al-Din Attar”
Demikianlah cerita yang sangat berkesan bahwa membantu jiran tetangga yang dalam kelaparan amat besar pahalanya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim...
Rasulullah ada ditanya,
“Ya Rasullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang bila kuamalkan akan masuk syurga.”
Jawab Rasulullah, “Jadilah kamu orang yang baik.”
Orang itu bertanya lagi, “Ya Rasulullah, bagaimanakah akan aku ketahui bahwa aku telah berbuat baik?”
Jawab Rasulullah, “Tanyakan pada tetanggamu, maka bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkau jahat, maka engkau sebenarnya jahat.”
ikhlas...
Mewujudkan Ikhlas bukanlah pekerjaan yang mudah sebagimana kita membalikkan terlapak tangan atau sekedar berkata-kata. Kita bisa lihat betapa manusia sulit ikhlas pada saat cinta pergi ditelan bumi..., sulit sekali ikhlas pada saat menatap punggung cinta pergi meninggalkan kita..., sulit sekali ikhlas pada saat sahabat-sahabatn pergi, sulit sekali ikhlas pada saat apa yang selama ini dimiliki harus menjadi milik orang lain, sulit sekali ikhlas saat kita sudah tak memiliki apa-apa lagi..sulit sekali ikhlas saat jiwa harus berada di ujung bukit asa yang nyaris pupus....
Mungkin kita lupa, bukankah pada dasarnya yang ada hanya Allah swt, maka semuanya adalah milik Dia...Karena semua milik Allah swt. maka semua harus dikembalikan kepada-Nya. ikhlas adlah memuarakan semuanya kepada Allah. Seharusnya kita terima semua kehilangan demi kehilangan, kedatangan demi kedatangan, kemudian serahkankembali semuanya kepada Allah..
Semoga Bermanfaat ...
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ..
Minggu, 11 Juli 2010
Makan Malam Dengan Tuhan ....
Bismiilahi walhamdulilahi wa la haula wala quwata ila billahi.....
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Allah…Dialah Yang Maha Dekat. Bahkan Dia lebih dekat kepada hambanya daripada hambanya kepada dirinya sendiri. Terkadang kita masih menganggap bahwa Allah adalah sesuatu yang jauh dilangit, sehingga ketika berdoa, kita pun mengarahkan wajah kita ke langit. Sahabatku…jika kita mencoba untuk mengenalNya lebih dalam, kita akan menyadari bahwa Ia begitu dekat dengan kita. Manifestasi sifat-sifatNya terpancar diseluruh alam semesta.
Seorang guru berkata “This world is a place where the Divine Oneness is being expressed in so many different ways”, dunia ini adalah tempat dimana Tuhan Yang Maha Esa termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Manifestasi dari sifat-sifatNya bisa kita lihat disekitar kita, sifat Ar-RahmanNya, Yang Maha Pengasih termanifestasikan dalam kasih sayang orang tua kepada anaknya, dalam kasih sayang induk ayam menemani anak-anaknya ketika mencari makan, dalam tetesan air hujan, hingga matahari yang memancarkan kehangatan sinarnya kepada bumi. SifatNya Al-Badii’, Yang Maha Indah, terwujud dalam Keindahan bunga-bunga yang merekah, dalam indahnya warna-warni pelangi, dan juga dalam kicauan burung-burung yang terdengar begitu merdu di telinga kita. Dengan sifatNya Al-Hadi, Yang Maha Pemberi Petunjuk, Ia selalu membimbing kita dengan penuh Cinta dan kasih Sayang sehingga kita bisa mengerti tentang arti kehidupan. Ia memberi petunjuk kepada kita agar kita mengetahui mana yang baik bagi diri kita, dan mana yang buruk. Dia yang mengajarkan kita bagaimana caranya untuk mengenal dan mencintai DiriNya agar manusia merasa tenteram dalam hidupnya karena memang untuk itulah kita diciptakan.
Sahabatku…dimana kita bisa menemukan tempat yang tidak ada Dia? Tidak ada satu tempat pun tanpa keberadaanNya. Kemanapun wajah kita menghadap kita melihat manifestasi dari sifat-sifatNya. Kisah dibawah ini mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa Tuhan bukanlah sesuatu yang jauh disana, Ia bukanlah sesuatu di langit sana. Tetapi ia ada di sekeliling kita, Ia selalu menemani kita, Ia selalu hadir bersama kita sebagaimana seorang sufi Dhu ‘l-Nun mengatakan “Ya Tuhan, ketika aku mendengar suara binatang, suara pohon-pohon, suara percikan air, kicauan burung-burung, gemuruh angin dan gelegar halilintar, aku menyadari pada mereka bukti dari keEsaanMu, aku merasakan bahwa Engkaulah Sang Pencipta, Yang Maha Besar, Yang Maha Bijak, Yang Maha Adil”. Tidak sesuatu pun yang luput dari kehadiranNya. Semoga Dia selalu menjaga hati kita agar senantiasa peka terhadap kehadiranNya di dalam setiap nafas kehidupan kita. amin
Salah satu bangsa Israel mendatangi Musa dan mengatakan, “Tolong sampaikan kepada Tuhanmu bahwa kami mengundangnya untuk makan malam.” Musa menjawab bahwa Tuhan tidak makan ataupun datang ke jamuan makan malam. Namun, ketika suatu kali Musa ke Gunung Sinai, Tuhan berkata kepadanya, “Mengapa tidak kau sampaikan undangan jamuan makan malam dari hambaKu?”
Musa berkata, “Tapi Tuhanku, Engkau tidak makan.” Tuhan menjawab, “Rahasiakan apa yang kau ketahui antara dirimu dengan Ku. Katakan pada mereka bahwa Aku akan datang memenuhi undangannya.”
Musa turun dari Gunung Sinai dan mengumumkan bahwa Tuhan akan datang pada jamuan makan malam tersebut. Tentunya setiap orang mempersiapkan hidangan yang luar biasa, termasuk Musa. Pada saat mereka semua sibuk memasak, tiba-tiba muncul seorang kakek tua yang keletihan setelah melakukan perjalanan jauh. “Aku sangat lapar,” dia berkata kepada Musa. “Tolong berikan aku sesuatu untuk dimakan.” Musa menjawab, “Bersabarlah, Tuhan alam semesta akan datang. Ambil ember ini dan timbalah air disumur, kau juga bisa membantu kami menyiapkan hidangannya.”
Setelah ember terisi, kakek tua tersebut memberikannya kepada Musa dan sekali lagi meminta makanan kembali, tetapi tidak ada yang bisa memberikan ia makanan sebelum Tuhan datang. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, namun Tuhan tidak juga muncul. Setiap orang mulai menyalahkan Musa atas ajakannya yang tidak benar. Musa merasa sangat malu.
Keesokan harinya, Ia mendaki Gunung Sinai dan berkata, “Tuhanku, apa yang kau lakukan padaku? Aku berusaha meyakinkan setiap orang bahwa Engkau Wujud, Kau berkata bahwa Kau akan datang pada jamuan tersebut dan Kau tidak pernah muncul. Tidak seorang pun yang akan mempercayaiku lagi!” Tuhan menjawab, “Aku datang, Aku sebenarnya mendekatimu, tetapi ketika Aku memberitahumu bahwa Aku lapar, kau menyuruhkKu menimba air. Aku kembali meminta, tetapi engkau menyuruhKu menyiapkan hidangan. Baik kamu maupun orangmu tidak mampu menyambutKu dengan hormat.”
“Tuhanku, seorang kakek tua datang kepadaku dan meminta makanan kepadaku. Tetapi ia hanyalah seorang mahluk hidup.”
“Aku bersama hambaKu yang kelaparan itu. Menghormatinya berarti menghormatiKu. Melayaninya berarti melayaniKu. Seluruh langit dan bumi terlalu kecil untuk menampungKu, tetapi tidak demikian dengan hati para hambaKu. Aku tidak makan, tidak pula minum, tetapi menghormati hambaKu berarti menghormatiKu. Memperhatikan mereka adalah memperhatikanKu.”
*
Kisah diatas diambil dari buku:
Hati,Diri & Jiwa.Psikologi Sufi untuk Transformasi.Oleh: Robert Frager
Semoga bermanfaat ...
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Allah…Dialah Yang Maha Dekat. Bahkan Dia lebih dekat kepada hambanya daripada hambanya kepada dirinya sendiri. Terkadang kita masih menganggap bahwa Allah adalah sesuatu yang jauh dilangit, sehingga ketika berdoa, kita pun mengarahkan wajah kita ke langit. Sahabatku…jika kita mencoba untuk mengenalNya lebih dalam, kita akan menyadari bahwa Ia begitu dekat dengan kita. Manifestasi sifat-sifatNya terpancar diseluruh alam semesta.
Seorang guru berkata “This world is a place where the Divine Oneness is being expressed in so many different ways”, dunia ini adalah tempat dimana Tuhan Yang Maha Esa termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Manifestasi dari sifat-sifatNya bisa kita lihat disekitar kita, sifat Ar-RahmanNya, Yang Maha Pengasih termanifestasikan dalam kasih sayang orang tua kepada anaknya, dalam kasih sayang induk ayam menemani anak-anaknya ketika mencari makan, dalam tetesan air hujan, hingga matahari yang memancarkan kehangatan sinarnya kepada bumi. SifatNya Al-Badii’, Yang Maha Indah, terwujud dalam Keindahan bunga-bunga yang merekah, dalam indahnya warna-warni pelangi, dan juga dalam kicauan burung-burung yang terdengar begitu merdu di telinga kita. Dengan sifatNya Al-Hadi, Yang Maha Pemberi Petunjuk, Ia selalu membimbing kita dengan penuh Cinta dan kasih Sayang sehingga kita bisa mengerti tentang arti kehidupan. Ia memberi petunjuk kepada kita agar kita mengetahui mana yang baik bagi diri kita, dan mana yang buruk. Dia yang mengajarkan kita bagaimana caranya untuk mengenal dan mencintai DiriNya agar manusia merasa tenteram dalam hidupnya karena memang untuk itulah kita diciptakan.
Sahabatku…dimana kita bisa menemukan tempat yang tidak ada Dia? Tidak ada satu tempat pun tanpa keberadaanNya. Kemanapun wajah kita menghadap kita melihat manifestasi dari sifat-sifatNya. Kisah dibawah ini mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa Tuhan bukanlah sesuatu yang jauh disana, Ia bukanlah sesuatu di langit sana. Tetapi ia ada di sekeliling kita, Ia selalu menemani kita, Ia selalu hadir bersama kita sebagaimana seorang sufi Dhu ‘l-Nun mengatakan “Ya Tuhan, ketika aku mendengar suara binatang, suara pohon-pohon, suara percikan air, kicauan burung-burung, gemuruh angin dan gelegar halilintar, aku menyadari pada mereka bukti dari keEsaanMu, aku merasakan bahwa Engkaulah Sang Pencipta, Yang Maha Besar, Yang Maha Bijak, Yang Maha Adil”. Tidak sesuatu pun yang luput dari kehadiranNya. Semoga Dia selalu menjaga hati kita agar senantiasa peka terhadap kehadiranNya di dalam setiap nafas kehidupan kita. amin
Salah satu bangsa Israel mendatangi Musa dan mengatakan, “Tolong sampaikan kepada Tuhanmu bahwa kami mengundangnya untuk makan malam.” Musa menjawab bahwa Tuhan tidak makan ataupun datang ke jamuan makan malam. Namun, ketika suatu kali Musa ke Gunung Sinai, Tuhan berkata kepadanya, “Mengapa tidak kau sampaikan undangan jamuan makan malam dari hambaKu?”
Musa berkata, “Tapi Tuhanku, Engkau tidak makan.” Tuhan menjawab, “Rahasiakan apa yang kau ketahui antara dirimu dengan Ku. Katakan pada mereka bahwa Aku akan datang memenuhi undangannya.”
Musa turun dari Gunung Sinai dan mengumumkan bahwa Tuhan akan datang pada jamuan makan malam tersebut. Tentunya setiap orang mempersiapkan hidangan yang luar biasa, termasuk Musa. Pada saat mereka semua sibuk memasak, tiba-tiba muncul seorang kakek tua yang keletihan setelah melakukan perjalanan jauh. “Aku sangat lapar,” dia berkata kepada Musa. “Tolong berikan aku sesuatu untuk dimakan.” Musa menjawab, “Bersabarlah, Tuhan alam semesta akan datang. Ambil ember ini dan timbalah air disumur, kau juga bisa membantu kami menyiapkan hidangannya.”
Setelah ember terisi, kakek tua tersebut memberikannya kepada Musa dan sekali lagi meminta makanan kembali, tetapi tidak ada yang bisa memberikan ia makanan sebelum Tuhan datang. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, namun Tuhan tidak juga muncul. Setiap orang mulai menyalahkan Musa atas ajakannya yang tidak benar. Musa merasa sangat malu.
Keesokan harinya, Ia mendaki Gunung Sinai dan berkata, “Tuhanku, apa yang kau lakukan padaku? Aku berusaha meyakinkan setiap orang bahwa Engkau Wujud, Kau berkata bahwa Kau akan datang pada jamuan tersebut dan Kau tidak pernah muncul. Tidak seorang pun yang akan mempercayaiku lagi!” Tuhan menjawab, “Aku datang, Aku sebenarnya mendekatimu, tetapi ketika Aku memberitahumu bahwa Aku lapar, kau menyuruhkKu menimba air. Aku kembali meminta, tetapi engkau menyuruhKu menyiapkan hidangan. Baik kamu maupun orangmu tidak mampu menyambutKu dengan hormat.”
“Tuhanku, seorang kakek tua datang kepadaku dan meminta makanan kepadaku. Tetapi ia hanyalah seorang mahluk hidup.”
“Aku bersama hambaKu yang kelaparan itu. Menghormatinya berarti menghormatiKu. Melayaninya berarti melayaniKu. Seluruh langit dan bumi terlalu kecil untuk menampungKu, tetapi tidak demikian dengan hati para hambaKu. Aku tidak makan, tidak pula minum, tetapi menghormati hambaKu berarti menghormatiKu. Memperhatikan mereka adalah memperhatikanKu.”
*
Kisah diatas diambil dari buku:
Hati,Diri & Jiwa.Psikologi Sufi untuk Transformasi.Oleh: Robert Frager
Semoga bermanfaat ...
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
JALAN CAHAYA MENUJU CINTA SEJATI .....
Bismiilahi walhamdulilahi wa la haula wala quwata ila billahi.....
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
“ANA AL-HAQ”
Saat kukatakan ANA AL-HAQ Lewat Lidahku
Aku Pasti di Pancung
Jika Kukatakan Lewat Hatiku
Aku Masih Dalam Keraguan
Tapi jika Rasaku Berkata : “ANA AL-HAQ”
Aku adalah orang yang bodoh.
Itu adalah puisi cinta tentang paradigma ANA AL-HAQ yang dicetuskan oleh Mansur Al-Hallaj beberapa abad yang lalu, bagaimana kita sebagai muslim yang hidup pada abad modern ini menyikapi tentang ungkapan tersebut. Beliau telah hidup beberapa abad yang lalu tapi pandangannya tentang Tasawuf masih menjadi percakapan para ahli Islam sampai pada saat ini.
Apakah beliau “SESAT” ?
Atau Al-Hallaj adalah “MURTAD”?
Mari bersama kita menjelajahi pola fikir beliau dan saya akan mencoba menarik benang merah terhadap apa yang terjadi pada PENYIKSAAN PAHAM yang dilakukan oleh ahli fiqih pada saat itu pada Tokoh Besar seperti Mansur AL-HALLAJ.
KONSEP ANA AL-HAQ
Jika kita katakan pada orang awam yang baru belajar syari’at Islam tentunya perkataan ini sangat berat dan tentunya tidak bisa diterima oleh akal mereka, karena pengetahuan dan pengenalan mereka terhadap Tuhan masih sangat rendah. Bagaimana mungkin akan mengenal Tuhan jika pengamalan terhadap Syari’at Islam belum dipelajari secara utuh dan Kaffah. Dan inilah yang terjadi pada Mansur Al-Hallaj beberapa abad yang lalu, beliau menyampaikan rahasia Tuhan pada orang yang belum kenal dengan Islam. Dan pada akhirnya beliau dihukum atas perkataan yang sangat kontoversial pada saat itu, tapi jika beliau katakan pada saat ini, dan beliau katakan pada saya, saya akan langsung mencium kaki beliau sebagai tanda penghormatan atas ketinggian ilmu beliau dan cinta beliau kepada Tuhan.
Apa Konsep yang terkandung dari perkataan beliau ?
a. Cinta, Karena cinta yang begitu dalam pada yang dicintainya akhirnya dia memposisikan dirinya
sebagai sesuatu yang dia cinta. Ini adalah hal yang sangat lumrah, manifestasi dari rasa cintanya diaplikasikan pada ibadah sempurna yaitu selalu bersama dengan apa yang dicintainya setiap waktu, dengan cara memposisikan diri sebagai Tuhan maka beliau dapat selalu mengingat Tuhan dan selalu bersama Tuhan disetiap waktu dan gerak, dimanapun ia berada selalu bersama Tuhan, disaat jaga dan tidur, disaat sakit dan sehat.
b. Rindu, Karena cinta yang mendalam terhadap tuhan, mengakibatkan kerinduan yang tak terhingga sehingga keluar dari mulut para pecinta perkataan yang terkadang tidak dimengerti oleh para awam, tentunya perkatan-perkataan yang keluar dari para pecinta tersebut hanya dapat dimengerti oleh para pecinta pula, Syech Abdul Qadir Al-Jili mengatakan “jika, Mansur AL-Hallaj hidup pada zamanku, maka akan kujaga dia”. Nah, ini adalah suatu bukti dari rasa cinta yang mengakibatkan rindu yang begitu dalam, sehingga keluar kata-kata yang begitu indh dari mulut para pecinta tersebut, Al-Yazid Al-Busthami “Subhani”……! Apakah yang disucikan beliau adalah Dirinya secara Zahir atau sesuatu yang sanagat dia rindukan.
Jika kedua konsep sederhana tadi dapat kita mengerti dan kita rasakan dengan hati yang penuh cinta, maka kita akan merasakan seperti yang beliau rasakan. Bukan berarti kita menjadi Tuhan, tapi kita selalu bersama Tuhan disetiap tempat, dan setiap waktu. Cinta kadang membuat orang tampak gila dan diluar batas rasional, tapi jika kita mneyelami lautan cinta Allah maka kegilaan bukan hal yang harus ditakuti, tapi saya akan menjadi orang yang sangat beruntung jika bisa mendapatkan predikat “gila” tersebut.
Bagaimana agar tahapan “kegilaan” tersebut dapat menjadi bagian dari diri kita ?
Tentunya banyak cara dan sistem yang perlu dilakukan untuk sampai pada tahapan tersebut. Konsep hanya merupakan kaidah kasar yang bisa memberikan kita pencerahan, tapi semua tergantung pada diri kita masing-masing. Untuk mendalami kedua konsep sederhana tersebut tentunya yang perlu kitalakukan adalah hal sederhana pula, yaitu belajar untuk mencintai Allah dengan ikhlas dan dengan sepenuh jiwa. Karena hanya dengan mengingat Allah dan mencintaiNya maka kita akan selamat hidup di dunia dan akhirat kelak.
Kecintaan pada sesuatu akan merubah gaya hidup seseorang dan cara pandangnya terhadap hidup ini, saya beri contoh ; ketika kita mencintai seseorang gadis maka yang ada dalam fikiran kita hanya bagaimana dapat bertemu, berbagi dan membahagiakan gadis tersebut. Apapun akan kita lakukan untuknya, dan kita rela berkorban apa saja untuknya, dan kita kan merasa tersiksa jika gadis tersebut dalam kesedihan dan kita berusaha menjadi pejuang untuk menghilangkan kesedihan tersebut dari si gadis tadi.
Lalu, bagaimana jika mencintai Allah, apakah kita akan mengecewakan dan menyia-nyiakan cinta Allah tersebut, atau kita akan menjaga cinta itu sampai sang azal datang pada kita. Tentunya jika kita merasa bahwa kita mencintai Allah, maka kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Kekasih kita, lewat peningkatan ibadah zahir dan bathin. kita akan berjalan di muka bumi ini dengan tersenyum bangga dan kita terlepas dari seluruh ikatan kebendaan, cinta kita murni dan tidak pernah mengharapkan selain dari yang kita cintai. Bercintalah hanya kepada Allah karena hanya dia yang sanggup membalas cinta kita.
Safari cinta akan kita mulai dengan cinta terhadap anugerah Allah yang tiada terhingga. Sesuatu yang sangat indah untuk diucapkan dan kita kenang, yaitu kita semua telah terlahir dari rahim-rahim muslimah. Apa yang akan terjadi dengan diri kita ketika Allah melahirkan kita dari rahim-rahim non muslim, apakah kita dapat menemukan jalan Islam, atau mungkin kita adalah penentang utama Allah dan nabiNya. Ini merupakan warisan yang paling berharga yang telah diberikan orang tua kita kepada kita semua. Seharusnya kita menjaga warisan tersebut dengan mencintai Allah dengan kesungguhan hati dan sepenuh jiwa, anda pasti dapat membayangkan ketika anda dilahirkan dari penyembah berhala, anda pasti akan jauh dari Allah dan hidup dalam kesesatan. Syukur dan istiqamah adalah dua kata yang tepat dalam langkah awal anda mencari cinta sejati anda.
“WARISAN INDAH”
Peliharalah warisan agung yang telah diturunkan oleh orang tuamu yang mulia…
Bukanlah nasab atau harta yang mereka berikan…
Bukan juga ilmu dan rupa yang menawan…
Mereka mewariskan iman dan islam…
Apakah jika orang tuamu yahudi atau nasrani kau masih berada dalam naungan cahaya iman dan islam...?
Atau jika mereka majusi dan penyembah berhala mungkinkah kau menikmati hidup dalam indahnya kebenaran…?
Hargai dan jagalah warisan indah itu seperti istiqamahnya batu karang…
Rawatlah ia dengan kesabaran dari rumput liar yang akan mengurangi keindahan bunga dari Sang Pencipta…
Tempatkan ia dalam sebuah bejana emas agar air mahabbah itu dapat menghidupkan pelita hati yang kau miliki…
Lalu pelita itu kau lapisi dengan berjuta lapisan kaca yang kokoh agar apinya tak pernah padam sampai akhir kehidupan…..
Warisan ini tentunya untuk dipelihara selamanya, kita harus sadar dan tahu benar bahwa akhir dari kehidupan kita hanya dengan sebuah peti mati dan tangisan dari keluarga. Kita terlahir ke dunia diawali dengan tawa bahagia orang tua dan keluarga, tapi ketika kita hilang maka yang ada hanya tangisan dan kesedihan belaka. Warisan itu harus dipelihara dan penuh rasa bangga, dan harus disampaikan kepada seluruh umat manusia. Agama ini adalah Haq, dan seluruh dunia dan seluruh umat manusia memiliki hak yang sama untuk mengetahui bahwa agama ini adalah agama yang haq. Berbicara yakin atau tidaknya seseorang akan agama ini, tapi merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menyampaikannya, yakin dan penuh dengan rasa bangga.
“BANGGA DALAM IMAN DAN ISLAM”
Satu hal yang membuat aku bangga menjadi diriku
Bukan ketika aku berkaca atau bukan ketika aku berkata-kata
Aku begitu bangga menjadi seseorang yang diliputi dengan iman dan islam
Aku begitu bersyukur terlahir kedunia menjadi pengikut nabi termulia
Aku sangat bahagia berada dalam indahnya syariat agama
Dan aku begitu terharu dengan persaudaraan yang terajut indah dalm sebuah cinta terhadap Tuhan
Mungkin bukan hanya aku yang merasa hal ini
Karena bukan hanya aku yang hidup dalam cahaya indah ini
Sejatinya seluruh manusia mempunya nurani yang sama
Tapi mereka masih dibutakan oleh pembenaran terhadap kesalahan yang ia yakini bahwa itu adalah sebuah kebenaran.
Andai seluruh manusia merasakan cahaya indah berada dalam iman dan islam
Tentunya alam semesta akan menjadi syurga yang diliputi dengan kenikmatan
Kebanggan ini ingin aku sampaikan pada seluruh manusia
Bahwa iman dan islam bukanlah suatu beban yang harus dipikul
Melainkan sebuah kenikmatan yang luar biasa bagi seluruh manusia yang percaya akan Allah.
Iman dan Islam adalah cinta yang akan menjaga kita dan memberikan rasa yang tidak ada bandingannya.
Karena hanya dengan iman dan islam kita akan dapat mengenal dan bertemu dengan Tuhan semesta alam.
Kebanggan ini harus dilihat dari perspektif positif, bukan bangga yang negative. Bangga dalam perspektif posotif adalah orang-orang yang menjalankan agamanya dengan benar dan berani menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang tidak pernah ada sedikitpun kesalahan didalamnya. Dan kita bangga bahwa kita akan merasakan apa yang disebut dengan kematian, karena hanya lewat proses tersebut kita akan maju pada level kehidupan yang selanjutnya. Tapi sebagai muslim jangan sampai kebanggan terhadap agama kita ini menjadikan kita menghina dan meremehkan agama-agama lain. Bagaimana mungkin orang lain akan mencintai agama kita, ketika kita tidak mencontohkan jalan-jalan cinta terhadap agama lain. Jangan sampai kita menjadi muslim-muslim yang menghancurkan agama kita sendiri.
“ISLAM”
Argument yang begitu indah keluar dari mulut kecilmu untuk sebuah pembenaran diri dan ego…
Dimana lidah-lidah itu saat agama di injak-injak oleh penganutnya sendiri…
Suara lantang dan keras seperti pecahan kaca di tengah malam ketika kata-kata terbantahkan…
Dimana suara itu saat islam ditinggalkan dan direndahkan oleh munafik islami…
Oh islam…
Kau di injak-injak oleh penganutmu sendiri
Kau ditinggalkan dan direndahkan oleh orang yang mengaku dirinya muslim…
Kapan tiba waktunya islam menjadi islam saat Rasulullah masih ada…
Saat islam dibanggakan dan dijunjung tinggi oleh penganutnya…
Kebanggan terhadap agama itu harus berada dalam koridor yang benar, dan jangan sampai rasa bangga itu menghancurkan agama kita sendiri. Bagaimana mungkin nasrani dan yahudi akan menerima Islam, jika umat Islam penuh dengan rasa benci dan iri. Cinta adalah rasa bangga, dan banggalah dengan agama anda dengan mencintai agama anda.
KEBANGGAAN
Kukalungi laherku dengan Al-Qur’an
Kuhiasi mataku dengan terpejam
Kudengarkan telingaku dengan zikir
Kugelangi tanganku dengan membantu sesama
Kuhabiskan malamku dengan berdiam
Kuhabiskan siangku dengan pencarian
Kujalani hariku dengan kehampaan
Kujelang waktu sampai kematian
Saat waktu berbalik menuntunku
Kearah jalan yang kucari
Pencarian berakhir dengan kebanggaan
Karena telah berjumpa dengan kekosongan
Disisi lain kebanggan itu tidak boleh diaplikasikan dalam kehidupan pribadi anda, anda boleh bangga ketika anda menjadi seorang muslim. Tapi, jangan sampai anda bangga akan derajat keislaman anda karena ilmu dan ibadah anda. Berhati-hatilah dengan rasa bangga, karena kebanggaan anda terhadap sesuatu dapat menjauhkan anda dari Syurga Abadi milik Allah SWT.
“Syurga Abadi”
Hindarkan dirimu dari dosa
Jangan pernah berpecah belah dalam ketaatan
Usah kau ragu terhadap kebenaran Allah
Dan jangn pernah dengki terhadap anugerah makhluk lain
Bertobatlah,,,,
Kembalilah padaNya
Dan jangan pernah jemu untuk memohon ampunanNya.
Kemudian hiasi dirimu dengan ibadah
Dna ikhlaslah terhadap jalan yang ditempuh Nabimu
Sabar dan berpegang teguhlah dalam kepatuhan
Dan saling mencintailah karena Tuhan
Maka Allah akan memberikan Syurga Abadi beserta para nabi
Dan engkau terselamatkan dari Neraka yang menjadi tempat kediaman yang hina.
Tentunya dalam mencapai syurga abadi milik Tuhan, anda akan mendapatkan ujian dan cobaan. Baik cobaan itu datang dari dalam diri anda sendiri dan dari luar. Makin tinggi pohon, akan semakin tinggi angin yang menerpanya. Analogi ini pasti terjadi juga pada seorang muslim, semakin tinggi derajat keimanannya maka akan semakin banyak cobaan dan ujian yang akan datang kepadanya. Tidak akan mungkin anda dikatakan orang beriman sebelum anda mendapat ujian dan cobaan dari Allah SWT.
“Ujian Makhluk”
Kehidupan Adalah Misteri Indah
Lahir Kedunia Tanpa Harta
Bahkan Nama Hanya Pemberian Saja
Kemudian Tumbuh Menjadi Sosok Sempurna
Berjalan Di Muka Bumi Dengan Gagah Perkasa
Terbuai Dan Terhanyut Akan Perhiasan Dunia
Dan Tak Sadar Usia Mulai Senja
Berjalan Mulai Tertatih
Harta Dunia Mulai Tak Bermakna
Akhirnya Jasad Terbaring Kaku
Tak Punya Daya Kekuatan
Ilmu Sudah Tak Berarti
Kematian Adalah Ghaib Yang Nyata
Bukankah Allah Ciptakan Hidup Dan Mati
Untuk Menguji Siapa Yang Terbaik Dari Para Makhluknya
Ada beberapa hal yang jangan sampai anda lupakan sebagai seorang makhluk, tiga hal penting yang harus selalu anda terapkan menuju jalan cahaya, menuju jalan cinta, menuju kepada sang Maha Cinta sehingga anda menjadi seorang insan sejati.
“INSAN SEJATI”
Tiga hal yang jangan pernah kau lupakan
Agar kau bahagia dalam kefanaan
Dan sentosa dalam keabadian
Pertama yang harus kau kerjakan adalah menjauhi laranganNya walau kau sangat menyukainya, karena itu hanya jebakan syaithan yang akan menggiringmu ke lembah hina.
Jika kau sudah terlanjur masuk, maka cepatlah keluar dengan bertaubat,,
Jangan pernah kau ingat dan kau ulang, itu adalah perbuatan sesat yang akan menjauhkanmu dari Maha Rahman.
Kedua adalah kerjakan selalu perintahnya walau itu sangat berat bagimu. Karena saat kau mengerjakan perintahNya, engkau akan melihat keAgunganNya, dan yakinlah engkau selalu dalam perlindunganNya.
Yang ketiga ridhalah atas apa yang terjadi padamu maka Allah pun akan meridhaimu, singkirkan hayal dan angan yang akn membuat dirimu menjadi hamba-hamba yang malas dalam beribadah.
Mengerjakan perintah adalah mutiara, dan menjauhi larangan adalah cangkangnya… jika kau ingin melihat keindahan mutiara bukalah dengan keridhaan. Maka kau akan menjadi insan sejati yang mengerti makna sebagai seorang hamba.
Wahai saudaraku….
Lakukan ketiga hal ini sekuatmu
Walau darahmu sebagai gantinya
Allah akan naungimu dengan mahabbahnya
Dan akan memberikanmu Tauhid Sejati
Yang telah menjadi impian setiap hamba
Jangan sampai kita tertipu dan terperdaya dengan pesona dunia yang akan tampak indah dan memukau hati, tapi yang ada hanyalah kotoran yang hina dan berbau busuk. Jangan sampai kita tertipu dengan majelis iblis yang menyajikan kenikmatan dunia yang akan menghantarkan kita kepada kebusukan hati kebobrokan iman. Jangan sampai harta dan cinta dunia, membuat kita lupa akan harta dan cinta kita yang sesungguhnya.
“Harta Dan Cinta”
Hai insan-insan yang bodoh
Selama ini engkau telah tertipu
Kau mencintai sesuatu yang fana
Dan kau mengabdi pada benda yang sementara
Hartamu itu seperti kotoran, yang tebarkan bau busuk
Jauhilah kotoran itu
Agar tidak menempel di pakaian muliamu
Cintamu itu hanyalah sampah, Dan pasti akan binasa
Karenanya engkau akan merugi mencintai sesuatu yang mati.
Jika engkau mengaku dirimu berakal
Jauhi kotoran dan sampah itu
Muliakan dirimu seperti engkau dimuliakan Allah
Bebaskan dirimu dari harta dan cinta dunia
Setelah kita tahu apa yang dapat membinasakan diri kita, maka selanjutnya kita harus tahu bahwa kita adalah hamba dari Allah. Seorang hamba seharusnya menjalankan perintah majikan dengan benar dan total. Tidak ada kata lain bagi seorang hamba selain mengikuti perintah majikan dan menjauhi larangan-larangan dari sang majikan.
“HAMBA”
Aku selalu dalam keraguan tentang apa dan siapakah diriku
Pertanyaan itu terus hantui dan ganggu hari-hariku
Aku merasa sendiri dan sepi diantara keramaian
Aku merasa kosong dan tiada arti
Pertanyaan itu ganggu tidurku sudah bertahun-tahun lamanya
Seakan dia adalah bagian dari diriku
Selalu mempertanyakan arah dan sejatinya diri
Kemana harus melangkahkan kaki kecil yang lemah ini
Suatu hari aku bertemu dengan seorang hamba Allah lalu Dia berkata padaku : “Apakah yang membuatmu gusar saudaraku…?”
“aku sedang mencari jati diri dan kemana arah langkah yang harus kulalui agar selalu dalam ridha Allah” Jawabku.
Hamba Allah itu berkata sambil tersenyum lebar : “apa mungkin kau akan mendapat arah hidup jika engkau selalu lari saat petunjuk itu datang dan menghampirimu“.
“Apa maksudmu wahai saudaraku…?” Ujarku sambil merasa kebingungan. Hamba Allah yang begitu saleh dan tawadhu itu berkata padaku dengan nada yang sangat lembut : “saudaraku, keraguan yang selama ini menghantuimu dikarenakan kau berpegang pada selain Allah.. kau berharap akan rizkimu pada manusia, kau sibuk mencari jodoh karena malu terhadap manusia dan kau beribadah hanya untuk muliakan dirimu dihadapan manusia. Sekarang ganti dan muliakan dirimu dan bergantunglah hanya kepada Allah dan kembalilah padanya dengan penuh keikhlasan”.
Sesaat aku terdiam dan membisu mendapat sebuah wejangan yang sudah sering aku dengar tapi tidak pernah aku kerjakan.
Lalu si Hamba tersebut berkata lagi dengan nada yang begitu lembut :”Dirimu adalah Hamba maka perlakukanlah dirimu layaknya seorang hamba agar sang Raja sudi memberikan sesuatu yang kau damba-dambakan.” Lalu dia pergi menghilang seperti angin di kala kekeringan…
Hamba hanyalah hamba
Dan akan selamanya akan menjadi seorang Hamba
Maka Muliakanlah dirimu saat engkau dalam kehambaan itu
Agar engkau dapat menjadi raja untuk dirimu
Seorang hamba pasti berakhir dan kembali pada sebuah istana yang terbuat dari papan, gelap gulita dan tidak ada satu orang pun yang mau menemaninya. Hamba hanya sendiri dan tidak dapat meminta bantuan kepada siapapun juga. Kita hanya sendiri tanpa kekuatan dan kesombongan yang ada.
“Istana Papan”
Hiduplah engkau dengan kemewahan
Habiskan waktumu untuk umbar hawa nafsu
Tinggallah engkau di istana emas dan perak
Dan banggakan dirimu di hadapan manusia
Seolah engkau hidup selamanya
Lalu engkau tersentak…
Saat waktunya telah tiba
Saat ruhmu dipaksa keluar dari jasad yang hina
Lalu engkau terbujur tak berdaya
Padahal baru saja kemaren engkau bersenang-senang
Tapi sekarang engkau sudah terkapar
Ditangisi oleh keluargamu
Kemudian engkau dimandikan, di kafankan, dishalatkan dan engkau dikuburkan
Terbayang dosa yang telah engkau perbuat
Tapi sudah terlambat
Kini engkau sudah di alam barzakh
Yang ada kini hanya engkau dan amalmu
Kemewahan telah meninggalkanmu
Keluarga sibuk membagikan hartamu
Sekarang istanamu hanyalah papan
Dan pakaianmu hanyalah sehelai kain kafan
Engkau tangisi diri
Berharap bisa kembali
Untuk perbaiki amal ibadah
Yang kau lalaikan dan kau lupakan
Tapi saudaraku…..
Engkau sudah terlambat…
Sungguh sudah terlambat
Yang akan kau temui hanya siksa
Sampai hari kebangkitan nanti
Saat seluruh diminta pertanggunggjawaban
Rasa sadar kita untuk kembali kepada Cinta Sejati mungkin akan bertambah besar ketika kita sering mengingat mati, oleh karena itu Rasulullah SAW sering dan menyuruh kita untuk banyak-banyak mengingat mati. Orang yang pintar adalah orang yang tahu bahwa dia akan mati dan segera menyiapkan dirinya untuk kematian tersebut, dan tidak terleha-leha dengan waktu yang hanya sementara ini. Segeralah kembali kepada Allah, bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat. Bertaubatlah dengan taubatan nashuha. Agar cinta Allah dan cinta anda menjadi satu dalam kesempurnaan.
“TAUBATAN NASHUHA”
Saat aku dalam keheningan malam
Aku menangisi diri mencari sebuah jawaban
Tentang dosa-dosa yang telah aku lakukan
Apakah tuhan akan memberi maaf padaku…?
Terdiam….
Dan aku terus dalam sebuah kebingungan
Tak henti aku menangis dan menangis
Berharap salah satu tangisanku
Membuat Allah mengabulkan pintaku
Aku masih dalam kegelapan…
Hatiku masih dipenuhi dengan perihal dunia
Fikiranku tak lepas dari harta dan wanita
Jasadku tak pernah puas akan syahwat
Ya Allah jadikan hamba ini Hamba yang Taubatan Nashuha
Jadikan hari-hari hamba selalu dengan ibadah
Hati yang salim
Fikiran yang bersih
Dan jasad yang mulia dari kotoran dunia
Wahai Tuhan…
Ampunilah Hamba
Bertaubatlah kepada Allah setiap waktu, dan kembalilah kepada Allah dan mohonkan hidayahnya menuju jalan cinta yang akan kita lalui. Rasulullah saja yang tertebas dari dosa bertaubat kepada Allah setiap harinya, apalagi kita makhluk yang penuh dengan dosa dan kesalahan, hari-hari kita penuh dengan dosa dan maksiat, jiwa kita kotor dan raga kita penuh dengan darah-darah dari makanan yang kita sendiri tidak tahu berasal dari sesuatu yang halal atau haram.
“Astaghfirullah”
Lempar….
Lempar saja aku ke NerakaMu
Karena dosa dan maksiat yang kulakukan sudah begitu besar
Buang….
Buang saja bangkaiku ke kandang hewan
Aku tak pantas di makamkan secara Islam
Karena aku tak pernah mengerjakan syari’at Islam
Apakah masih pantas aku digolongkan umat Muhammad
Padahal aku selalu menentang bahkan mencemo’oh orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi
Layaknya seperti Tuhan
Aku sering menghina dan meremehkan Hamba Allah
Padahal aku tidak mampu berbuat apapun selain dosa
Astaghfirullah
Habiskan hari-hari anda dengan taubat dan memohon ma’af, karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menjaga kesucian. Taubat anda akan menghantar anda kepada jalan yang suci menuju cinta sejati anda.
Cinta Sejati
Sayap-sayapku yang kupakai terbang telah patah
Bagaimana aku akan sampai kepadamu
Perahuku telah hancur
Dalam perjalanan cinta mencarimu
Seluruh kata telah kuganti dengan namaMu
Seluruh rasa telah kuberikan untuk mencintaiMu
Cinta yang utuh ini akan kupersembahkan
Mengharap cinta sejati dari pemilik cinta
Wahai pemberi rasa,
Anugerahkan rasa dalam kalbu
Penuhkan dengan cinta
Sehingga tidak ada yang lain.
Tentunya untuk mendapatkan cinta sejati dari Tuhan tidaklah semudah yang kita bayangkan, tapi tidak mustahil untuk didapatkan. Sebagai analoginya adalah untuk mendapatkan cinta seorang gadis saja, kita sebagai “pejantan tangguh” harus berkorban terlebih dahulu. Apalagi cinta dari Allah SWT, Zat termulia dan terindah.
Islam adalah agama cinta, pembahasan tentang khazanah cinta ini telah dikemukakan oleh beberapa sufi klasik islam. Dunia sufi klasik telah membuka lebar paradigma tentang cinta yang mungkin pada saat ini sudah dan hampir melupakan teori-teori cinta yang terdapat dalam teks-teks Islam itu. Rabi’ah al-adawiyah berkata dalam sebuah syairnya :
“Ya Allah”. Demikian munajatnya dalam suatu malam. “saat ini gelap telah menyelimuti bumi. Lentera-lentera telah dimatikan, dan para manusia telah berdua-dua dengan kekasihnya. Maka, inilah aku mengharapkanMu”.
Rabi’ah menyerahkan dirinya secara totalitas kepada kekasihnya, tatkala seluruh manusia memberikan cintanya kepada kekasih selain Allah. Ini adalah sebuah gambaran tentang cinta kepada Allah SWT. Cinta tidak hany sekedar kata dan janji belaka, tapi memerlukan sebuah pembuktian. Tapi sebagai manusia dengan iman kita harus meyakini sesuatu bahwa cinta Allah diatas segalanya. Seperti FirmanNya dalam surah AL-Maidah, Ayat 45 :
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”.
Dan Allah juga berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 165 :
Artinya : ”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.
Dari kedua ayat diatas Allah menggambarkan kepada kita Allah akan menurunkan kepada penduduk bumi Ahli-Ahli cinta untuk memberikan kedamaian kepada seluruh umat islam dan akan menggetarkan orang kafir akan cinta Islam. Dan Allah memberikan awarning tentang siksaan bagi Pecinta selain Allah.
Cinta Islam meliputi semua hal dan selalu ada setiap zaman dan mampu menembus waktu dan ruang, karena cinta adalah suatu yang abstrak, dan keabstarakan cinta yang memberikan sentuhan lebih indah terhadap cinta itu sendiri.
Bagaimana umat Islam mampu mengimplementasikan gerakan cinta Allah ini dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi tauladan bagi seluruh umat di dunia bahwa hanya dengan cinta kita akan damai, dan kedamaian akan hadir saat kita bercinta dengan Zat termulia.
Inilah yang menjadi landasan setiap Ahli-Ahli Allah di dunia dalam menyikapi kehidupan dunia yang begitu bobrok dan hancur. Jika tidak dari sekarang kita memulai untuk mencintai Allah maka kita kan menjadi orang yang tak punya hati, dan saat itulah kita akan menghalalkan segala cara dan menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Allah.
Karena cinta Mansyur Al-Hallaj rela mati demi Allah, bukti dari kecintaan itu akan menjadi sebuah sejarah. Karena cinta tak akan lekang dimakan usia, berabad yang lalu cinta Al-Hallaj bersemi tapi harumnya masih tercium sampai sekarang. Itu adalah sebuah realita cinta yang begitu indah. Pecinta akan memberikan apapun untuk yang dicintaiNya, nyawa dan raga bukan sesuatu yang lebih berharga dari CINTA.
BERJUMPA DIRI
Betapa mulia Rasulullah yang menatapMU
Hilanglah dunia dan isinya saat perjumpaan
Tak ada syurga dan neraka dalam fikiran
Nikmat mengalir diseluruh jasad Penuhi dengan nur sejati
Pemilik dari yang memiliki
Kutunggu saat perjumpaan
Hilang segala kenikmatan
Saat puncak segala rasa di kelopak mata
Kalahkan seluruh lezat dunia
Bergetar seluruh tubuh saat kehadiran
Walau tak nyata dalam bayangan
Yang ada hanya kekosongan
Berisi dengan kesempurnaan
Kenikmatannya hilangkan segala Tanya
Lenyapkan keraguan
Yang ada hanyalah penantian
Bila saat perjumpaan sejati
Seperti berjumpa dengan diri
Setelah Proses cinta telah dimulai maka kita sebagai makhluk yang lemah akan terus menggali dan mencari nuansa keindahan Allah dengan jalan “bertemu dengan Allah”. “Dirikanlah shalat seolah-olah engkau melihatKu, tapi jika egkau tak mampu maka Aku selalu melihatMU”. Perkataan ini sarat dengan nilai ketuhanan, dan penuh dengan cinta karena yang mampu bertemu dengan Allah hanya orang yang mencintaiNya dengan hakikat cinta ahli syurga.
Allah adalah LA TA’YUN dan tak ada satupun yang mampu menembus rahasia Allah tersebut. Allah memberikan kepada kita sebuah amanah cinta pada apa yang telah diciptakanNya di dunia ini. Jika cinta kita telah meliputi semesta alam ini maka Allah akan menampakkan dirinya dalam manifestasi kesempurnaan ciptaanNya.
Saat Rasulullah menerima perintah Shalat, beliau diberikan kado terindah dari Sang Pencipta yaitu bertemu dengan yang dicintaiNya. Allah akan memberikan kado tersebut kepada siapa saja yang mengganti seluruh cinta di hatinya hanya untuk Allah.
“KADO TERINDAH”
Ya Allah…
Hari ini aku rasakan begitu besar CintaMu pada hambaMu ini…
Ya Allah…
Begitu banyak keindahan dalam kehidupanku, sampai aku lupa itu datang dariMu
Ya Rabb…
Hari ini Kau berikan Hadiah terindah yang tak akan pernah aku lupakan sampai aku menutup mata ini…
Wahai Tuhan…
Walau hanya terbaring di kesakitan, aku dapat merasakan cinta dan kasih sayang yang Kau anugerahkan pada hamba yang selama ini hidup dalam kesombongan dan dalam kegelapan dosa….
Alhamdulillah… Alhamdulillah
Engkau sadarkan aku dari tidurku yang sudah begitu lama mengurungku dalam buaian kenistaan dunia yang membuat aku bermimpi akan bahagia…
Engkau buka hatiku dengan cahaya yang begitu indah walau aku tak sanggup buka mataku ini…
Wahai yang memiliki nafas ini…
Sakit ini hanyalah media agar aku sadar bahwa engkau tak pernah mengurangi cintamu padaku sedikitpun…
Sakitku ini adalah ampunan dariMu saat aku tenggelam dalam lautan kefasikan yang begitu dalam…
Sakitku ini adalah bukti bahwa kau selalu menyayangiku dan terus mengawasiku…
Ya Allah….
Cintamu yang begitu Agung kujual dengan sesuatu yang tak berharga…
Cintaku kuberikan pada onggokan daging dan belulang yang pasti binasa…
Dan cintaku terhadap dunia ini membuat aku jauh dariMu Ya Allah…
Tapi, lewat sakit ini aku syukuri semua cinta yang ada pada diriku lewat ibadah…
Aku sadar bahwa cinta yang aku semai di dunia tak akan pernah berbuah jika cintaku terpatri untuk dunia…
Dan aku tanamkan dalam hatiku bahwa cinta ini hanya pantas aku berikan kepadaMu karena engkaulah Sang Pemilik Cinta…
Terima kasih Ya Allah atas Kado indah ini…..
Alhamdulillah
Seluruh manusia mempunyai kesadaran akan nilai ketuhanan dan berusaha untuk menghampirinya, rasa ketuhanan adalah perbendaharaan dasar dari seorang insan, karena pada dasarnya manusia merupakan manifestasi kesempurnaan Tuhan. Tapi kebanyakan manusia baru menyadari nilai-nilai tersebut ketika telah mendapat terguran dan peringatan dari sang pemilik ruh mulia ini. Mereka introspeksi diri mereka yang lemah menghadapkan wajah kepada yang Maha Sempurna.
Insan Kamil Mukammil adalah gelaran yang diberikan pada manusia yang telah menghadapkan wajah bathiniyahnya kepada wajah Agung Allah secara kaffah. Manusia akan merasakan getaran ketuhanan melalui beberapa tahap keruhanian yang diindakasikan dengan titik pada huruf. Titik adalah tanda nafsu keduniaan yang mengakibatkan manusia tidak bisa menghadapkan wajahnya secara terus menerus. Titik itu yang mengombang ambingkan diri sejatinya seorang manusia dan mengakibatkan manusia tersebut semakin jauh dari Allah Pemilik Jiwa. Titik tersebut adalah nafsu yang menggerogoti dan menjatuhkan manusia dari alam ketuhanan jatuh terjerembab ke alam rendah insaniyah bahkan banyak manusia yang telah dikuasai titik tersebut dan titik itu menggiring mereka ke alam hewani yang sangat rendah. Sejatinya manusia yang telah mengenal Tuhannya akan menjadi bangkai berjalan, tak mempunyai nafsu rendah dan memilki nafsu syurga.
“BANGKAI BERJALAN”
Bukanlah raja yang akan mencukupi rizkimu saat engkau dalam kekurangan
Bukanlah tabib yang akan sembuhkan jika engkau dalam sakit yang berkepanjangan
Bukanlah kekasih yang akan menghilangkan rindu saat engkau dalam kesendirian
Engkau hanyalah bayi kecil
Engkau adalah orang mati
Engkau tidak lebih dari bangkai berjalan
Bukankah diammu adalah diamNya Allah, dan gerakmu adalah GerakNya jua.
Tak ada sedikitpun diluar kekuasaan ilmu Allah
Semuanya ada dalam genggamanNya
Bukalah mata hati agar dapat mengerti makna seorang bayi
Bukalah mata hati agar kau tahu apa yang bisa dilakukan oleh orang mati
Bukankah hakikatnya engkau tiada
Yang Ada hanyalah Zat Allah SWT
Ya Rabb jasad ini
Berilah Hamba ilmu sejati
Hingga Hamba dapat mengenali hakikat diri
Dan dapat merasakan Zat Kesempurnaan yang Kau miliki.
Manusia hanyalah bayi kecil, orang mati dan tak lebih dari bangkai berjalan. Semua kekuatan dan kekuasaan adalah milik Allah dan kita hanya manifestasi dari kekuatan tersebut. Jika Allah berkenan memberikan kesejatian ilmu, maka kita akan merasakan indahnya hidup bersama Allah disetiap waktu dan di seluruh tempat, kita selalu dan selalu bersama Allah.
Kesejatian diri dan kesejatian ilmu hanya dapat diperoleh ketika kita telah memfana’kan jasadiyah kita kepada diri bathiniyah. Tentunya dalam perjalanan ini kita tidak bisa serta merta meninggalkan jasad ( Syariat ). Karena hakikat tanpa syariat akan menjadi sia-sia belaka. Syariat merupakan pencerminan jiwa suci hakikat diri, tidak akan mungkin didapati kesempurnaan pengenalan tanpa melewati jalan jasadiyah ini.
INSAN SEJATI
Tiga hal yang jangan pernah kau lupakan
Agar kau bahagia dalam kefanaan
Dan sentosa dalam keabadian
Pertama yang harus kau kerjakan adalah menjauhi laranganNya walau kau sangat menyukainya, karena itu hanya jebakan syaithan yang akan menggiringmu ke lembah hina.
Jika kau sudah terlanjur masuk, maka cepatlah keluar dengan bertaubat,,
Jangan pernah kau ingat dan kau ulang, itu adalah perbuatan sesat yang akan menjauhkanmu dari Maha Rahman.
Kedua adalah kerjakan selalu perintahnya walau itu sangat berat bagimu. Karena saat kau mengerjakan perintahNya, engkau akan melihat keAgunganNya, dan yakinlah engkau selalu dalam perlindunganNya.
Yang ketiga ridhalah atas apa yang terjadi padamu maka Allah pun akan meridhaimu, singkirkan hayal dan angan yang akn membuat dirimu menjadi hamba-hamba yang malas dalam beribadah.
Mengerjakan perintah adalah mutiara, dan menjauhi larangan adalah cangkangnya… jika kau ingin melihat keindahan mutiara bukalah dengan keridhaan. Maka kau akan menjadi insan sejati yang mengerti makna sebagai seorang hamba.
Wahai saudaraku….
Lakukan ketiga hal ini sekuatmu
Walau darahmu sebagai gantinya
Allah akan naungimu dengan mahabbahnya
Dan akan memberikanmu Tauhid Sejati
Yang telah menjadi impian setiap hamba
Sebelum kita membicarakan konsep Ana Al-Haq lebih jauh kita seharusnya kembali kepada tuntunan syariat secara benar, baru setelah itu pemahaman kita terhadap Tuhan dapat kita luruskan dan kita dapat menarik garis merah terhadap ungkapan mulia tersebut. Kita harus mengerjakan perintahNya zahir dan bathin serta menjauhi laranganNya serta redha atas keputusan azaliNya. Tidak ada perubahan dari ketetapan Allah, dan Allah telah mengetahui segala sesuatu tentang makhlukNya. Alangkah lebih baik jika kita redha atas apa yang telah diputuskan Allah, daripada kita menolak sesuatu dan menentang sesuatu di luar kekuasaan kita sebagai makhluk.
“KETETAPAN AZALI”
Aku tahu…
Rizkiku tidak akan pernah diambil orang lain
Karenanya aku sabar dalam ikhtiar
Aku tahu…
Allah telah persiapkan jodoh untukku
Karenanya aku ikhlas dalam penantian
Aku tahu…
Maut pasti datang padaku
Karenanya istaqamah aku dalam pengabdian
Rizkiku kusyukuri
Jodohku kubanggakan
Mautku sudah lama kunantikan
Karena semuanya adalah nikmatmu
Yang sudah menjadi ketetapan azali
Bagi setiap makhlukmu
Saat maut telah datang
Sempurnalah rizki dan jodohku
Bertemu Tuhan seru sekalian Alam
Yang telah aku dambakan siang dan malam
Sebelum kita bertanya tentang konsep WAHDATUL WUJUD yang kontoversial bagi beberapa ulama, kita seharusnya berbenah diri dan bermuhasabah tentang diri pribadi kita masing-masing, dimana kita menempatkan Allah dalam kehidupan kita. Apakah kita menempatkanNya di hati kita atau kita hanya tempatkan Dia di KTP saja sebagai bikti bahwa kita beragama. Jangan sampai kita menjadikan Allah sebagai second place dalam kehidupan kita, kita harus segera memperbaiki diri dan menjaga hati agar waktu yang tersisa dapat kita gunakan untuk bercinta dengan Allah.
“WAKTU”
Waktu membawa sebuah pesan kedalam hati yang terhanyut dideras gelombang kehampaan…
Waktu memberi harapan akan sebuah cinta di kejauhan lembah kesendirian…
Waktu telah cukup menjadi guru untuk mencari kesejatian hidup…
Waktu adalah teman sejati yang selalu bersama dalam tangis dan air mata…
Waktu juga sebagai orang tua yang telah membesarkan anak kecil yang lemah penuh dengan angan dan pinta…
Waktu adalah senjata yang bisa menolong tetapi terkadang dia juga bisa membunuh…
Waktu terus bergulir dan tak akan pernah berhenti sampai akhir dari sebuah cerita…
Waktumu hanya tinggal satu tarikan nafas saja…
Waktumu hanya beberapa kedipan mata…
Waktumu tak lebih dari selangkah kaki lemahmu…
Waktumu tak lebih dari satu gerakan…
Gunakan waktumu untuk cinta…
Karena waktu begitu berharga untuk sebuah kebencian…
Gunakan waktumu untuk ibadah…
Karena waktu sangatlah mulia untuk sebuah dosa…
Waktu adalan intan yang harus kau jaga dan pelihara dari sebuah kebusukan yang akan membuatmu menyesal saat waktumu telah berakhir…
Waktu terus berlalu, dimana kita berada sekarang, menjadi apa dan siapa kita nantinya adalah proses panjang yang memerlukan sebuah kesabaran dan riadah tanpa henti. Jangan sampai waktu dipergunakan dengan sia-sia dan tanpa makna, karena setiap diri harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Proses panjang pembentukan gelar sebuah ketaqwaan merupakan sebuah penjara diri, agar taqwa yang telah diraih tidak menjadi kemunafikan dan kefasikan belaka.
Proses ketaqwaan harus dilalui melewati fase syariat, tentunya kaidah ini harus menjadi landasan setiap muslim yang akan menjalani jalan tasawwuf. Tidak akan pernah tasawwuf yang dijalani tanpa pengetahuan tentang syariat yang benar dan total. Komparasi antara syariat dan tasawwuf adalah kesempurnaan dalam proses pencarian Tuhan. Contoh kecilnya adalah wudhu, kita akan mengerti nilai-nilai tasawwuf yang terkandung dalam wudhu itu ketika kita sudah mengamalkannya dengan kaidah-kaidah syariat yang benar dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
“WUDHU”
Kuberdo’a agar terbebas dari hadats jasad
Tetapi jiwaku penuh dengan najis yang begitu kotor
Tanganku kubersihkan dengan Agungkan Nama Tuhan
Tapi tangan ini tak pernah berhenti menzhalimi dan mengambil hak orang lain
Lisanku kubersihkan dengan air cinta
Agar terjaga dari perkataan sia-sia yang tak berguna
Kemudian air makrifat kumasukkan kedalam hidungku
Semoga Allah jadikan tiap tarikan nafasku dipenuhi dengan zikir padaNya
Lalu wajah kotorku kusiram dengan air suci dari telaga al-kautsar
Dengan harapan wajah ini berseri-seri dengan cahaya indah saat berjumpa dengan Sang Kebenaran
Tak lupa lenganku kucelupkan kedalam air puja dan puji
Sambil berharap agar lengan ini ada hanya untuk membantu sesama
Selanjutnya telingaku kubasuh dengan air kebesaran Allah
Aku berharap agar apa yang aku dengar hanyalah keagungan Tuhan dan aku dijauhkan dari pendengaran yang membawa dosa
Kepalaku kubasahi dengan air tauhid
Agar fikiranku terbebas dari belenggu keduniawian
Akhirnya kakiku kumasukkan kedalam air taqwa
Semoga Allah bimbing langkah ke jalan yang penuh ridha…
Subhanallah….Alhamdulillah….Wa La ilah illallah
Allahu Akbar
Ya Allah jadikanlah wudhu sebagai perhiasan di kala aku hidup
Menjadi cahaya saat aku dalam kegelapan barzakh
Dan yang menjadi pembeda saat semua manusia dalam keadaan telanjang
Ketika muslim sudah mengetahui hakikat dari jalan syariat yang dia jalani, maka pintu-pintu hikmah akan terbuka, dan muslim tersebut akan lebih menghargai kehidupannya dan mencintai kehidupan dengan menjalankan syariat itu secara kaffah. Ketika kita telah menjalankan syariat dan mengerti makna hakikat dari wudhu itu sendiri, kita akan lebih mencintai ibadah-ibadah syariat tersebut, kita akan terbebas dari belenggu ritual dan pelepasan kewajiban belaka. Dan kita akan menuju fase berikutnya yaitu melepaskan diri dari penyakit-penyakit dalam jiwa yang menjadi penghalang (hijab) antara kita dan Tuhan.
“NAFSU DIRI”
Kusirami tubuh ini dengan nafsu
Untuk menguji diri ini
Apakah aku masih manusia atau telah berubah menjadi binatang
Atau aku ini adalah Tuhan
Aku terus dalam kebingungan dan kebingungan
Mencoba melawan diri sendiri
Untuk melenyapkan kebinatangan diri
Menjadi Rabb bagi jasad ini
Bila Rabb telah kembali
Jasad hina dan rendah ini tak akan ada arti
Kembali ke pangkuan sejati
Nafsu hanya penghias diri
Ketika nafsu telah menguasai kehidupan kita, tidak ada lagi kebahagiaan dan cinta. Yang ada hanya ego dan kepentingan untuk memuaskan nafsu yang telah menguasai kehidupan kita. Tidak ada lagi hamba, yang ada kita mencoba menjadi Tuhan dan berjalan di atas muka bumi dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Berjalan seolah-olah kita adalah pencipta dan berani menggunakan selendang Tuhan yang tidak layak satu orang makhluk di muka bumi ini untuk menggunakan dan memamerkannya. Kita telah terjebak oleh nafsu yang membinasakan iblis dan menjadikannya terkutuk dan makhluk hina. Jangan sampai makhluk yang tercipta dengan kemuliaan menjadi tidak lebih dari hewan karena nafsu yang telah menggerogoti jiwa raganya.
“Seribu Cahaya Hewani”
Kosong….
Telah rasuki diri
Penjelmaan dari titik-titik hitam yang menghilangkan seribu cahaya
Dari hati para pencinta
Dahaga yang lama tertahan
Dilampiaskan dengan nafsu hewan
Lapar yang tak terhingga
Binasakan rasa hakikat cinta
Kenikmatan sesaat dunia
Telah hancurkan tembok-tembok taqwa
Runtuh menjadi puing dan bongkahan belaka
Tanpa arti dan makna
Kemulian yang disandang
Berkat ruh yang mulia
Telah menjadi hina
Tak lebih dari seekor hewan
Manusia-manusia yang telah dikuasai oleh nafsunya tidak lebih dari seekor hewan yang hina, bagaimana kita akan berjumpa dengan Al-Haq jika diri dan jiwa kita masih dalam sebuah kegelapan nafsu dan hitamnya hati dengan kesombongan dan keangkuhan.
Dan jangan sampai syariat yang kita lakukan menciptakan manusia-manusia yang sombong atas ibadah dan ilmu yang ia miliki dan menjadikan ia buta terhadap sang Maha Cinta. Jika syariat membuat kita menjadi orang yang celaka dan orang yang hina, cepatlah bertaubat dan kembali pada naluri diri yang sempurna, kembali kepada Tuhan dengan menghambakan diri secara kaffah tanpa ada sedikitpun rasa pamrih dan rewards atas apa yang telah kita lakukan. Jangan sampai ibadah-ibadah syariat menjadikan kita orang yang hina dan tidak mendapatkan apapun selain kehinaan dan dosa belaka.
“Kebodohan”
Kapalku Terdampar Ditepian Laut Syariat
Saat Berlayar Mencari Hakikat…
Yang Kudapati Hanya Pasir Dan Buih
Tak Ada Haq Yang Kutemukan
Kocoba Berkhidmat Kepada Guru
Bertahun-Tahun Duduk Mendengarkan Ilmu
Jauh Dari Makrifat Sejati
Yang Tumbuh Hanya Kesombongan Dan Kebanggaan
Pergiku Dari Semua Guru
Mencari Tuhan Lewat Rasa
Hilangkan Diri Yang Masih Ada
Berharap Akan Jumpa Sang Pencipta
Oh… Bodohnya
Aku Berfikir Ilmuku Akan Mengantarku Pada Tuhan
Aku Menganggap Pengetahuan Akan Memberiku Jalan
Ternyata Hanya Kebodohanku
Yang Bisa Membuat Aku Bertemu Dengan Seru Sekalian Alam
Guru dan ilmu hanya sebuah sarana yang dapat kita gunakan untuk mencari Tuhan, ketika kita dalam proses pencarian tersebut, guru dan ilmu sudah tidak ada dan bukan merupakan kewajiban untuk memilikinya. Maha Guru kita adalah Tuhan, Allah akan memberikan hidayah kepada siapa saja yang ia kehendaki, dan akan memberikan ilmu ma’rifat kepada yang ia kehendaki pula. Tidak ada jalan bagi orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah, jalan itu adalah hak prerogative Allah yang tidak akan berubah dan tidak akan pernah berlabuh kepada kapal-kapal yang belum mengenal nahkodanya.
“MAHA GURU”
Matikanlah dirimu dari seluruh makhluk
Maka Allah akan merahmatimu
Matikanlah dirimu dari nafsu
Maka Allah akan merahmatimu
Matikanlah dirimu dari kehendak dan keinginan
Maka Allah akan merahmatimu dengan seribu hikmah.
Setelah kau lewati kematian-kematian itu
Allah akan memberi kehidupan abadi.
Engkau akan menjadi pemecah semua masalah
Dan seluruh makhluk kan memberikanmu hadiah
Kata-kata yang keluar dari mulutmu penuh dengan nesehat dan kebijaksanaan
Engkau akan menjadi titik akhir sebuah kewalian
Shalatmu yang mengakibatkan daun tumbuh
Puasamu mengakibatkan air sungai mengalir
Dan saat engkau berzakat maka maka bunga-bunga akan mekar dan mengeluarkan aroma wangi yang begitu harum
Seluruh manusia berkhidmat padamu seperti mereka berbondong-bondong menuju Baitullah.
Kini engkau adalah Maha Guru yang amat mulia.
Fase ini memerlukan proses dan hidaya dari Allah, ketika Allah memberikan hidayah, maka berpalinglah dari seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Jangan sampai cinta kita terbagi dengan sesuatu yang selain Allah. Anugerah ma’rifat ini harus dijaga dan dipelihara, ketika manusia telah mendapatkan hal ini tidak ada lagi yang penting selain Allah dan hanya cinta kepada Allah dan hanya bersama Allah saja kita akan hidup dan hanya dengan Allah saja kita menghabiskan hari-hari yang kita lalui dan hanya bersama Allah saja kita menghabiskan waktu kita. Hanya Allah dan hanya Allah. Kita akan merasa ramai saat sendiri, dan merasa sendiri disaat ramai. Dan anda akan menjadi raja bagi diri anda sendiri, tidak ada yang dapat memberikan perintah kepada anda, karena anda telah menggunakan dan berpakaian raja, anda adalah raja bagi diri anda dan dunia anda.
”MAHKOTA RAJA”
Hatiku pecah karena agungkan DiriMu
Relung hatiku menjadi kosong karena telah kuganti dengan NamaMu
Tanganku selalu menengadah agar aku diberi rahmat berjumpa
Mataku selalu basah dengan muhasabah karena cinta
Wahai Rabb….
Tenggelamkan aku kedalam lautan makrifatMu
Jadikanlah aku SahabatMu
Dan lepaskan aku dari ikatan kebendaan
Mengharapkan pertolongan dari tuhan-tuhan dunia
Ya Allah…
Jadikan aku seperti malaikat
Yang terbebas dari kehendak diri sendiri
Jadikan aku seperti nabi
Yang terbebas dari nafsu badani
Saat semua Kehendak dan nafsuku telah mati
Aku akan berjumpa dengan Al-Haq
Pakainku indah penuh cahaya
Dan aku bermahkota Raja Semesta
Tentunya sebelum anda menjadi seorang raja, anda akan mendapatkan ujian dan cobaan dalam proses pencapaian diri yang mulia ini. Anda akan mencari dan terus mencari jalan yang akan menunjukkan anda jalan untuk datang menuju pintu istanaNya Tuhan. Anda akan menjadi musafir, mencari Allah dengan bantuan manusia lain yang dapat menunjukkan jalan tersebut, setelah anda menemukan jalan itu anda akan berjalan dengan kesendirian anda tanpa rasa takut dan hanya dengan rasa syukur dan rasa cinta.
“MUSAFIR GILA”
Aku hanyalah orang gila yang menanti mukjizat di balik serangkaian dosa….
Aku bersujud harapkan tuhan anugerahi cinta dikedalaman hati yang penuh dusta…
Ku berdo’a agar diberikan pelita yang terang tuk suluh langkah yang gelap diselimuti dengan syahwat.
Kumeminta tongkat sang raja untuk tuntun arah kaki sang musafir gila menuju kedamaian jiwa yang penuh dengan angan dan cita-cita….
Aku tersesat di hutan kefasikan yang dipenuhi pohon-pohon dosa dan semak-semak nista.
Aku berharap cahaya itu datang agar aku dapat keluar dari kekerdilan jiwa yang membelenggu rasa dan cinta…
Akhirnya aku berhenti di sebuah titik pencarian yang membuat aku menjadi musafir sejati….
Titik itu tunjukkan cahaya kebenaran tentang falsafah kehidupan….
Perjalanan sang musafir diakhiri dengan senyum bangga dan penuh rasa syukur…
Karena mukjizat yang ia cari dan harapkan selama ini tidak lain hanyalah sebuah cinta dari orang yang mencintai karena Allah…
Musafir tertawa karena ia memiki cinta Allah dan Cinta dari orang yang mencintai Allah…..
Bahagianya sang Musafir gila mendapat hal terindah dalam hidupnya…
Cinta Dari Allah dan Cinta dari orang yang mencintai hanya karena Allah…
Ketika anda dalam perjalanan, anda akan bertemu dengan manusia-manusia yang berkepala hewan. Manusia-manusia yang hidup demi nafsu belaka dan hanya hidup untuk dunia dan tidak pernah berfikir tentang hari akhir. Mereka asyik dan terus asyik dengan nafsu dan hidup dengan penuh rasa bangga atas sebuah pencapaian semu yang pasti akan berakhir. Manusia-manusia ini pasti akan kita temui, manusia-manusia tanpa rasa syukur dan terima kasih, terlahir sebagai manusia yang utuh tapi hidup dengan watak dan fikiran hewan (binatang). Fenomena manusia yang bertingkah seperti layaknya seelor hewan tidak hanya ada pada zaman ini, fenomena-fenomena ini akan terus mengisi dunia dan akan terus bertambah hingga akhir dari seluruh masa. Berlindunglah kepada Allah agar kita semua terhindar dari perihal tersebut dan dijauhkan dari manusia-manusia tersebut. Agar proses pencarian cinta kita tidak terhenti dengan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mengerti cinta dan tidak menghargai cinta yang telah salah dalam mengartikan cinta Allah kepada dirinya.
“MANUSIA BERKEPALA HEWAN”
Air cinta basahi sekujur tubuh
Sejukkan jiwa yang gersang
Berikan rasa yang indah dalam sanubari
Mengalir lewat nafsu syurga
Kupeluk dan kurangkul dalam keabadian
Enggan berpisah walau dalam satu tatapan
Selalu ingin dalam kemesraan
Saat tak ada manusia yang berkepala hewan
Ketika jiwa telah bersatu
Tiada lagi aku dan kamu
Yang ada hanya kelezatan syurga
Yang dicari ahli ibadah dalam ritualnya
Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang tersesat, yang tidak tahu arah kita dalam melangkah dan bingung kemana arah melangkah. Semoga Allah memberikan kita seribu mutiara yang akan selalu menuntun jalan kita menghadap Cinta sejati yaitu Allah.
“Samudera Mutiara”
Mereka Tersesat Di Tepi Pantai Kebingungan
Mencari Mutiara Kehidupan
Padahal Mereka Berkalung Indah Mutiara
Mereka seperti Babi Yang Dikalungi Intan
Kemudian Mereka Berteriak :
Tuhanku…!
Dimana Engkau Wahai Tuhan
Mereka Terus Mencari Dan Mencari
Padahal Yang Dicari Sangatlah Dekat
Lebih Dekat Dari Urat Lehernya Sendiri
Mereka Seperti Ikan Yang Mencari Air Di Lautan Luas
Ya Allah Ya Rabbi
Berilah Pengemis Ini Hadiah Agung
Karena Engkau Selalu Mengabulkan Do’a
Kami Tidak Meminta Syurgamu
Yang Kami Inginkan Adalah Dirimu
Agar terhindar dari tipe manusia-manusia berkepala hewan dalam proses pencarian Tuhan, maka asingkan diri dari keramaian dan jauhkan diri dari manusia yang hanya perduli terhadap dirinya saja.
“PENGASINGAN”
Kuhabiskan waktuku dalam pengasingan
Sendiri dari keramaian
Jauh dari hiruk pikuk peradaban
Yang terpoles indah berbalut kemunafikan
Kefaqiran membuat aku sadar akan makna syukur
Zuhud membuat aku hidup bahagia
Sendiriku hanya bertemankan Allah
Dalam pengasingan ini hatiku terbuka
Menerima ilmu hikmah yang indah
Meyakini benar akan kebesaranMu
Agungkan Dirimu di keheninganku
Aku jadikan Allah sebagai Teman dan Sahabatku
Tempat aku bersandar dan mengadu
Karena hanya Dia yang selalu bersamaku
Tak pernah sedetikpun tinggalkanku
Akhirnya pengasingan ini berakhir
Saat teman sejati telah memanggil
Waktu yang kutunggu telah datang
Saat tidak ada lagi kemunafikan
Dalam teologi islam terdapat tokoh-tokoh yang mencetuskan wacana kontroversial yang tersimpan indah dalam khazanah ilmu Islam. Salah satunya adalah Mansyur AL-Hallaj lewat Prinsip WAHDATUL WUJUD yang memberikan nuansa keindahan tentang Islam yang dipandang sebagai sebuah kesesatan pada zamannya, begitu juga yang terjadi dengan A’yan Al-Qudait, Hamzah Fanshori serta Syech Siti Jenar lewat Manunggaling Kaulo Gustinya. Apakah tokoh-tokoh itu yang sesat? Atau peengikutnya atau orang Islam pada saat itu yang tidak dapat mengartikan cinta yang begitu besar dari tokoh-tokoh tersebut kepada Tuhannya, roda-roda cinta yang terputar itu terlalu indah sehingga mereka tidak dapat menghentikannya dengan sekedar rem saja, tapi harus memetahkan lidi-lidinya dan menghancukannya agar roda tersebut tidak berputar lagi.
Keyakinan akan kebenaran Tuhan yang terpatri dalam sebuah bajana emas yang terbungkus rapi di dalam kaca-kaca yang dijaga siang dan malam sehingga menyibak tabir rahasia Tuhan, tapi alangkah ruginya ketika tabir tersebut terbuka umat Islam menutupnya kembali dengan dalih sebuah kesesatan dan kekafiran. Jadikan diri kita raja bagi diri kita sendiri, jangan sampai kita terpengaruh dengan faham-faham yang mengatas namakan Islam tapi didasari dengan kebencian.
“RAJA BODOH”
Wahai raga yang begitu perkasa…
Kau berjalan diatas muka bumi dengan tebarkan aroma kesombongan dan keangkuhan…
Apakah kau lupa, engkau nantinya akan menjadi renta dan tak berdaya…?
Wahai jasad yang begitu mulia…
Kau memandang manusia dengan pandangan yang penuh kebencian…
Apakah kau tidak tahu bahwa manusia-manusia itulah yang akan mengusungmu dalam sebuah keranda saat engkau menjadi jasad buangan…?
Wahai tubuh yang sempurna….
Kau hinakan seluruh makhluk Allah dengan kecantikan yang sejatinya hanyalah sementara…
Apakah kau tidak sadar… bahwa tubuh itu akan menjadi keriput dan tua…?
Wahai badan yang indah….
Kau anggap dirimu adalah raja dan kau tega memperbudak sesama….
Apakah kau yakin bahwa kerajaan yang kau miliki masih akan ada esok pagi, saat matahari hadir tuk sadarkan para raja yang lupa siapa dirinya…?
Bangunlah….. Bangunlah…..!
Saat ini engkau sedang tertidur, dan engkau terbuai dalam mimpi dunia yang mabukkan raja-raja sepertimu…
Sadarilah bahwa kerajaan yang engkau bangun akan hancur saat kematian menjemputmu
Sadarilah engkau akhirnya hanya akan menjadi onggokan daging tak berharga….
Persiapkan dirimu sebelum fitnah kubur datang padamu
Pada saat itu tidak ada gunanya keperkasaan, kecantikan dan kemuliaan…
Gelar raja yang kau sandang akan segera terbuang…
Dalam kegelapan itu kau akan benar-benar menjadi hamba sahaya….
Dan pada saat itu yang dapat menolong dirimu hanyalah amal ibadahmu saat engkau berada di kerajaan dunia….
Jika kau adalah raja bijaksana
Maka bekalilah dirmu dengan bekal sebanyak-banyaknya….
Karena perjalanan yang akan kau tempuh sangatlah jauh….
Jika kau hanya membawa bekal seadanya…
Itu berarti kau adalah raja yang sangat bodoh…
Kemurnian hati dalam menyikapi setiap persoalan kehidupan tergambar dari sikap Syech Abdul Qadir Al-Jili yang mengatakan jika Mansyur Al-Hallaj hidup pada masaku tidak akan pernah kubiarkan satu orangpun mendekati Kekasih Allah tersebut, apakan lagi menyakitinya. Setiap orang memimpin kerajaannnya masing-masing, dan setiap diri akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka perbuat di muka bumi ini, kebaikan dan keburukan yang terjadi atas jasad ini merupakan tanggung jawab sang raja. Karena kebebasannya dalam memimpin terkadang kita akan mendapat kecaman dan hinaan dari raja lain, karena mereka merasa terusik dengan kebebasan raja-raja seperti Mansur Al-Hallaj yang tidak memerlukan bantuan raja manapun dalam perihal cinta pada Tuhannya yang mengakibatkan timbul fitnah yang mengatas namakan syari’at agama yang kemudian memberikan vonis hukuman kepada sang raja yang seharusnya diberikan penghargaan atas pencapain sebuah kebebasan dan kemuliaan diri saat selalu bersama Tuhan dan telah menghilangkan makna Syurga dan Neraka dalam sebuah ibadah, karena hakiat ibadah adalah saat bertemu dan bertatap wajah.
WAJAH AGUNG
Dalam gelap malam aku terjaga
Diterang cahaya aku memejamkan mata
Harapkan sinar dari sang Pencipta
Yang hembuskan cinta kedalam hati yang telah mati
Ketika cinta datang isi kekosongan jiwa
Bertebaranlah warna putih yang selimuti kegelisahan
Sinarnya mampu hancurkan kebendaan
Hilangkan keangkuhan dan kesombongan
Wahai Rabb….
Aku telah membodohkan diri
Mendamba cinta dari kehambaan
Inginkan hidup dari kematian
Citakan syurga untuk kediaman
Tapi dambaku menjadi bangkai
Inginku ciptakan siksa
Citaku wujudkan neraka
Wahai Ilah…
Neraka dan siksa akan menjadi Syurga
Jika Kau Lihatkan Wajah
Pada Hamba yang hina
Saat-saat pertemuan merupakan ekstase terbesar dari seorang Pecinta, ketika rindu telah berkecamuk dan hati telah bergemuruh dengan rasa cinta tak berbatas. Keangkuhan serta kesombongan yang menjadi pakain kita selama ini akan kita buang-bung jauh, karena kita tidak layak untuk memakai pakaian tersebut di dunia ini.
Saya tidak pernah mencoba menggiring pembaca sekalian kelembah kebingungan, tetapi saya mencoba membawa saudara sekalin kepada hakikat sebuah cinta dengan menggali sebuah kajian Islam yang mulai di kembangkan lagi dewasa ini. Insya Allah saya akan membawakan dan memaparkan tentang WAHDATUL WUJUD dan MANUNGGALING KAULO GUSTI lewat perspektif cinta bukan dengan dalil yang terkadang berbenturan dengn kaidah dan penafsiran yang berbeda bagi setiap orang. Tapi hakikat cinta adalah sama dan universal. Tidak ada bedanya antara cinta anda dan cinta saya, karena pada hakikatnya anda dan saya adalah dua nama satu makna.
Dalam sebuah pencapaian sebuah kebenaran tentunya kita memerlukan sebuah ketenangan dan menghindari berbagai maksiat yang bathin terlebih dahulu dan secara konstan mengerjakan perintah-perintah Syari’at. Setelah itu baru kita melangkah lebih jauh dengan meninggalkan maksiat bathin dan mengerjakan ibadah bathin. Karena pencapaian sebuah kebenaran tentunya memerlukan banyak waktu dan pengorbanan, tidak akan mungkin dengan serta merta kita langsung bias merasakan nikmatnya makrifat jika tidak pernah mengerjakan dan merasakan indahnya hidup dalam Syari’at. Dan yang tidak kalah penting kita harus mencoba menjauhkan diri kita dari keramaian dunia yang cenderung mengarahkan kita kepada maksiat dan mencoba uzlah seperti yang dilakukan baginda Rasulullah SAW sebelum menjadi nabi dan Rasul.
“UZLAH”
Sudah berpuluh tahun aku hidup di mayapada yang penuh dengan polesan kepalsuan syurgawi
Hariku kulewati dengan kesia-siaan ditengah berjuta kesenangan yang sejatinya akan membawa siksa
Kutenggelam dalam mimpi dan angan berbalut indah sembunyikan syahwat hina
Kuterbakar dalam dosa yang telah membumi hanguskan kemuliaan hati dan kefitrahan diri…
Ku beruzlah,,,
Menjauhkan diri dari keramaian dunia yang akan giring aku pada kefaqiran jiwa…
Kumencari kemuliaan di padang hina yang penuh dengan kotoran berbau kefasikan…
Kuberharap bertemu Kebenaran di lembah sunyi yang di penuhi dusta dan kemunafikan…
Ku bersatu dengan kekosongan setelah sekian lama dalam penantian…
Wahai pengatur Nafas ini….
Istiqamahkan hamba dalam pengabdian
Sampai saat pertemuan tiba
Sehingga hamba selalu bersama dengan Kebenaran
Sampai saat ruh mulia kembali kepada yang meniupkan
Dengan beruzlah, kita akan tahu siapa diri kita dan kemana tujuan kita. Carilah apa yang seharusnya anda cari, dan kalau perlu carilah itu sambil berlari dan merangkak untuk mendapatkannya. Semoga Allah memberikan kita semua jalan cahaya menuju cinta sejati yang menjadi tujuan utama dari para pecinta. Dan kita semua akan bahagia dan tertawa saat kita tertidur untuk selamanya.
“TIDUR PANJANG”
Kegundahan sempat mengusik saat aku sendiri
Tak ada orang yang mau hampiri
Berjalan dengan kaki terkulai
Tak ada tujuan dalam melangkah
Kegelisahan dan kegelisahan
Bersemayam dalam jiwa yang lapar akan kasih dan sayang
Berharap akan datang seseorang
Yang akan memberikan sinar keindahan
Tapi aku sudah lama menunggu
Berharap sudah jadi sahabatku
Menghayal sudah jadi teman pengantar tidurku
Citaku hanya untuk gapai ketenangan sejati
Oh… malam kau sudah sering saksikan aku menangisi diri
Sampaikan pada pemilik ruh bahwa aku mencarinya
Sampai kapan aku terus mencari ketenangan ini
Kapankah aku akan mengenal sejatinya Tuhanku
Kapankah aku dapat bersamanya disetiap waktu
Sehingga aku dapat tersenyum saat tidur panjangku
Semoga Bermanfaat ...
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala......
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
“ANA AL-HAQ”
Saat kukatakan ANA AL-HAQ Lewat Lidahku
Aku Pasti di Pancung
Jika Kukatakan Lewat Hatiku
Aku Masih Dalam Keraguan
Tapi jika Rasaku Berkata : “ANA AL-HAQ”
Aku adalah orang yang bodoh.
Itu adalah puisi cinta tentang paradigma ANA AL-HAQ yang dicetuskan oleh Mansur Al-Hallaj beberapa abad yang lalu, bagaimana kita sebagai muslim yang hidup pada abad modern ini menyikapi tentang ungkapan tersebut. Beliau telah hidup beberapa abad yang lalu tapi pandangannya tentang Tasawuf masih menjadi percakapan para ahli Islam sampai pada saat ini.
Apakah beliau “SESAT” ?
Atau Al-Hallaj adalah “MURTAD”?
Mari bersama kita menjelajahi pola fikir beliau dan saya akan mencoba menarik benang merah terhadap apa yang terjadi pada PENYIKSAAN PAHAM yang dilakukan oleh ahli fiqih pada saat itu pada Tokoh Besar seperti Mansur AL-HALLAJ.
KONSEP ANA AL-HAQ
Jika kita katakan pada orang awam yang baru belajar syari’at Islam tentunya perkataan ini sangat berat dan tentunya tidak bisa diterima oleh akal mereka, karena pengetahuan dan pengenalan mereka terhadap Tuhan masih sangat rendah. Bagaimana mungkin akan mengenal Tuhan jika pengamalan terhadap Syari’at Islam belum dipelajari secara utuh dan Kaffah. Dan inilah yang terjadi pada Mansur Al-Hallaj beberapa abad yang lalu, beliau menyampaikan rahasia Tuhan pada orang yang belum kenal dengan Islam. Dan pada akhirnya beliau dihukum atas perkataan yang sangat kontoversial pada saat itu, tapi jika beliau katakan pada saat ini, dan beliau katakan pada saya, saya akan langsung mencium kaki beliau sebagai tanda penghormatan atas ketinggian ilmu beliau dan cinta beliau kepada Tuhan.
Apa Konsep yang terkandung dari perkataan beliau ?
a. Cinta, Karena cinta yang begitu dalam pada yang dicintainya akhirnya dia memposisikan dirinya
sebagai sesuatu yang dia cinta. Ini adalah hal yang sangat lumrah, manifestasi dari rasa cintanya diaplikasikan pada ibadah sempurna yaitu selalu bersama dengan apa yang dicintainya setiap waktu, dengan cara memposisikan diri sebagai Tuhan maka beliau dapat selalu mengingat Tuhan dan selalu bersama Tuhan disetiap waktu dan gerak, dimanapun ia berada selalu bersama Tuhan, disaat jaga dan tidur, disaat sakit dan sehat.
b. Rindu, Karena cinta yang mendalam terhadap tuhan, mengakibatkan kerinduan yang tak terhingga sehingga keluar dari mulut para pecinta perkataan yang terkadang tidak dimengerti oleh para awam, tentunya perkatan-perkataan yang keluar dari para pecinta tersebut hanya dapat dimengerti oleh para pecinta pula, Syech Abdul Qadir Al-Jili mengatakan “jika, Mansur AL-Hallaj hidup pada zamanku, maka akan kujaga dia”. Nah, ini adalah suatu bukti dari rasa cinta yang mengakibatkan rindu yang begitu dalam, sehingga keluar kata-kata yang begitu indh dari mulut para pecinta tersebut, Al-Yazid Al-Busthami “Subhani”……! Apakah yang disucikan beliau adalah Dirinya secara Zahir atau sesuatu yang sanagat dia rindukan.
Jika kedua konsep sederhana tadi dapat kita mengerti dan kita rasakan dengan hati yang penuh cinta, maka kita akan merasakan seperti yang beliau rasakan. Bukan berarti kita menjadi Tuhan, tapi kita selalu bersama Tuhan disetiap tempat, dan setiap waktu. Cinta kadang membuat orang tampak gila dan diluar batas rasional, tapi jika kita mneyelami lautan cinta Allah maka kegilaan bukan hal yang harus ditakuti, tapi saya akan menjadi orang yang sangat beruntung jika bisa mendapatkan predikat “gila” tersebut.
Bagaimana agar tahapan “kegilaan” tersebut dapat menjadi bagian dari diri kita ?
Tentunya banyak cara dan sistem yang perlu dilakukan untuk sampai pada tahapan tersebut. Konsep hanya merupakan kaidah kasar yang bisa memberikan kita pencerahan, tapi semua tergantung pada diri kita masing-masing. Untuk mendalami kedua konsep sederhana tersebut tentunya yang perlu kitalakukan adalah hal sederhana pula, yaitu belajar untuk mencintai Allah dengan ikhlas dan dengan sepenuh jiwa. Karena hanya dengan mengingat Allah dan mencintaiNya maka kita akan selamat hidup di dunia dan akhirat kelak.
Kecintaan pada sesuatu akan merubah gaya hidup seseorang dan cara pandangnya terhadap hidup ini, saya beri contoh ; ketika kita mencintai seseorang gadis maka yang ada dalam fikiran kita hanya bagaimana dapat bertemu, berbagi dan membahagiakan gadis tersebut. Apapun akan kita lakukan untuknya, dan kita rela berkorban apa saja untuknya, dan kita kan merasa tersiksa jika gadis tersebut dalam kesedihan dan kita berusaha menjadi pejuang untuk menghilangkan kesedihan tersebut dari si gadis tadi.
Lalu, bagaimana jika mencintai Allah, apakah kita akan mengecewakan dan menyia-nyiakan cinta Allah tersebut, atau kita akan menjaga cinta itu sampai sang azal datang pada kita. Tentunya jika kita merasa bahwa kita mencintai Allah, maka kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Kekasih kita, lewat peningkatan ibadah zahir dan bathin. kita akan berjalan di muka bumi ini dengan tersenyum bangga dan kita terlepas dari seluruh ikatan kebendaan, cinta kita murni dan tidak pernah mengharapkan selain dari yang kita cintai. Bercintalah hanya kepada Allah karena hanya dia yang sanggup membalas cinta kita.
Safari cinta akan kita mulai dengan cinta terhadap anugerah Allah yang tiada terhingga. Sesuatu yang sangat indah untuk diucapkan dan kita kenang, yaitu kita semua telah terlahir dari rahim-rahim muslimah. Apa yang akan terjadi dengan diri kita ketika Allah melahirkan kita dari rahim-rahim non muslim, apakah kita dapat menemukan jalan Islam, atau mungkin kita adalah penentang utama Allah dan nabiNya. Ini merupakan warisan yang paling berharga yang telah diberikan orang tua kita kepada kita semua. Seharusnya kita menjaga warisan tersebut dengan mencintai Allah dengan kesungguhan hati dan sepenuh jiwa, anda pasti dapat membayangkan ketika anda dilahirkan dari penyembah berhala, anda pasti akan jauh dari Allah dan hidup dalam kesesatan. Syukur dan istiqamah adalah dua kata yang tepat dalam langkah awal anda mencari cinta sejati anda.
“WARISAN INDAH”
Peliharalah warisan agung yang telah diturunkan oleh orang tuamu yang mulia…
Bukanlah nasab atau harta yang mereka berikan…
Bukan juga ilmu dan rupa yang menawan…
Mereka mewariskan iman dan islam…
Apakah jika orang tuamu yahudi atau nasrani kau masih berada dalam naungan cahaya iman dan islam...?
Atau jika mereka majusi dan penyembah berhala mungkinkah kau menikmati hidup dalam indahnya kebenaran…?
Hargai dan jagalah warisan indah itu seperti istiqamahnya batu karang…
Rawatlah ia dengan kesabaran dari rumput liar yang akan mengurangi keindahan bunga dari Sang Pencipta…
Tempatkan ia dalam sebuah bejana emas agar air mahabbah itu dapat menghidupkan pelita hati yang kau miliki…
Lalu pelita itu kau lapisi dengan berjuta lapisan kaca yang kokoh agar apinya tak pernah padam sampai akhir kehidupan…..
Warisan ini tentunya untuk dipelihara selamanya, kita harus sadar dan tahu benar bahwa akhir dari kehidupan kita hanya dengan sebuah peti mati dan tangisan dari keluarga. Kita terlahir ke dunia diawali dengan tawa bahagia orang tua dan keluarga, tapi ketika kita hilang maka yang ada hanya tangisan dan kesedihan belaka. Warisan itu harus dipelihara dan penuh rasa bangga, dan harus disampaikan kepada seluruh umat manusia. Agama ini adalah Haq, dan seluruh dunia dan seluruh umat manusia memiliki hak yang sama untuk mengetahui bahwa agama ini adalah agama yang haq. Berbicara yakin atau tidaknya seseorang akan agama ini, tapi merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menyampaikannya, yakin dan penuh dengan rasa bangga.
“BANGGA DALAM IMAN DAN ISLAM”
Satu hal yang membuat aku bangga menjadi diriku
Bukan ketika aku berkaca atau bukan ketika aku berkata-kata
Aku begitu bangga menjadi seseorang yang diliputi dengan iman dan islam
Aku begitu bersyukur terlahir kedunia menjadi pengikut nabi termulia
Aku sangat bahagia berada dalam indahnya syariat agama
Dan aku begitu terharu dengan persaudaraan yang terajut indah dalm sebuah cinta terhadap Tuhan
Mungkin bukan hanya aku yang merasa hal ini
Karena bukan hanya aku yang hidup dalam cahaya indah ini
Sejatinya seluruh manusia mempunya nurani yang sama
Tapi mereka masih dibutakan oleh pembenaran terhadap kesalahan yang ia yakini bahwa itu adalah sebuah kebenaran.
Andai seluruh manusia merasakan cahaya indah berada dalam iman dan islam
Tentunya alam semesta akan menjadi syurga yang diliputi dengan kenikmatan
Kebanggan ini ingin aku sampaikan pada seluruh manusia
Bahwa iman dan islam bukanlah suatu beban yang harus dipikul
Melainkan sebuah kenikmatan yang luar biasa bagi seluruh manusia yang percaya akan Allah.
Iman dan Islam adalah cinta yang akan menjaga kita dan memberikan rasa yang tidak ada bandingannya.
Karena hanya dengan iman dan islam kita akan dapat mengenal dan bertemu dengan Tuhan semesta alam.
Kebanggan ini harus dilihat dari perspektif positif, bukan bangga yang negative. Bangga dalam perspektif posotif adalah orang-orang yang menjalankan agamanya dengan benar dan berani menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang tidak pernah ada sedikitpun kesalahan didalamnya. Dan kita bangga bahwa kita akan merasakan apa yang disebut dengan kematian, karena hanya lewat proses tersebut kita akan maju pada level kehidupan yang selanjutnya. Tapi sebagai muslim jangan sampai kebanggan terhadap agama kita ini menjadikan kita menghina dan meremehkan agama-agama lain. Bagaimana mungkin orang lain akan mencintai agama kita, ketika kita tidak mencontohkan jalan-jalan cinta terhadap agama lain. Jangan sampai kita menjadi muslim-muslim yang menghancurkan agama kita sendiri.
“ISLAM”
Argument yang begitu indah keluar dari mulut kecilmu untuk sebuah pembenaran diri dan ego…
Dimana lidah-lidah itu saat agama di injak-injak oleh penganutnya sendiri…
Suara lantang dan keras seperti pecahan kaca di tengah malam ketika kata-kata terbantahkan…
Dimana suara itu saat islam ditinggalkan dan direndahkan oleh munafik islami…
Oh islam…
Kau di injak-injak oleh penganutmu sendiri
Kau ditinggalkan dan direndahkan oleh orang yang mengaku dirinya muslim…
Kapan tiba waktunya islam menjadi islam saat Rasulullah masih ada…
Saat islam dibanggakan dan dijunjung tinggi oleh penganutnya…
Kebanggan terhadap agama itu harus berada dalam koridor yang benar, dan jangan sampai rasa bangga itu menghancurkan agama kita sendiri. Bagaimana mungkin nasrani dan yahudi akan menerima Islam, jika umat Islam penuh dengan rasa benci dan iri. Cinta adalah rasa bangga, dan banggalah dengan agama anda dengan mencintai agama anda.
KEBANGGAAN
Kukalungi laherku dengan Al-Qur’an
Kuhiasi mataku dengan terpejam
Kudengarkan telingaku dengan zikir
Kugelangi tanganku dengan membantu sesama
Kuhabiskan malamku dengan berdiam
Kuhabiskan siangku dengan pencarian
Kujalani hariku dengan kehampaan
Kujelang waktu sampai kematian
Saat waktu berbalik menuntunku
Kearah jalan yang kucari
Pencarian berakhir dengan kebanggaan
Karena telah berjumpa dengan kekosongan
Disisi lain kebanggan itu tidak boleh diaplikasikan dalam kehidupan pribadi anda, anda boleh bangga ketika anda menjadi seorang muslim. Tapi, jangan sampai anda bangga akan derajat keislaman anda karena ilmu dan ibadah anda. Berhati-hatilah dengan rasa bangga, karena kebanggaan anda terhadap sesuatu dapat menjauhkan anda dari Syurga Abadi milik Allah SWT.
“Syurga Abadi”
Hindarkan dirimu dari dosa
Jangan pernah berpecah belah dalam ketaatan
Usah kau ragu terhadap kebenaran Allah
Dan jangn pernah dengki terhadap anugerah makhluk lain
Bertobatlah,,,,
Kembalilah padaNya
Dan jangan pernah jemu untuk memohon ampunanNya.
Kemudian hiasi dirimu dengan ibadah
Dna ikhlaslah terhadap jalan yang ditempuh Nabimu
Sabar dan berpegang teguhlah dalam kepatuhan
Dan saling mencintailah karena Tuhan
Maka Allah akan memberikan Syurga Abadi beserta para nabi
Dan engkau terselamatkan dari Neraka yang menjadi tempat kediaman yang hina.
Tentunya dalam mencapai syurga abadi milik Tuhan, anda akan mendapatkan ujian dan cobaan. Baik cobaan itu datang dari dalam diri anda sendiri dan dari luar. Makin tinggi pohon, akan semakin tinggi angin yang menerpanya. Analogi ini pasti terjadi juga pada seorang muslim, semakin tinggi derajat keimanannya maka akan semakin banyak cobaan dan ujian yang akan datang kepadanya. Tidak akan mungkin anda dikatakan orang beriman sebelum anda mendapat ujian dan cobaan dari Allah SWT.
“Ujian Makhluk”
Kehidupan Adalah Misteri Indah
Lahir Kedunia Tanpa Harta
Bahkan Nama Hanya Pemberian Saja
Kemudian Tumbuh Menjadi Sosok Sempurna
Berjalan Di Muka Bumi Dengan Gagah Perkasa
Terbuai Dan Terhanyut Akan Perhiasan Dunia
Dan Tak Sadar Usia Mulai Senja
Berjalan Mulai Tertatih
Harta Dunia Mulai Tak Bermakna
Akhirnya Jasad Terbaring Kaku
Tak Punya Daya Kekuatan
Ilmu Sudah Tak Berarti
Kematian Adalah Ghaib Yang Nyata
Bukankah Allah Ciptakan Hidup Dan Mati
Untuk Menguji Siapa Yang Terbaik Dari Para Makhluknya
Ada beberapa hal yang jangan sampai anda lupakan sebagai seorang makhluk, tiga hal penting yang harus selalu anda terapkan menuju jalan cahaya, menuju jalan cinta, menuju kepada sang Maha Cinta sehingga anda menjadi seorang insan sejati.
“INSAN SEJATI”
Tiga hal yang jangan pernah kau lupakan
Agar kau bahagia dalam kefanaan
Dan sentosa dalam keabadian
Pertama yang harus kau kerjakan adalah menjauhi laranganNya walau kau sangat menyukainya, karena itu hanya jebakan syaithan yang akan menggiringmu ke lembah hina.
Jika kau sudah terlanjur masuk, maka cepatlah keluar dengan bertaubat,,
Jangan pernah kau ingat dan kau ulang, itu adalah perbuatan sesat yang akan menjauhkanmu dari Maha Rahman.
Kedua adalah kerjakan selalu perintahnya walau itu sangat berat bagimu. Karena saat kau mengerjakan perintahNya, engkau akan melihat keAgunganNya, dan yakinlah engkau selalu dalam perlindunganNya.
Yang ketiga ridhalah atas apa yang terjadi padamu maka Allah pun akan meridhaimu, singkirkan hayal dan angan yang akn membuat dirimu menjadi hamba-hamba yang malas dalam beribadah.
Mengerjakan perintah adalah mutiara, dan menjauhi larangan adalah cangkangnya… jika kau ingin melihat keindahan mutiara bukalah dengan keridhaan. Maka kau akan menjadi insan sejati yang mengerti makna sebagai seorang hamba.
Wahai saudaraku….
Lakukan ketiga hal ini sekuatmu
Walau darahmu sebagai gantinya
Allah akan naungimu dengan mahabbahnya
Dan akan memberikanmu Tauhid Sejati
Yang telah menjadi impian setiap hamba
Jangan sampai kita tertipu dan terperdaya dengan pesona dunia yang akan tampak indah dan memukau hati, tapi yang ada hanyalah kotoran yang hina dan berbau busuk. Jangan sampai kita tertipu dengan majelis iblis yang menyajikan kenikmatan dunia yang akan menghantarkan kita kepada kebusukan hati kebobrokan iman. Jangan sampai harta dan cinta dunia, membuat kita lupa akan harta dan cinta kita yang sesungguhnya.
“Harta Dan Cinta”
Hai insan-insan yang bodoh
Selama ini engkau telah tertipu
Kau mencintai sesuatu yang fana
Dan kau mengabdi pada benda yang sementara
Hartamu itu seperti kotoran, yang tebarkan bau busuk
Jauhilah kotoran itu
Agar tidak menempel di pakaian muliamu
Cintamu itu hanyalah sampah, Dan pasti akan binasa
Karenanya engkau akan merugi mencintai sesuatu yang mati.
Jika engkau mengaku dirimu berakal
Jauhi kotoran dan sampah itu
Muliakan dirimu seperti engkau dimuliakan Allah
Bebaskan dirimu dari harta dan cinta dunia
Setelah kita tahu apa yang dapat membinasakan diri kita, maka selanjutnya kita harus tahu bahwa kita adalah hamba dari Allah. Seorang hamba seharusnya menjalankan perintah majikan dengan benar dan total. Tidak ada kata lain bagi seorang hamba selain mengikuti perintah majikan dan menjauhi larangan-larangan dari sang majikan.
“HAMBA”
Aku selalu dalam keraguan tentang apa dan siapakah diriku
Pertanyaan itu terus hantui dan ganggu hari-hariku
Aku merasa sendiri dan sepi diantara keramaian
Aku merasa kosong dan tiada arti
Pertanyaan itu ganggu tidurku sudah bertahun-tahun lamanya
Seakan dia adalah bagian dari diriku
Selalu mempertanyakan arah dan sejatinya diri
Kemana harus melangkahkan kaki kecil yang lemah ini
Suatu hari aku bertemu dengan seorang hamba Allah lalu Dia berkata padaku : “Apakah yang membuatmu gusar saudaraku…?”
“aku sedang mencari jati diri dan kemana arah langkah yang harus kulalui agar selalu dalam ridha Allah” Jawabku.
Hamba Allah itu berkata sambil tersenyum lebar : “apa mungkin kau akan mendapat arah hidup jika engkau selalu lari saat petunjuk itu datang dan menghampirimu“.
“Apa maksudmu wahai saudaraku…?” Ujarku sambil merasa kebingungan. Hamba Allah yang begitu saleh dan tawadhu itu berkata padaku dengan nada yang sangat lembut : “saudaraku, keraguan yang selama ini menghantuimu dikarenakan kau berpegang pada selain Allah.. kau berharap akan rizkimu pada manusia, kau sibuk mencari jodoh karena malu terhadap manusia dan kau beribadah hanya untuk muliakan dirimu dihadapan manusia. Sekarang ganti dan muliakan dirimu dan bergantunglah hanya kepada Allah dan kembalilah padanya dengan penuh keikhlasan”.
Sesaat aku terdiam dan membisu mendapat sebuah wejangan yang sudah sering aku dengar tapi tidak pernah aku kerjakan.
Lalu si Hamba tersebut berkata lagi dengan nada yang begitu lembut :”Dirimu adalah Hamba maka perlakukanlah dirimu layaknya seorang hamba agar sang Raja sudi memberikan sesuatu yang kau damba-dambakan.” Lalu dia pergi menghilang seperti angin di kala kekeringan…
Hamba hanyalah hamba
Dan akan selamanya akan menjadi seorang Hamba
Maka Muliakanlah dirimu saat engkau dalam kehambaan itu
Agar engkau dapat menjadi raja untuk dirimu
Seorang hamba pasti berakhir dan kembali pada sebuah istana yang terbuat dari papan, gelap gulita dan tidak ada satu orang pun yang mau menemaninya. Hamba hanya sendiri dan tidak dapat meminta bantuan kepada siapapun juga. Kita hanya sendiri tanpa kekuatan dan kesombongan yang ada.
“Istana Papan”
Hiduplah engkau dengan kemewahan
Habiskan waktumu untuk umbar hawa nafsu
Tinggallah engkau di istana emas dan perak
Dan banggakan dirimu di hadapan manusia
Seolah engkau hidup selamanya
Lalu engkau tersentak…
Saat waktunya telah tiba
Saat ruhmu dipaksa keluar dari jasad yang hina
Lalu engkau terbujur tak berdaya
Padahal baru saja kemaren engkau bersenang-senang
Tapi sekarang engkau sudah terkapar
Ditangisi oleh keluargamu
Kemudian engkau dimandikan, di kafankan, dishalatkan dan engkau dikuburkan
Terbayang dosa yang telah engkau perbuat
Tapi sudah terlambat
Kini engkau sudah di alam barzakh
Yang ada kini hanya engkau dan amalmu
Kemewahan telah meninggalkanmu
Keluarga sibuk membagikan hartamu
Sekarang istanamu hanyalah papan
Dan pakaianmu hanyalah sehelai kain kafan
Engkau tangisi diri
Berharap bisa kembali
Untuk perbaiki amal ibadah
Yang kau lalaikan dan kau lupakan
Tapi saudaraku…..
Engkau sudah terlambat…
Sungguh sudah terlambat
Yang akan kau temui hanya siksa
Sampai hari kebangkitan nanti
Saat seluruh diminta pertanggunggjawaban
Rasa sadar kita untuk kembali kepada Cinta Sejati mungkin akan bertambah besar ketika kita sering mengingat mati, oleh karena itu Rasulullah SAW sering dan menyuruh kita untuk banyak-banyak mengingat mati. Orang yang pintar adalah orang yang tahu bahwa dia akan mati dan segera menyiapkan dirinya untuk kematian tersebut, dan tidak terleha-leha dengan waktu yang hanya sementara ini. Segeralah kembali kepada Allah, bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat. Bertaubatlah dengan taubatan nashuha. Agar cinta Allah dan cinta anda menjadi satu dalam kesempurnaan.
“TAUBATAN NASHUHA”
Saat aku dalam keheningan malam
Aku menangisi diri mencari sebuah jawaban
Tentang dosa-dosa yang telah aku lakukan
Apakah tuhan akan memberi maaf padaku…?
Terdiam….
Dan aku terus dalam sebuah kebingungan
Tak henti aku menangis dan menangis
Berharap salah satu tangisanku
Membuat Allah mengabulkan pintaku
Aku masih dalam kegelapan…
Hatiku masih dipenuhi dengan perihal dunia
Fikiranku tak lepas dari harta dan wanita
Jasadku tak pernah puas akan syahwat
Ya Allah jadikan hamba ini Hamba yang Taubatan Nashuha
Jadikan hari-hari hamba selalu dengan ibadah
Hati yang salim
Fikiran yang bersih
Dan jasad yang mulia dari kotoran dunia
Wahai Tuhan…
Ampunilah Hamba
Bertaubatlah kepada Allah setiap waktu, dan kembalilah kepada Allah dan mohonkan hidayahnya menuju jalan cinta yang akan kita lalui. Rasulullah saja yang tertebas dari dosa bertaubat kepada Allah setiap harinya, apalagi kita makhluk yang penuh dengan dosa dan kesalahan, hari-hari kita penuh dengan dosa dan maksiat, jiwa kita kotor dan raga kita penuh dengan darah-darah dari makanan yang kita sendiri tidak tahu berasal dari sesuatu yang halal atau haram.
“Astaghfirullah”
Lempar….
Lempar saja aku ke NerakaMu
Karena dosa dan maksiat yang kulakukan sudah begitu besar
Buang….
Buang saja bangkaiku ke kandang hewan
Aku tak pantas di makamkan secara Islam
Karena aku tak pernah mengerjakan syari’at Islam
Apakah masih pantas aku digolongkan umat Muhammad
Padahal aku selalu menentang bahkan mencemo’oh orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi
Layaknya seperti Tuhan
Aku sering menghina dan meremehkan Hamba Allah
Padahal aku tidak mampu berbuat apapun selain dosa
Astaghfirullah
Habiskan hari-hari anda dengan taubat dan memohon ma’af, karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menjaga kesucian. Taubat anda akan menghantar anda kepada jalan yang suci menuju cinta sejati anda.
Cinta Sejati
Sayap-sayapku yang kupakai terbang telah patah
Bagaimana aku akan sampai kepadamu
Perahuku telah hancur
Dalam perjalanan cinta mencarimu
Seluruh kata telah kuganti dengan namaMu
Seluruh rasa telah kuberikan untuk mencintaiMu
Cinta yang utuh ini akan kupersembahkan
Mengharap cinta sejati dari pemilik cinta
Wahai pemberi rasa,
Anugerahkan rasa dalam kalbu
Penuhkan dengan cinta
Sehingga tidak ada yang lain.
Tentunya untuk mendapatkan cinta sejati dari Tuhan tidaklah semudah yang kita bayangkan, tapi tidak mustahil untuk didapatkan. Sebagai analoginya adalah untuk mendapatkan cinta seorang gadis saja, kita sebagai “pejantan tangguh” harus berkorban terlebih dahulu. Apalagi cinta dari Allah SWT, Zat termulia dan terindah.
Islam adalah agama cinta, pembahasan tentang khazanah cinta ini telah dikemukakan oleh beberapa sufi klasik islam. Dunia sufi klasik telah membuka lebar paradigma tentang cinta yang mungkin pada saat ini sudah dan hampir melupakan teori-teori cinta yang terdapat dalam teks-teks Islam itu. Rabi’ah al-adawiyah berkata dalam sebuah syairnya :
“Ya Allah”. Demikian munajatnya dalam suatu malam. “saat ini gelap telah menyelimuti bumi. Lentera-lentera telah dimatikan, dan para manusia telah berdua-dua dengan kekasihnya. Maka, inilah aku mengharapkanMu”.
Rabi’ah menyerahkan dirinya secara totalitas kepada kekasihnya, tatkala seluruh manusia memberikan cintanya kepada kekasih selain Allah. Ini adalah sebuah gambaran tentang cinta kepada Allah SWT. Cinta tidak hany sekedar kata dan janji belaka, tapi memerlukan sebuah pembuktian. Tapi sebagai manusia dengan iman kita harus meyakini sesuatu bahwa cinta Allah diatas segalanya. Seperti FirmanNya dalam surah AL-Maidah, Ayat 45 :
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”.
Dan Allah juga berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 165 :
Artinya : ”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.
Dari kedua ayat diatas Allah menggambarkan kepada kita Allah akan menurunkan kepada penduduk bumi Ahli-Ahli cinta untuk memberikan kedamaian kepada seluruh umat islam dan akan menggetarkan orang kafir akan cinta Islam. Dan Allah memberikan awarning tentang siksaan bagi Pecinta selain Allah.
Cinta Islam meliputi semua hal dan selalu ada setiap zaman dan mampu menembus waktu dan ruang, karena cinta adalah suatu yang abstrak, dan keabstarakan cinta yang memberikan sentuhan lebih indah terhadap cinta itu sendiri.
Bagaimana umat Islam mampu mengimplementasikan gerakan cinta Allah ini dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi tauladan bagi seluruh umat di dunia bahwa hanya dengan cinta kita akan damai, dan kedamaian akan hadir saat kita bercinta dengan Zat termulia.
Inilah yang menjadi landasan setiap Ahli-Ahli Allah di dunia dalam menyikapi kehidupan dunia yang begitu bobrok dan hancur. Jika tidak dari sekarang kita memulai untuk mencintai Allah maka kita kan menjadi orang yang tak punya hati, dan saat itulah kita akan menghalalkan segala cara dan menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Allah.
Karena cinta Mansyur Al-Hallaj rela mati demi Allah, bukti dari kecintaan itu akan menjadi sebuah sejarah. Karena cinta tak akan lekang dimakan usia, berabad yang lalu cinta Al-Hallaj bersemi tapi harumnya masih tercium sampai sekarang. Itu adalah sebuah realita cinta yang begitu indah. Pecinta akan memberikan apapun untuk yang dicintaiNya, nyawa dan raga bukan sesuatu yang lebih berharga dari CINTA.
BERJUMPA DIRI
Betapa mulia Rasulullah yang menatapMU
Hilanglah dunia dan isinya saat perjumpaan
Tak ada syurga dan neraka dalam fikiran
Nikmat mengalir diseluruh jasad Penuhi dengan nur sejati
Pemilik dari yang memiliki
Kutunggu saat perjumpaan
Hilang segala kenikmatan
Saat puncak segala rasa di kelopak mata
Kalahkan seluruh lezat dunia
Bergetar seluruh tubuh saat kehadiran
Walau tak nyata dalam bayangan
Yang ada hanya kekosongan
Berisi dengan kesempurnaan
Kenikmatannya hilangkan segala Tanya
Lenyapkan keraguan
Yang ada hanyalah penantian
Bila saat perjumpaan sejati
Seperti berjumpa dengan diri
Setelah Proses cinta telah dimulai maka kita sebagai makhluk yang lemah akan terus menggali dan mencari nuansa keindahan Allah dengan jalan “bertemu dengan Allah”. “Dirikanlah shalat seolah-olah engkau melihatKu, tapi jika egkau tak mampu maka Aku selalu melihatMU”. Perkataan ini sarat dengan nilai ketuhanan, dan penuh dengan cinta karena yang mampu bertemu dengan Allah hanya orang yang mencintaiNya dengan hakikat cinta ahli syurga.
Allah adalah LA TA’YUN dan tak ada satupun yang mampu menembus rahasia Allah tersebut. Allah memberikan kepada kita sebuah amanah cinta pada apa yang telah diciptakanNya di dunia ini. Jika cinta kita telah meliputi semesta alam ini maka Allah akan menampakkan dirinya dalam manifestasi kesempurnaan ciptaanNya.
Saat Rasulullah menerima perintah Shalat, beliau diberikan kado terindah dari Sang Pencipta yaitu bertemu dengan yang dicintaiNya. Allah akan memberikan kado tersebut kepada siapa saja yang mengganti seluruh cinta di hatinya hanya untuk Allah.
“KADO TERINDAH”
Ya Allah…
Hari ini aku rasakan begitu besar CintaMu pada hambaMu ini…
Ya Allah…
Begitu banyak keindahan dalam kehidupanku, sampai aku lupa itu datang dariMu
Ya Rabb…
Hari ini Kau berikan Hadiah terindah yang tak akan pernah aku lupakan sampai aku menutup mata ini…
Wahai Tuhan…
Walau hanya terbaring di kesakitan, aku dapat merasakan cinta dan kasih sayang yang Kau anugerahkan pada hamba yang selama ini hidup dalam kesombongan dan dalam kegelapan dosa….
Alhamdulillah… Alhamdulillah
Engkau sadarkan aku dari tidurku yang sudah begitu lama mengurungku dalam buaian kenistaan dunia yang membuat aku bermimpi akan bahagia…
Engkau buka hatiku dengan cahaya yang begitu indah walau aku tak sanggup buka mataku ini…
Wahai yang memiliki nafas ini…
Sakit ini hanyalah media agar aku sadar bahwa engkau tak pernah mengurangi cintamu padaku sedikitpun…
Sakitku ini adalah ampunan dariMu saat aku tenggelam dalam lautan kefasikan yang begitu dalam…
Sakitku ini adalah bukti bahwa kau selalu menyayangiku dan terus mengawasiku…
Ya Allah….
Cintamu yang begitu Agung kujual dengan sesuatu yang tak berharga…
Cintaku kuberikan pada onggokan daging dan belulang yang pasti binasa…
Dan cintaku terhadap dunia ini membuat aku jauh dariMu Ya Allah…
Tapi, lewat sakit ini aku syukuri semua cinta yang ada pada diriku lewat ibadah…
Aku sadar bahwa cinta yang aku semai di dunia tak akan pernah berbuah jika cintaku terpatri untuk dunia…
Dan aku tanamkan dalam hatiku bahwa cinta ini hanya pantas aku berikan kepadaMu karena engkaulah Sang Pemilik Cinta…
Terima kasih Ya Allah atas Kado indah ini…..
Alhamdulillah
Seluruh manusia mempunyai kesadaran akan nilai ketuhanan dan berusaha untuk menghampirinya, rasa ketuhanan adalah perbendaharaan dasar dari seorang insan, karena pada dasarnya manusia merupakan manifestasi kesempurnaan Tuhan. Tapi kebanyakan manusia baru menyadari nilai-nilai tersebut ketika telah mendapat terguran dan peringatan dari sang pemilik ruh mulia ini. Mereka introspeksi diri mereka yang lemah menghadapkan wajah kepada yang Maha Sempurna.
Insan Kamil Mukammil adalah gelaran yang diberikan pada manusia yang telah menghadapkan wajah bathiniyahnya kepada wajah Agung Allah secara kaffah. Manusia akan merasakan getaran ketuhanan melalui beberapa tahap keruhanian yang diindakasikan dengan titik pada huruf. Titik adalah tanda nafsu keduniaan yang mengakibatkan manusia tidak bisa menghadapkan wajahnya secara terus menerus. Titik itu yang mengombang ambingkan diri sejatinya seorang manusia dan mengakibatkan manusia tersebut semakin jauh dari Allah Pemilik Jiwa. Titik tersebut adalah nafsu yang menggerogoti dan menjatuhkan manusia dari alam ketuhanan jatuh terjerembab ke alam rendah insaniyah bahkan banyak manusia yang telah dikuasai titik tersebut dan titik itu menggiring mereka ke alam hewani yang sangat rendah. Sejatinya manusia yang telah mengenal Tuhannya akan menjadi bangkai berjalan, tak mempunyai nafsu rendah dan memilki nafsu syurga.
“BANGKAI BERJALAN”
Bukanlah raja yang akan mencukupi rizkimu saat engkau dalam kekurangan
Bukanlah tabib yang akan sembuhkan jika engkau dalam sakit yang berkepanjangan
Bukanlah kekasih yang akan menghilangkan rindu saat engkau dalam kesendirian
Engkau hanyalah bayi kecil
Engkau adalah orang mati
Engkau tidak lebih dari bangkai berjalan
Bukankah diammu adalah diamNya Allah, dan gerakmu adalah GerakNya jua.
Tak ada sedikitpun diluar kekuasaan ilmu Allah
Semuanya ada dalam genggamanNya
Bukalah mata hati agar dapat mengerti makna seorang bayi
Bukalah mata hati agar kau tahu apa yang bisa dilakukan oleh orang mati
Bukankah hakikatnya engkau tiada
Yang Ada hanyalah Zat Allah SWT
Ya Rabb jasad ini
Berilah Hamba ilmu sejati
Hingga Hamba dapat mengenali hakikat diri
Dan dapat merasakan Zat Kesempurnaan yang Kau miliki.
Manusia hanyalah bayi kecil, orang mati dan tak lebih dari bangkai berjalan. Semua kekuatan dan kekuasaan adalah milik Allah dan kita hanya manifestasi dari kekuatan tersebut. Jika Allah berkenan memberikan kesejatian ilmu, maka kita akan merasakan indahnya hidup bersama Allah disetiap waktu dan di seluruh tempat, kita selalu dan selalu bersama Allah.
Kesejatian diri dan kesejatian ilmu hanya dapat diperoleh ketika kita telah memfana’kan jasadiyah kita kepada diri bathiniyah. Tentunya dalam perjalanan ini kita tidak bisa serta merta meninggalkan jasad ( Syariat ). Karena hakikat tanpa syariat akan menjadi sia-sia belaka. Syariat merupakan pencerminan jiwa suci hakikat diri, tidak akan mungkin didapati kesempurnaan pengenalan tanpa melewati jalan jasadiyah ini.
INSAN SEJATI
Tiga hal yang jangan pernah kau lupakan
Agar kau bahagia dalam kefanaan
Dan sentosa dalam keabadian
Pertama yang harus kau kerjakan adalah menjauhi laranganNya walau kau sangat menyukainya, karena itu hanya jebakan syaithan yang akan menggiringmu ke lembah hina.
Jika kau sudah terlanjur masuk, maka cepatlah keluar dengan bertaubat,,
Jangan pernah kau ingat dan kau ulang, itu adalah perbuatan sesat yang akan menjauhkanmu dari Maha Rahman.
Kedua adalah kerjakan selalu perintahnya walau itu sangat berat bagimu. Karena saat kau mengerjakan perintahNya, engkau akan melihat keAgunganNya, dan yakinlah engkau selalu dalam perlindunganNya.
Yang ketiga ridhalah atas apa yang terjadi padamu maka Allah pun akan meridhaimu, singkirkan hayal dan angan yang akn membuat dirimu menjadi hamba-hamba yang malas dalam beribadah.
Mengerjakan perintah adalah mutiara, dan menjauhi larangan adalah cangkangnya… jika kau ingin melihat keindahan mutiara bukalah dengan keridhaan. Maka kau akan menjadi insan sejati yang mengerti makna sebagai seorang hamba.
Wahai saudaraku….
Lakukan ketiga hal ini sekuatmu
Walau darahmu sebagai gantinya
Allah akan naungimu dengan mahabbahnya
Dan akan memberikanmu Tauhid Sejati
Yang telah menjadi impian setiap hamba
Sebelum kita membicarakan konsep Ana Al-Haq lebih jauh kita seharusnya kembali kepada tuntunan syariat secara benar, baru setelah itu pemahaman kita terhadap Tuhan dapat kita luruskan dan kita dapat menarik garis merah terhadap ungkapan mulia tersebut. Kita harus mengerjakan perintahNya zahir dan bathin serta menjauhi laranganNya serta redha atas keputusan azaliNya. Tidak ada perubahan dari ketetapan Allah, dan Allah telah mengetahui segala sesuatu tentang makhlukNya. Alangkah lebih baik jika kita redha atas apa yang telah diputuskan Allah, daripada kita menolak sesuatu dan menentang sesuatu di luar kekuasaan kita sebagai makhluk.
“KETETAPAN AZALI”
Aku tahu…
Rizkiku tidak akan pernah diambil orang lain
Karenanya aku sabar dalam ikhtiar
Aku tahu…
Allah telah persiapkan jodoh untukku
Karenanya aku ikhlas dalam penantian
Aku tahu…
Maut pasti datang padaku
Karenanya istaqamah aku dalam pengabdian
Rizkiku kusyukuri
Jodohku kubanggakan
Mautku sudah lama kunantikan
Karena semuanya adalah nikmatmu
Yang sudah menjadi ketetapan azali
Bagi setiap makhlukmu
Saat maut telah datang
Sempurnalah rizki dan jodohku
Bertemu Tuhan seru sekalian Alam
Yang telah aku dambakan siang dan malam
Sebelum kita bertanya tentang konsep WAHDATUL WUJUD yang kontoversial bagi beberapa ulama, kita seharusnya berbenah diri dan bermuhasabah tentang diri pribadi kita masing-masing, dimana kita menempatkan Allah dalam kehidupan kita. Apakah kita menempatkanNya di hati kita atau kita hanya tempatkan Dia di KTP saja sebagai bikti bahwa kita beragama. Jangan sampai kita menjadikan Allah sebagai second place dalam kehidupan kita, kita harus segera memperbaiki diri dan menjaga hati agar waktu yang tersisa dapat kita gunakan untuk bercinta dengan Allah.
“WAKTU”
Waktu membawa sebuah pesan kedalam hati yang terhanyut dideras gelombang kehampaan…
Waktu memberi harapan akan sebuah cinta di kejauhan lembah kesendirian…
Waktu telah cukup menjadi guru untuk mencari kesejatian hidup…
Waktu adalah teman sejati yang selalu bersama dalam tangis dan air mata…
Waktu juga sebagai orang tua yang telah membesarkan anak kecil yang lemah penuh dengan angan dan pinta…
Waktu adalah senjata yang bisa menolong tetapi terkadang dia juga bisa membunuh…
Waktu terus bergulir dan tak akan pernah berhenti sampai akhir dari sebuah cerita…
Waktumu hanya tinggal satu tarikan nafas saja…
Waktumu hanya beberapa kedipan mata…
Waktumu tak lebih dari selangkah kaki lemahmu…
Waktumu tak lebih dari satu gerakan…
Gunakan waktumu untuk cinta…
Karena waktu begitu berharga untuk sebuah kebencian…
Gunakan waktumu untuk ibadah…
Karena waktu sangatlah mulia untuk sebuah dosa…
Waktu adalan intan yang harus kau jaga dan pelihara dari sebuah kebusukan yang akan membuatmu menyesal saat waktumu telah berakhir…
Waktu terus berlalu, dimana kita berada sekarang, menjadi apa dan siapa kita nantinya adalah proses panjang yang memerlukan sebuah kesabaran dan riadah tanpa henti. Jangan sampai waktu dipergunakan dengan sia-sia dan tanpa makna, karena setiap diri harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Proses panjang pembentukan gelar sebuah ketaqwaan merupakan sebuah penjara diri, agar taqwa yang telah diraih tidak menjadi kemunafikan dan kefasikan belaka.
Proses ketaqwaan harus dilalui melewati fase syariat, tentunya kaidah ini harus menjadi landasan setiap muslim yang akan menjalani jalan tasawwuf. Tidak akan pernah tasawwuf yang dijalani tanpa pengetahuan tentang syariat yang benar dan total. Komparasi antara syariat dan tasawwuf adalah kesempurnaan dalam proses pencarian Tuhan. Contoh kecilnya adalah wudhu, kita akan mengerti nilai-nilai tasawwuf yang terkandung dalam wudhu itu ketika kita sudah mengamalkannya dengan kaidah-kaidah syariat yang benar dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
“WUDHU”
Kuberdo’a agar terbebas dari hadats jasad
Tetapi jiwaku penuh dengan najis yang begitu kotor
Tanganku kubersihkan dengan Agungkan Nama Tuhan
Tapi tangan ini tak pernah berhenti menzhalimi dan mengambil hak orang lain
Lisanku kubersihkan dengan air cinta
Agar terjaga dari perkataan sia-sia yang tak berguna
Kemudian air makrifat kumasukkan kedalam hidungku
Semoga Allah jadikan tiap tarikan nafasku dipenuhi dengan zikir padaNya
Lalu wajah kotorku kusiram dengan air suci dari telaga al-kautsar
Dengan harapan wajah ini berseri-seri dengan cahaya indah saat berjumpa dengan Sang Kebenaran
Tak lupa lenganku kucelupkan kedalam air puja dan puji
Sambil berharap agar lengan ini ada hanya untuk membantu sesama
Selanjutnya telingaku kubasuh dengan air kebesaran Allah
Aku berharap agar apa yang aku dengar hanyalah keagungan Tuhan dan aku dijauhkan dari pendengaran yang membawa dosa
Kepalaku kubasahi dengan air tauhid
Agar fikiranku terbebas dari belenggu keduniawian
Akhirnya kakiku kumasukkan kedalam air taqwa
Semoga Allah bimbing langkah ke jalan yang penuh ridha…
Subhanallah….Alhamdulillah….Wa La ilah illallah
Allahu Akbar
Ya Allah jadikanlah wudhu sebagai perhiasan di kala aku hidup
Menjadi cahaya saat aku dalam kegelapan barzakh
Dan yang menjadi pembeda saat semua manusia dalam keadaan telanjang
Ketika muslim sudah mengetahui hakikat dari jalan syariat yang dia jalani, maka pintu-pintu hikmah akan terbuka, dan muslim tersebut akan lebih menghargai kehidupannya dan mencintai kehidupan dengan menjalankan syariat itu secara kaffah. Ketika kita telah menjalankan syariat dan mengerti makna hakikat dari wudhu itu sendiri, kita akan lebih mencintai ibadah-ibadah syariat tersebut, kita akan terbebas dari belenggu ritual dan pelepasan kewajiban belaka. Dan kita akan menuju fase berikutnya yaitu melepaskan diri dari penyakit-penyakit dalam jiwa yang menjadi penghalang (hijab) antara kita dan Tuhan.
“NAFSU DIRI”
Kusirami tubuh ini dengan nafsu
Untuk menguji diri ini
Apakah aku masih manusia atau telah berubah menjadi binatang
Atau aku ini adalah Tuhan
Aku terus dalam kebingungan dan kebingungan
Mencoba melawan diri sendiri
Untuk melenyapkan kebinatangan diri
Menjadi Rabb bagi jasad ini
Bila Rabb telah kembali
Jasad hina dan rendah ini tak akan ada arti
Kembali ke pangkuan sejati
Nafsu hanya penghias diri
Ketika nafsu telah menguasai kehidupan kita, tidak ada lagi kebahagiaan dan cinta. Yang ada hanya ego dan kepentingan untuk memuaskan nafsu yang telah menguasai kehidupan kita. Tidak ada lagi hamba, yang ada kita mencoba menjadi Tuhan dan berjalan di atas muka bumi dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Berjalan seolah-olah kita adalah pencipta dan berani menggunakan selendang Tuhan yang tidak layak satu orang makhluk di muka bumi ini untuk menggunakan dan memamerkannya. Kita telah terjebak oleh nafsu yang membinasakan iblis dan menjadikannya terkutuk dan makhluk hina. Jangan sampai makhluk yang tercipta dengan kemuliaan menjadi tidak lebih dari hewan karena nafsu yang telah menggerogoti jiwa raganya.
“Seribu Cahaya Hewani”
Kosong….
Telah rasuki diri
Penjelmaan dari titik-titik hitam yang menghilangkan seribu cahaya
Dari hati para pencinta
Dahaga yang lama tertahan
Dilampiaskan dengan nafsu hewan
Lapar yang tak terhingga
Binasakan rasa hakikat cinta
Kenikmatan sesaat dunia
Telah hancurkan tembok-tembok taqwa
Runtuh menjadi puing dan bongkahan belaka
Tanpa arti dan makna
Kemulian yang disandang
Berkat ruh yang mulia
Telah menjadi hina
Tak lebih dari seekor hewan
Manusia-manusia yang telah dikuasai oleh nafsunya tidak lebih dari seekor hewan yang hina, bagaimana kita akan berjumpa dengan Al-Haq jika diri dan jiwa kita masih dalam sebuah kegelapan nafsu dan hitamnya hati dengan kesombongan dan keangkuhan.
Dan jangan sampai syariat yang kita lakukan menciptakan manusia-manusia yang sombong atas ibadah dan ilmu yang ia miliki dan menjadikan ia buta terhadap sang Maha Cinta. Jika syariat membuat kita menjadi orang yang celaka dan orang yang hina, cepatlah bertaubat dan kembali pada naluri diri yang sempurna, kembali kepada Tuhan dengan menghambakan diri secara kaffah tanpa ada sedikitpun rasa pamrih dan rewards atas apa yang telah kita lakukan. Jangan sampai ibadah-ibadah syariat menjadikan kita orang yang hina dan tidak mendapatkan apapun selain kehinaan dan dosa belaka.
“Kebodohan”
Kapalku Terdampar Ditepian Laut Syariat
Saat Berlayar Mencari Hakikat…
Yang Kudapati Hanya Pasir Dan Buih
Tak Ada Haq Yang Kutemukan
Kocoba Berkhidmat Kepada Guru
Bertahun-Tahun Duduk Mendengarkan Ilmu
Jauh Dari Makrifat Sejati
Yang Tumbuh Hanya Kesombongan Dan Kebanggaan
Pergiku Dari Semua Guru
Mencari Tuhan Lewat Rasa
Hilangkan Diri Yang Masih Ada
Berharap Akan Jumpa Sang Pencipta
Oh… Bodohnya
Aku Berfikir Ilmuku Akan Mengantarku Pada Tuhan
Aku Menganggap Pengetahuan Akan Memberiku Jalan
Ternyata Hanya Kebodohanku
Yang Bisa Membuat Aku Bertemu Dengan Seru Sekalian Alam
Guru dan ilmu hanya sebuah sarana yang dapat kita gunakan untuk mencari Tuhan, ketika kita dalam proses pencarian tersebut, guru dan ilmu sudah tidak ada dan bukan merupakan kewajiban untuk memilikinya. Maha Guru kita adalah Tuhan, Allah akan memberikan hidayah kepada siapa saja yang ia kehendaki, dan akan memberikan ilmu ma’rifat kepada yang ia kehendaki pula. Tidak ada jalan bagi orang yang tidak mendapat petunjuk dari Allah, jalan itu adalah hak prerogative Allah yang tidak akan berubah dan tidak akan pernah berlabuh kepada kapal-kapal yang belum mengenal nahkodanya.
“MAHA GURU”
Matikanlah dirimu dari seluruh makhluk
Maka Allah akan merahmatimu
Matikanlah dirimu dari nafsu
Maka Allah akan merahmatimu
Matikanlah dirimu dari kehendak dan keinginan
Maka Allah akan merahmatimu dengan seribu hikmah.
Setelah kau lewati kematian-kematian itu
Allah akan memberi kehidupan abadi.
Engkau akan menjadi pemecah semua masalah
Dan seluruh makhluk kan memberikanmu hadiah
Kata-kata yang keluar dari mulutmu penuh dengan nesehat dan kebijaksanaan
Engkau akan menjadi titik akhir sebuah kewalian
Shalatmu yang mengakibatkan daun tumbuh
Puasamu mengakibatkan air sungai mengalir
Dan saat engkau berzakat maka maka bunga-bunga akan mekar dan mengeluarkan aroma wangi yang begitu harum
Seluruh manusia berkhidmat padamu seperti mereka berbondong-bondong menuju Baitullah.
Kini engkau adalah Maha Guru yang amat mulia.
Fase ini memerlukan proses dan hidaya dari Allah, ketika Allah memberikan hidayah, maka berpalinglah dari seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Jangan sampai cinta kita terbagi dengan sesuatu yang selain Allah. Anugerah ma’rifat ini harus dijaga dan dipelihara, ketika manusia telah mendapatkan hal ini tidak ada lagi yang penting selain Allah dan hanya cinta kepada Allah dan hanya bersama Allah saja kita akan hidup dan hanya dengan Allah saja kita menghabiskan hari-hari yang kita lalui dan hanya bersama Allah saja kita menghabiskan waktu kita. Hanya Allah dan hanya Allah. Kita akan merasa ramai saat sendiri, dan merasa sendiri disaat ramai. Dan anda akan menjadi raja bagi diri anda sendiri, tidak ada yang dapat memberikan perintah kepada anda, karena anda telah menggunakan dan berpakaian raja, anda adalah raja bagi diri anda dan dunia anda.
”MAHKOTA RAJA”
Hatiku pecah karena agungkan DiriMu
Relung hatiku menjadi kosong karena telah kuganti dengan NamaMu
Tanganku selalu menengadah agar aku diberi rahmat berjumpa
Mataku selalu basah dengan muhasabah karena cinta
Wahai Rabb….
Tenggelamkan aku kedalam lautan makrifatMu
Jadikanlah aku SahabatMu
Dan lepaskan aku dari ikatan kebendaan
Mengharapkan pertolongan dari tuhan-tuhan dunia
Ya Allah…
Jadikan aku seperti malaikat
Yang terbebas dari kehendak diri sendiri
Jadikan aku seperti nabi
Yang terbebas dari nafsu badani
Saat semua Kehendak dan nafsuku telah mati
Aku akan berjumpa dengan Al-Haq
Pakainku indah penuh cahaya
Dan aku bermahkota Raja Semesta
Tentunya sebelum anda menjadi seorang raja, anda akan mendapatkan ujian dan cobaan dalam proses pencapaian diri yang mulia ini. Anda akan mencari dan terus mencari jalan yang akan menunjukkan anda jalan untuk datang menuju pintu istanaNya Tuhan. Anda akan menjadi musafir, mencari Allah dengan bantuan manusia lain yang dapat menunjukkan jalan tersebut, setelah anda menemukan jalan itu anda akan berjalan dengan kesendirian anda tanpa rasa takut dan hanya dengan rasa syukur dan rasa cinta.
“MUSAFIR GILA”
Aku hanyalah orang gila yang menanti mukjizat di balik serangkaian dosa….
Aku bersujud harapkan tuhan anugerahi cinta dikedalaman hati yang penuh dusta…
Ku berdo’a agar diberikan pelita yang terang tuk suluh langkah yang gelap diselimuti dengan syahwat.
Kumeminta tongkat sang raja untuk tuntun arah kaki sang musafir gila menuju kedamaian jiwa yang penuh dengan angan dan cita-cita….
Aku tersesat di hutan kefasikan yang dipenuhi pohon-pohon dosa dan semak-semak nista.
Aku berharap cahaya itu datang agar aku dapat keluar dari kekerdilan jiwa yang membelenggu rasa dan cinta…
Akhirnya aku berhenti di sebuah titik pencarian yang membuat aku menjadi musafir sejati….
Titik itu tunjukkan cahaya kebenaran tentang falsafah kehidupan….
Perjalanan sang musafir diakhiri dengan senyum bangga dan penuh rasa syukur…
Karena mukjizat yang ia cari dan harapkan selama ini tidak lain hanyalah sebuah cinta dari orang yang mencintai karena Allah…
Musafir tertawa karena ia memiki cinta Allah dan Cinta dari orang yang mencintai Allah…..
Bahagianya sang Musafir gila mendapat hal terindah dalam hidupnya…
Cinta Dari Allah dan Cinta dari orang yang mencintai hanya karena Allah…
Ketika anda dalam perjalanan, anda akan bertemu dengan manusia-manusia yang berkepala hewan. Manusia-manusia yang hidup demi nafsu belaka dan hanya hidup untuk dunia dan tidak pernah berfikir tentang hari akhir. Mereka asyik dan terus asyik dengan nafsu dan hidup dengan penuh rasa bangga atas sebuah pencapaian semu yang pasti akan berakhir. Manusia-manusia ini pasti akan kita temui, manusia-manusia tanpa rasa syukur dan terima kasih, terlahir sebagai manusia yang utuh tapi hidup dengan watak dan fikiran hewan (binatang). Fenomena manusia yang bertingkah seperti layaknya seelor hewan tidak hanya ada pada zaman ini, fenomena-fenomena ini akan terus mengisi dunia dan akan terus bertambah hingga akhir dari seluruh masa. Berlindunglah kepada Allah agar kita semua terhindar dari perihal tersebut dan dijauhkan dari manusia-manusia tersebut. Agar proses pencarian cinta kita tidak terhenti dengan dikelilingi oleh orang-orang yang tidak mengerti cinta dan tidak menghargai cinta yang telah salah dalam mengartikan cinta Allah kepada dirinya.
“MANUSIA BERKEPALA HEWAN”
Air cinta basahi sekujur tubuh
Sejukkan jiwa yang gersang
Berikan rasa yang indah dalam sanubari
Mengalir lewat nafsu syurga
Kupeluk dan kurangkul dalam keabadian
Enggan berpisah walau dalam satu tatapan
Selalu ingin dalam kemesraan
Saat tak ada manusia yang berkepala hewan
Ketika jiwa telah bersatu
Tiada lagi aku dan kamu
Yang ada hanya kelezatan syurga
Yang dicari ahli ibadah dalam ritualnya
Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang tersesat, yang tidak tahu arah kita dalam melangkah dan bingung kemana arah melangkah. Semoga Allah memberikan kita seribu mutiara yang akan selalu menuntun jalan kita menghadap Cinta sejati yaitu Allah.
“Samudera Mutiara”
Mereka Tersesat Di Tepi Pantai Kebingungan
Mencari Mutiara Kehidupan
Padahal Mereka Berkalung Indah Mutiara
Mereka seperti Babi Yang Dikalungi Intan
Kemudian Mereka Berteriak :
Tuhanku…!
Dimana Engkau Wahai Tuhan
Mereka Terus Mencari Dan Mencari
Padahal Yang Dicari Sangatlah Dekat
Lebih Dekat Dari Urat Lehernya Sendiri
Mereka Seperti Ikan Yang Mencari Air Di Lautan Luas
Ya Allah Ya Rabbi
Berilah Pengemis Ini Hadiah Agung
Karena Engkau Selalu Mengabulkan Do’a
Kami Tidak Meminta Syurgamu
Yang Kami Inginkan Adalah Dirimu
Agar terhindar dari tipe manusia-manusia berkepala hewan dalam proses pencarian Tuhan, maka asingkan diri dari keramaian dan jauhkan diri dari manusia yang hanya perduli terhadap dirinya saja.
“PENGASINGAN”
Kuhabiskan waktuku dalam pengasingan
Sendiri dari keramaian
Jauh dari hiruk pikuk peradaban
Yang terpoles indah berbalut kemunafikan
Kefaqiran membuat aku sadar akan makna syukur
Zuhud membuat aku hidup bahagia
Sendiriku hanya bertemankan Allah
Dalam pengasingan ini hatiku terbuka
Menerima ilmu hikmah yang indah
Meyakini benar akan kebesaranMu
Agungkan Dirimu di keheninganku
Aku jadikan Allah sebagai Teman dan Sahabatku
Tempat aku bersandar dan mengadu
Karena hanya Dia yang selalu bersamaku
Tak pernah sedetikpun tinggalkanku
Akhirnya pengasingan ini berakhir
Saat teman sejati telah memanggil
Waktu yang kutunggu telah datang
Saat tidak ada lagi kemunafikan
Dalam teologi islam terdapat tokoh-tokoh yang mencetuskan wacana kontroversial yang tersimpan indah dalam khazanah ilmu Islam. Salah satunya adalah Mansyur AL-Hallaj lewat Prinsip WAHDATUL WUJUD yang memberikan nuansa keindahan tentang Islam yang dipandang sebagai sebuah kesesatan pada zamannya, begitu juga yang terjadi dengan A’yan Al-Qudait, Hamzah Fanshori serta Syech Siti Jenar lewat Manunggaling Kaulo Gustinya. Apakah tokoh-tokoh itu yang sesat? Atau peengikutnya atau orang Islam pada saat itu yang tidak dapat mengartikan cinta yang begitu besar dari tokoh-tokoh tersebut kepada Tuhannya, roda-roda cinta yang terputar itu terlalu indah sehingga mereka tidak dapat menghentikannya dengan sekedar rem saja, tapi harus memetahkan lidi-lidinya dan menghancukannya agar roda tersebut tidak berputar lagi.
Keyakinan akan kebenaran Tuhan yang terpatri dalam sebuah bajana emas yang terbungkus rapi di dalam kaca-kaca yang dijaga siang dan malam sehingga menyibak tabir rahasia Tuhan, tapi alangkah ruginya ketika tabir tersebut terbuka umat Islam menutupnya kembali dengan dalih sebuah kesesatan dan kekafiran. Jadikan diri kita raja bagi diri kita sendiri, jangan sampai kita terpengaruh dengan faham-faham yang mengatas namakan Islam tapi didasari dengan kebencian.
“RAJA BODOH”
Wahai raga yang begitu perkasa…
Kau berjalan diatas muka bumi dengan tebarkan aroma kesombongan dan keangkuhan…
Apakah kau lupa, engkau nantinya akan menjadi renta dan tak berdaya…?
Wahai jasad yang begitu mulia…
Kau memandang manusia dengan pandangan yang penuh kebencian…
Apakah kau tidak tahu bahwa manusia-manusia itulah yang akan mengusungmu dalam sebuah keranda saat engkau menjadi jasad buangan…?
Wahai tubuh yang sempurna….
Kau hinakan seluruh makhluk Allah dengan kecantikan yang sejatinya hanyalah sementara…
Apakah kau tidak sadar… bahwa tubuh itu akan menjadi keriput dan tua…?
Wahai badan yang indah….
Kau anggap dirimu adalah raja dan kau tega memperbudak sesama….
Apakah kau yakin bahwa kerajaan yang kau miliki masih akan ada esok pagi, saat matahari hadir tuk sadarkan para raja yang lupa siapa dirinya…?
Bangunlah….. Bangunlah…..!
Saat ini engkau sedang tertidur, dan engkau terbuai dalam mimpi dunia yang mabukkan raja-raja sepertimu…
Sadarilah bahwa kerajaan yang engkau bangun akan hancur saat kematian menjemputmu
Sadarilah engkau akhirnya hanya akan menjadi onggokan daging tak berharga….
Persiapkan dirimu sebelum fitnah kubur datang padamu
Pada saat itu tidak ada gunanya keperkasaan, kecantikan dan kemuliaan…
Gelar raja yang kau sandang akan segera terbuang…
Dalam kegelapan itu kau akan benar-benar menjadi hamba sahaya….
Dan pada saat itu yang dapat menolong dirimu hanyalah amal ibadahmu saat engkau berada di kerajaan dunia….
Jika kau adalah raja bijaksana
Maka bekalilah dirmu dengan bekal sebanyak-banyaknya….
Karena perjalanan yang akan kau tempuh sangatlah jauh….
Jika kau hanya membawa bekal seadanya…
Itu berarti kau adalah raja yang sangat bodoh…
Kemurnian hati dalam menyikapi setiap persoalan kehidupan tergambar dari sikap Syech Abdul Qadir Al-Jili yang mengatakan jika Mansyur Al-Hallaj hidup pada masaku tidak akan pernah kubiarkan satu orangpun mendekati Kekasih Allah tersebut, apakan lagi menyakitinya. Setiap orang memimpin kerajaannnya masing-masing, dan setiap diri akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka perbuat di muka bumi ini, kebaikan dan keburukan yang terjadi atas jasad ini merupakan tanggung jawab sang raja. Karena kebebasannya dalam memimpin terkadang kita akan mendapat kecaman dan hinaan dari raja lain, karena mereka merasa terusik dengan kebebasan raja-raja seperti Mansur Al-Hallaj yang tidak memerlukan bantuan raja manapun dalam perihal cinta pada Tuhannya yang mengakibatkan timbul fitnah yang mengatas namakan syari’at agama yang kemudian memberikan vonis hukuman kepada sang raja yang seharusnya diberikan penghargaan atas pencapain sebuah kebebasan dan kemuliaan diri saat selalu bersama Tuhan dan telah menghilangkan makna Syurga dan Neraka dalam sebuah ibadah, karena hakiat ibadah adalah saat bertemu dan bertatap wajah.
WAJAH AGUNG
Dalam gelap malam aku terjaga
Diterang cahaya aku memejamkan mata
Harapkan sinar dari sang Pencipta
Yang hembuskan cinta kedalam hati yang telah mati
Ketika cinta datang isi kekosongan jiwa
Bertebaranlah warna putih yang selimuti kegelisahan
Sinarnya mampu hancurkan kebendaan
Hilangkan keangkuhan dan kesombongan
Wahai Rabb….
Aku telah membodohkan diri
Mendamba cinta dari kehambaan
Inginkan hidup dari kematian
Citakan syurga untuk kediaman
Tapi dambaku menjadi bangkai
Inginku ciptakan siksa
Citaku wujudkan neraka
Wahai Ilah…
Neraka dan siksa akan menjadi Syurga
Jika Kau Lihatkan Wajah
Pada Hamba yang hina
Saat-saat pertemuan merupakan ekstase terbesar dari seorang Pecinta, ketika rindu telah berkecamuk dan hati telah bergemuruh dengan rasa cinta tak berbatas. Keangkuhan serta kesombongan yang menjadi pakain kita selama ini akan kita buang-bung jauh, karena kita tidak layak untuk memakai pakaian tersebut di dunia ini.
Saya tidak pernah mencoba menggiring pembaca sekalian kelembah kebingungan, tetapi saya mencoba membawa saudara sekalin kepada hakikat sebuah cinta dengan menggali sebuah kajian Islam yang mulai di kembangkan lagi dewasa ini. Insya Allah saya akan membawakan dan memaparkan tentang WAHDATUL WUJUD dan MANUNGGALING KAULO GUSTI lewat perspektif cinta bukan dengan dalil yang terkadang berbenturan dengn kaidah dan penafsiran yang berbeda bagi setiap orang. Tapi hakikat cinta adalah sama dan universal. Tidak ada bedanya antara cinta anda dan cinta saya, karena pada hakikatnya anda dan saya adalah dua nama satu makna.
Dalam sebuah pencapaian sebuah kebenaran tentunya kita memerlukan sebuah ketenangan dan menghindari berbagai maksiat yang bathin terlebih dahulu dan secara konstan mengerjakan perintah-perintah Syari’at. Setelah itu baru kita melangkah lebih jauh dengan meninggalkan maksiat bathin dan mengerjakan ibadah bathin. Karena pencapaian sebuah kebenaran tentunya memerlukan banyak waktu dan pengorbanan, tidak akan mungkin dengan serta merta kita langsung bias merasakan nikmatnya makrifat jika tidak pernah mengerjakan dan merasakan indahnya hidup dalam Syari’at. Dan yang tidak kalah penting kita harus mencoba menjauhkan diri kita dari keramaian dunia yang cenderung mengarahkan kita kepada maksiat dan mencoba uzlah seperti yang dilakukan baginda Rasulullah SAW sebelum menjadi nabi dan Rasul.
“UZLAH”
Sudah berpuluh tahun aku hidup di mayapada yang penuh dengan polesan kepalsuan syurgawi
Hariku kulewati dengan kesia-siaan ditengah berjuta kesenangan yang sejatinya akan membawa siksa
Kutenggelam dalam mimpi dan angan berbalut indah sembunyikan syahwat hina
Kuterbakar dalam dosa yang telah membumi hanguskan kemuliaan hati dan kefitrahan diri…
Ku beruzlah,,,
Menjauhkan diri dari keramaian dunia yang akan giring aku pada kefaqiran jiwa…
Kumencari kemuliaan di padang hina yang penuh dengan kotoran berbau kefasikan…
Kuberharap bertemu Kebenaran di lembah sunyi yang di penuhi dusta dan kemunafikan…
Ku bersatu dengan kekosongan setelah sekian lama dalam penantian…
Wahai pengatur Nafas ini….
Istiqamahkan hamba dalam pengabdian
Sampai saat pertemuan tiba
Sehingga hamba selalu bersama dengan Kebenaran
Sampai saat ruh mulia kembali kepada yang meniupkan
Dengan beruzlah, kita akan tahu siapa diri kita dan kemana tujuan kita. Carilah apa yang seharusnya anda cari, dan kalau perlu carilah itu sambil berlari dan merangkak untuk mendapatkannya. Semoga Allah memberikan kita semua jalan cahaya menuju cinta sejati yang menjadi tujuan utama dari para pecinta. Dan kita semua akan bahagia dan tertawa saat kita tertidur untuk selamanya.
“TIDUR PANJANG”
Kegundahan sempat mengusik saat aku sendiri
Tak ada orang yang mau hampiri
Berjalan dengan kaki terkulai
Tak ada tujuan dalam melangkah
Kegelisahan dan kegelisahan
Bersemayam dalam jiwa yang lapar akan kasih dan sayang
Berharap akan datang seseorang
Yang akan memberikan sinar keindahan
Tapi aku sudah lama menunggu
Berharap sudah jadi sahabatku
Menghayal sudah jadi teman pengantar tidurku
Citaku hanya untuk gapai ketenangan sejati
Oh… malam kau sudah sering saksikan aku menangisi diri
Sampaikan pada pemilik ruh bahwa aku mencarinya
Sampai kapan aku terus mencari ketenangan ini
Kapankah aku akan mengenal sejatinya Tuhanku
Kapankah aku dapat bersamanya disetiap waktu
Sehingga aku dapat tersenyum saat tidur panjangku
Semoga Bermanfaat ...
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
IKHLAS ...., SURGA yang TERSEMBUNYI ......
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Entah mengapa ..
Hati ini selalu ingin dekat dengan-Nya
Hati ini selalu ingin mengucap nama-Nya
Jika telinga ini mendengar nama-Nya
tubuh ini pun gemetar
Jika bibir mengucap nama-Nya
terasa hangat nafas ini
Rindu rasanya bila tak memanggil-Nya
Bila cinta memanggil
Terasa seperti terbang di langit-Nya
Terasa seperti tenggelam di lautan cinta-Nya
Segala yang ku rasa hanyalah Dia
Karena Ku sangat mencintai Dia
Dia nomor satu di hati ini
Dia yang selalu membuatku bahagia
Dia yang tidak akan tega menyakiti hati
Sungguh cinta yang sempurna
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.
Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah, sahabat. Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahuakbar.**
Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah SWT selama lima belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman
tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Kitab Suci tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Rumah Ibadah
Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama beberapa hari ketika berpuasa .
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk berdoa; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam Kitab Suci; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun
betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat waktu beribadah.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Keagungan Allah betapa seringnya kita ragu-ragu,
enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.
ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ..?
Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah kepada ALLAH, YANG MAHA MENGETAHUI, MENDENGAR, PENGASIH DAN PENYAYANG.
ketika sang bulan datang menghampiri
lalu mengucapkan salam pada sang mentari
aku terdiam .. terpaku .. membisu
mengingat-ingat akan segala hal tentang KebesaranNya
lalu.. tanpa sadar ..
aku mengucapkan nama-nama
yang membuat hati ini bergetar
Ar-Rohman.. Ar-Rohim..Al-Malik
Al-Quddus.. As-Salam
lalu ku mengucapkan nama-namaNya lagi
semakin bergetar hati ini
terasa angina menari-nari lemah gemulai namun sejuk
mengikuti irama suara bibir ini
lagi dan lagi ..
semakin banyak yang ku ucapkan
semakin bergetar hati ini
semakin sejuk angin yang menari-nari disekelilingku..
tanpa sadar ..
air mata itu pun jatuh
air mata bukanlah air mata biasa
air mata rasa kekaguman..
air mata kebahagiaan yang meluap-luap
di hati ini..
jatuh membasahi pipiku yang merah merona
Ya Alloh Yang Maha Indah
betapa indahnya nama-namaMu itu
99 nama yang membuat hati ini tersentuh
membuat hati ini bergetar
membuat hati ini menangis karena keindahanMu
lalu dengan perlahan-lahan
ku membaca arti dari nama-nama itu
Subhanalloh, sungguh indah arti dari semua namaMu itu
sungguh orang-orang yang tidak tahu akan namaMu
itu adalah orang-orang yang rugi
karena mereka tidak bisa merasakan nikmat
akan mengetahui dan mengucapkan nama-namaMu
tidaklah sempurna ilmu mereka
jikalau mereka tak mau dan tak mau tahu
akan nama-namaMu itu
ingin sekali
ku mengucapkan nama-namaMu lagi
lagi dan lagi
hingga maut menghampiri diri ini
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Entah mengapa ..
Hati ini selalu ingin dekat dengan-Nya
Hati ini selalu ingin mengucap nama-Nya
Jika telinga ini mendengar nama-Nya
tubuh ini pun gemetar
Jika bibir mengucap nama-Nya
terasa hangat nafas ini
Rindu rasanya bila tak memanggil-Nya
Bila cinta memanggil
Terasa seperti terbang di langit-Nya
Terasa seperti tenggelam di lautan cinta-Nya
Segala yang ku rasa hanyalah Dia
Karena Ku sangat mencintai Dia
Dia nomor satu di hati ini
Dia yang selalu membuatku bahagia
Dia yang tidak akan tega menyakiti hati
Sungguh cinta yang sempurna
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.
Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah, sahabat. Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahuakbar.**
Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah SWT selama lima belas menit namun
betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman
tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Kitab Suci tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Rumah Ibadah
Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama beberapa hari ketika berpuasa .
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk berdoa; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam Kitab Suci; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun
betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat waktu beribadah.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Keagungan Allah betapa seringnya kita ragu-ragu,
enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.
ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ..?
Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah kepada ALLAH, YANG MAHA MENGETAHUI, MENDENGAR, PENGASIH DAN PENYAYANG.
ketika sang bulan datang menghampiri
lalu mengucapkan salam pada sang mentari
aku terdiam .. terpaku .. membisu
mengingat-ingat akan segala hal tentang KebesaranNya
lalu.. tanpa sadar ..
aku mengucapkan nama-nama
yang membuat hati ini bergetar
Ar-Rohman.. Ar-Rohim..Al-Malik
Al-Quddus.. As-Salam
lalu ku mengucapkan nama-namaNya lagi
semakin bergetar hati ini
terasa angina menari-nari lemah gemulai namun sejuk
mengikuti irama suara bibir ini
lagi dan lagi ..
semakin banyak yang ku ucapkan
semakin bergetar hati ini
semakin sejuk angin yang menari-nari disekelilingku..
tanpa sadar ..
air mata itu pun jatuh
air mata bukanlah air mata biasa
air mata rasa kekaguman..
air mata kebahagiaan yang meluap-luap
di hati ini..
jatuh membasahi pipiku yang merah merona
Ya Alloh Yang Maha Indah
betapa indahnya nama-namaMu itu
99 nama yang membuat hati ini tersentuh
membuat hati ini bergetar
membuat hati ini menangis karena keindahanMu
lalu dengan perlahan-lahan
ku membaca arti dari nama-nama itu
Subhanalloh, sungguh indah arti dari semua namaMu itu
sungguh orang-orang yang tidak tahu akan namaMu
itu adalah orang-orang yang rugi
karena mereka tidak bisa merasakan nikmat
akan mengetahui dan mengucapkan nama-namaMu
tidaklah sempurna ilmu mereka
jikalau mereka tak mau dan tak mau tahu
akan nama-namaMu itu
ingin sekali
ku mengucapkan nama-namaMu lagi
lagi dan lagi
hingga maut menghampiri diri ini
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nabi Khidir ... Insan Suci nan Abadi Kekasih Allah .....
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Al-Khiḍir adalah seorang nabi misterius yang dituturkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa asal usul dan kisah lainnya tentang Nabi Khidir tidak banyak disebutkan.
Al-Khiḍr secara harfiah berarti ‘Seseorang yang Hijau’ melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau melambangkan kesegaran akan pengetahuan “berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam literature tasawuf, dikatakan bahwa Khidr memiliki telah diberikan sebuah nama, yang paling terkenal adalah Balyā bin Malkān.
Dalam bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel, Khidr dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap Hidup’ atau ‘Abadi’. Tiga lainnya adalah Nabi Idris , Nabi Ilyas , dan Nabi Isa. Nabi Khidir hidupnya abadi hingga hari Kiamat, karena ia dianggap telah meminum air kehidupan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Khidr adalah masih sama dengan seseorang yang bernama Elia.Ia juga diidentifikasikan sebagai St. George. Diantara pendapat awal para cendikiawan Barat, Rodwell menyatakan bahwa “Karakter Khidr dibentuk dari Jethro.”
Dalam kisah literatur Islam, satu orang bisa bermacam-macam sebutan nama dan julukan yang telah disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya; yang lainnya menganggapnya sebagai nama julukan. Khidr telah disamakan dengan St. George, dikenal sebagai “Elijah versi Muslim” dan juga dihubungkan dengan Pengembara abadi. Para cendikiawan telah menganggapnya dan mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius dan lain lain
Bahwa Nabi Khidir itu berumur panjang dan masih hidup sampai sekarang masih diyakini sebagian besar kaum muslimin pada umumnya, khususnya umat muslimin Islam tradisional di Indonesia.Kisah-kisah tentang Nabi Khidir ii terus menarik perhatian semua orang karena keunikannya.
Berikut ini di tuturkan kisah asal mula Nabi Khidir bisa berumur panjang, walau semua itu tidak lepas dari kehendak Allah SWt.
Kisah ini diriwayatkan ole Ats-tsa labi dari imam Ali, yang bermula dari Raja Iskandar Zulkarnain yang disebut The Great Alexander (Iskandar yang agung). Sebutan The Great Alexander kepada Raja Iskandar Zulkarnain karena beliau adalah seorang kaisar yang mampu menaklukkan dunia barat dan timur.Beliau disegani dan ditakuti orang di seluruh dunia pada zamannya.Walau demikian, posisi ini tidak menjadikan beliau sombong, beliau adalah salah seorang raja yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Suatu ketika raja Iskandar Zulkarnain pada tahun 322 SM berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi (istilah ke tepi bumi ini disebut orang sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492 pada saat itu anggapan orang bumi itu tidak bulat). Allah mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rafa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Zulkarnain.
Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang dan raja Iskandar Zulkarnain berkata kepada malaikat Rafa’il : “wahai malaikat Rafa’il ceritakanlah kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit.” Malaikat Rafa’il berkata:”ibadah para malaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya. Ada yang sujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya.” Mendengar keterangan ini Raja termenung.
Dalam benaknya timbul keinginan bisa melakukan hal yang sama seperti malaikat. Niatnya hanya satu agar dapat beribadah kepada Allah. Lalu malaikat Rafa’il berkata: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air di bumi, namanya Ainul hayat yang artinya sumber air hidup, maka barang siapa yang meminumnya seteguk,maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia memohon kepada Allah agar supaya dimatikan.”
Kemudian raja bertanya kepada malikat Rafa’il:” apakah kau tahu dimana tempat ainul hayat itu.” Malaikat rafa’il menjawab: “ Bahwa sesungguhnya Ainul hayat itu berada di bumi yang gelap.”Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rafa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan alim ulama pada zaman itu. Raja bertanya kepada mereka tentang Ainul hayat itu tetapi mereka menjawab: kita tidak tahu kabarnya, namun ada seorang yang alim di antara mereka menjawab :” sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap.” Dimanakah tempat bumi yang gelap itu ? Tanya raja. Dan dijawab, yaitu di tempat keluarnya matahari.
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya: “ kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap? Dan sahabat menjawab, yaitu kuda betina yang perawan. Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang masih perawan, lalu raja memilih di antara tentaranya yang sebanyak 6000 orang dipilih yang cendekiawan dan yang ahli mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya. Setelah menempuh perjalanan jauh maka mereka jumpai dalam perjalanan,bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat. Kemudian mereka tidak berhenti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai di tepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam.
Kemudian seorang yang sangat cendekiawan mencegah raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya berkata kepada raja. “ Wahai raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini karena tempat ini gelap dan berbahaya “. Raja berkata : “Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak “. Kemudian raja hendak masuk, maka mereka semua membiarkannya siapakah yang berani membantah perintah maharaja yang disegani dunia barat dan dunia timur. Kemudian raja berkata kepada pasukannya : “ Diamlah, kalian di tempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa 12 tahun itu maka kita pulang bersama, jika aku tidak datang selama 12 tahun maka pulanglah kembali ke negeri kalian.
Kemudian raja berkata kepada Malaikat Rifail : “ Apabila kita melewati tempat yang gelap ini apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ? “. “ Tidak bisa kelihatan “ , jawab Malaikat Rifail : “ Akan tetapi aku memberimu sebuah mutiara, jika mutiara itu ke atas bumi maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras dengan demikian maka teman-teman kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian” . Kemudian Raja Zulkarnain masuk ke tempat tersebut dengan didampingi oleh Nabi Khidir. Disaat mereka jalan Allah memberikan wahyu kepada Nabi khidir As, “ Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat itu Aku khususkan untuk kamu “. Setelah Nabi Khidir menerima wahyu tersebut kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya : “ Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian “.
Lalu beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidir turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “ Ainul Hayat “ ( sumber air hidup ) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air hidup tersebut maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis dibanding madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain sedangkan raja tidak pernah tahu apa yang terjadi pada Nabi Khidir As yaitu pada saat Nabi Khidir melihat Ainul Hayat dan mandi.
Raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdenganr oleh Raja suara gemericik di bawah kaki kuda. Kenudian Raja berkata kepada Malaikat Rafail “ Suara apakah yang gemerincing di bawah kaki kuda tersebut ? “, Malaikat Rafail menjawab : “ gemericik adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya niscaya ia akan menyesal juga. Suara gemericik itu membuat orang jadi penasaran namun semua orang ragu-ragu dalam mentukan sikapnya, mengambil benda itu atau tidak ?. Kemudian diantara pasukan ada yang mengambilnya namun hanya sedikit setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu ternyata bahwa benda tersebut adalah permata yakut berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau; maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, apalagi para pasukan yang tidak mengambilnya pasti lebih menyesal lagi kenapa mereka begitu bodoh tidak mengambil permata yang mahal harganya itu.
Demikianlah kisah asal mula Nabi Khidir berumur panjang. Bukti bahwa Nabi Khidir berumur panjang adalah dari adanya kisah-kisah yang menyebutkan bahwa beliau sudah ada sejak zaman Nabi Musa As, lalu beliau juga pernah bertemu dengan Rosullullah SAW dan bahkan pernah berguru Ilmu Fiqih kepada Imam Abu Hanifah.
Kisah Musa dan Khiḍr dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab menceritakan bahawa beliau mendengar nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu beliau ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa, “Aku” Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”
Lantas Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa untuk menemui hamba yang shalih itu. Di samping itu, Nabi Musa juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.
Musa kemudiannya menunaikan perintah Allah itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.
Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikan yang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah SWT membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan sampai ke laut. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.
Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya’ tertidur dan ketika terjaga, beliau lupa untuk menceritakannya kepada Musa Mereka kemudiannya meneruskan lagi perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya,
Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi : 62)
Ibn `Abbas berkata, “Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.” Yusya’ berkata kepada Nabi Musa,
“Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63)
Musa segera teringat sesuatu, bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya, tempat bertemunya dua buah lautan.
Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi : 64)
Terdapat banyak pendapat tentang tempat pertemuan Musa dengan Khidir. Ada yang mengatakan bahawa tempat tersebut adalah pertemuan Laut Romawi dengan Parsia yaitu tempat bertemunya Laut Merah dengan Samudra Hindia. Pendapat yang lain mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di tempat pertemuan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik. Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antara Teluk Suez dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.
Persyaratan belajar
Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seorang hamba Allah yang berjubah putih bersih. Nabi Musa pun mengucapkan salam kepadanya. Khidir menjawab salamnya dan bertanya, “Dari mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan? Siapakah kamu” Jawab Musa, “Aku adalah Musa.” Khidir bertanya lagi, “Musa dari Bani Isra’il?” Nabi Musa menjawab, “Ya. Aku datang menemui tuan supaya tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkan kepada tuan.”
Khidir menegaskan, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.” (Surah Al-Kahfi : 67) “Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebahagian daripada ilmu karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa. Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”
Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuan dalam sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi : 69)
Dia (Khidir) selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi : 70)
Perjalanan Khidir dan Musa
Demikianlah seterusnya Musa mengikuti Khidir dan terjadilah beberapa peristiwa yang menguji diri Musa yang telah berjanji bahawa baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi Khidir. Setiap tindakan Nabi Khidir a.s. itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa terperanjat.
Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.
Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.
Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa beliau tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.
Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.
Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.
Akhirnya Nabi Musa as. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari yaitu ilmu ladunni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.
Saat mereka didalam perahu yang ditumpangi, datanglah seekor burung lalu hinggap di ujung perahu itu. Burung itu meneguk air dengan paruhnya, lalu Nabi Khidir berkata, “Ilmuku dan ilmumu tidak berbanding dengan ilmu Allah, Ilmu Allah tidak akan pernah berkurang seperti air laut ini karena diteguk sedikit airnya oleh burung ini.”
Sebelum berpisah, Khidir berpesan kepada Musa: “Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu melakukan kekhilafan, berputus asa dengan kekhilafan yang telah dilakukan itu. Menangislah disebabkan kekhilafan yang kamu lakukan, wahai Ibnu `Imran.”
PRO DAN KONTRA KEBERADAAN NABI KHIDIR
Banyak kisah-kisah tentang Nabi Khidir yang ramai dibicarakan orang, banyak kontroversi tentang kemunculannya, sehingga hal itu mendorong rasa ingin tahu tentang hakikat sebenarnya. Ada yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup, adapula yang menyatakan Khidir sekarang berdiam di sebuah pulau, ada pula yang menyatakan bahwa setiap musim haji Nabi Khidir rutin mengunjungi padang Arafah. Entah khidir siapa dan yang mana? Tapi yang jelas begitulah cerita dan dongeng yang berkembang di tengah masyarakat kita. banyak kalangan yang sangat mempercayai perkara-perkara tersebut dan banyak pula kalangan yang menyangkal keberadaan Nabi Khidir saat ini.
Semua ini berpangkal dari kesalahpahaman mereka tentang hakekat Nabi Khidir. Terlebih lagi orang-orang ekstrim dari kalangan pengikut tarekat dan tasawwuf yang membumbui berbagai macam sejarah dan cerita tentang Khidir. Sebagian di antara mereka, ada yang mengaku telah bertemu dengan Khidir, berbicara dengannya dan mendapat wasiat dan ilham darinya. Misalnya di tanah air kita ini, ada sebagian orang yang mengaku telah bertemu dengan Khidir dan mengambil bacaan-bacaan shalawat, wirid-wirid dan dzikir dari Khidir secara langsung, tanpa perantara, atau melalui mimpi. Bahkan ada pula yang mengaku dialah Nabi Khidir -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Semua ini adalah keyakinan hati saja.
Mengenai hidup atau wafatnya Khidir, orang-orang berselisih. Ada yang menyatakan dia masih hidup. Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa dia telah lama meninggal berdasarkan dalil-dalil dari Al-Kitab dan Sunnah. Ini merupakan pendapat para Ahli Hadits. Karena, tidak ada satupun nash yang shahih, baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dapat dijadikan pegangan bahwa Khidir masih hidup. Bahkan banyak dalil yang menyatakan ia telah meninggal.
Jika kita mengadakan riset ilmiah, maka kita akan mendapatkan Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa Nabi Khidhir telah meninggal dunia.
Al-Allamah Ibnul Jauziy-rahimahullah- berkata, “Dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Khidir sudah tidak ada di dunia adalah empat perkara; Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ (kesepakatan) ulama’ muhaqqiqin, dan dalil aqliy”. [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 69)]
Di antaranya dalil-dalil itu:
Allah -Ta’ala- berfirman,
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُو
“Kami tidak menjadikan kehidupan abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad). Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal”. (QS.Al-Anbiya`: 34)
Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauzy-rahimahullah- berkata, “Khidhir, jika dia itu seorang manusia, maka sungguh ia telah masuk dalam keumuman (ayat) ini tanpa ada keraguan. Seorang tidak boleh mengkhususkannya dari keumuman itu, kecuali dengan dalil yang shahih”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif]
Kemudian Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir-rahimahullah- menguatkan ucapan Ibnul Jauziy tadi seraya berkata, “Asalnya memang tidak boleh mengkhususkannya sampai dalil telah nyata. Sementara tidak disebutkan adanya dalil yang mengkhususkannya dari seorang yang ma’shum yang wajib diterima”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif ]
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا ءَاتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab,“Kami mengakui”. Allah berfirman, “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. (QS. Al-Imran: 81)
Al-Hafizh Ibnu Katsir menukil dari Ibnu Abbas-radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata saat menafsirkan ayat ini, “Allah tidak mengutus seorang nabi di antara para nabi, kecuali Dia mengambil perjanjian padanya. Jika Allah mengutus Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam- sedang nabi itu hidup-, maka ia (nabi itu) betul-betul harus beriman kepada beliau, dan menolongnya”. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/565)]
Jika Khidir masih hidup, tentunya ia tidak boleh menunda-nunda keimanannya kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Ia harus mengikuti Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, berjihad bersamanya dan menyampaikan dakwah beliau. Ini merupakan perjanjian Allah kepada seluruh para nabi dan rasul sebagaimana yang tersebut dalam QS. Al-Imran ayat 81 di atas.
Ini menunjukkan kepada kita bahwa wajib bagi seorang nabi dan rasul untuk menolong dan beriman kepada Rasulullah Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Bahkan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- menegaskan bahwa andaikan Nabi Musa -’alaihis salam-, yang jauh lebih mulia dari Nabi Khidir masih hidup, maka ia harus mengikuti Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam- .
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لَوْ أَنَّ مُوْسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ أَنْ يَتَّبِعَنِيْ
“Andaikan Musa hidup, tentunya tidak mungkin baginya, kecuali harus mengikutiku”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/387), Ad-Darimiy dalam As-Sunan (1/115), Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (5/2), Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayan Al-Ilm (2/42), dan lainnya. Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (1589)]
Sudah dimaklumi, tidak ada satu pun riwayat shahih ataupun hasan -yang dapat menyebutkan bahwa Khidir pernah bertemu dengan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, tidak pula pernah ikut bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوْسَةٍ الْيَوْمَ تَأْتِي عَلَيْهَا مِائَةُ سَنَةٍ وَهِيَ حَيَّةٌ يَوْمَئِذٍ
“Tidak ada satu jiwa pun yang hidup pada hari ini telah lewat 100 tahun, sedang ia hidup pada hari itu”. [HR. Muslim dalam Shahih- nya (4/1966)]
Allamah Ibnu Baththal-rahimahullah- berkata menerangkan makna hadits ini, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam hanya memaksudkan bahwa dalam jangka waktu ini suatu generasi telah punah”. [Lihat Fathul Bari (1/256) karya Al-Hafizh Ibnu Hajar]
Al-Imam Abu Abdillah Al-Qurthubiy-rahimahullah- berkata dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (11/41), “Sesungguhnya hadits ini termasuk dalil yang memutuskan tentang kematian Nabi Khidir sekarang”.
Andaikan Nabi Khidir masih hidup, tentu ia akan datang kepada Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam- untuk menyatakan keislamannya dan akan menolong beliau dalam berdakwah dan berperang membela Islam. Tidak mungkin ada seorang Nabi pun yang masih hidup, lantas tidak datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- untuk berbai’at, menyatakan keislamannya, dan berjihad bersama beliau.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
اَللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكَ هَذِهِ الْعِصَابَةُ لاَ تُعْبَدْ فِيْ اْلأَرْضِ
“Ya Allah, jika pasukan ini hancur, maka engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi”. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Jihad, Bab: Al-Imdad bil Mala’ikah fi Ghazwah Badr (3/1383)]
Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Al-Harraniy-rahimahullah- berkata ketika ditanya tentang hadits di atas, “Andaikan Khidir masih hidup, maka wajib baginya untuk datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan berjihad di hadapannya, serta belajar dari beliau (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-). Sungguh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda dalam perang Badar, “Ya Allah, jika pasukan ini hancur, maka engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi”. Pasukan kaum muslimin waktu itu sebanyak 313 personil. Telah dikenal nama mereka, nama orang tua, dan qabilah mereka. Lantas dimanakah Khidir pada saat itu?” [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 68)]
Adapun dalil-dalil berupa hadits-hadits marfu’, dan mauquf yang menyebutkan tentang hidupnya Nabi Khidir sampai hari ini, maka hadits-hadits itu lemah, bahkan palsu, tidak bisa dijadikan hujjah dan dalil dalam menetapkan hukum, apalagi keyakinan (aqidah).
Al-Imam Ibrahim bin Ishaq Al-Harbiy -rahimahullah- berkata, “Tidak ada yang menyebarkan berita-berita seperti ini (yakni tentang hidupnya Khidir) di antara manusia, kecuali setan”. [Lihat Al-Maudhu’at (1/199) dan Ruh Al-Ma’aniy (15/321) karya Al-Alusiy]
Ibnul Munadiy berkata,“Aku telah mengadakan riset tentang hidupnya Khidir, apakah ia masih ada ataukah tidak, maka tiba-tiba kebanyakan orang-orang bodoh tertipu bahwa ia masih hidup karena hadits-hadits (lemah) yang dirwayatkan dalam hal tersebut”. [Lihat Az-Zahr (hal. 38)]
Ibnul Jauziy setelah membawakan beberapa hadits tentang hidupnya Nabi Khidir berkata, “Hadits-hadits ini adalah batil”. [Lihat Al-Maudhu’at (1/195-197)]
Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah-rahimahullah- berkata, “Hadits-hadits yang disebutkan di dalamnya tentang Khidir, dan hidupnya, semuanya adalah dusta (palsu). Tidak shahih satu hadits pun tentang hidupnya Nabi Khidir”. [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 67)]
Seorang ulama Syafi’iyyah, Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata setelah membawakan hadits dan kisah tentang hidupnya Khidir, “Riwayat-riwayat, dan hikayat-hikayat ini merupakan sandaran orang yang berpendapat tentang hidupnya Nabi Khidir sampai hari ini. Semua hadits-hadits yang marfu’ ini adalah dha’if jiddan (lemah sekali), tidak bisa dijadikan hujjah dalam urusan agama”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334)]
Abul Khaththab Ibnu Dihyah Al-Andalusiy-rahimahullah- berkata, “Tidak terbukti tentang pertemuan Nabi Khidir bersama dengan seorang nabi, kecuali bersama Musa, sebagaimana Allah -Ta’ala- telah kisahkan tentang berita keduanya. Semua berita tentang hidupnya tak ada yang shahih sedikitpun berdasarkan kesepakatan para penukil hadits (ahli hadits). Hal itu hanyalah disebutkan oleh orang yang meriwayatkan berita tersebut, dan tidak menyebutkan penyakitnya, entah karena ia tidak mengetahuinya, atau karena jelasnya penyakit berita tersebut di sisi para ahli hadits”. [Lihat Az-Zahr An-Nadhir (hal. 32)]
Inilah beberapa dalil, dan komentar para ulama, semuanya menyatakan Nabi Khidir tidak hidup lagi atau sudah meninggal atau sudah gaib. Nyatalah kebatilan orang yang mengaku bertemu dengan Nabi Khidir untuk menerima ajaran di luar ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Bagaimana mungkin Khidir mengajarkan suatu ajaran di luar syari’at Nabi Muhammad -Shalallahu ‘alaihi wasallam-??! Itu pasti bukan Nabi Khidir, tapi setan yang ingin menyesatkan manusia.
Hikmah kisah Khidir
Dari kisah Khidir ini kita dapat mengambil pelajaran penting. Diantaranya adalah Ilmu merupakan karunia Allah SWT, tidak ada seorang manusia pun yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu dibanding yang lainnya. Hal ini dikarenakan ada ilmu yang merupakan anugrah dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang tanpa harus mempelajarinya (Ilmu Ladunni, yaitu ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba Allah yang shalih dan terpilih)
Hikmah yang kedua adalah kita perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan kebijaksanaan dari setiap peristiwa yang dialami. Hikmah ketiga adalah setiap murid harus memelihara adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak diluar perintah dari guru. Kisah Nabi Khidir ini juga menunjukan bahwa Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru.
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sumber : http://tasawuf.blog.com/2010/05/05/kisah-nabi-khidir/
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............
Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Al-Khiḍir adalah seorang nabi misterius yang dituturkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa asal usul dan kisah lainnya tentang Nabi Khidir tidak banyak disebutkan.
Al-Khiḍr secara harfiah berarti ‘Seseorang yang Hijau’ melambangkan kesegaran jiwa, warna hijau melambangkan kesegaran akan pengetahuan “berlarut langsung dari sumber kehidupan.” Dalam literature tasawuf, dikatakan bahwa Khidr memiliki telah diberikan sebuah nama, yang paling terkenal adalah Balyā bin Malkān.
Dalam bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, oleh penulis Annemarie Schimmel, Khidr dianggap sebagai salah satu nabi dari empat nabi dalam kisah Islam dikenal sebagai ‘Sosok yang tetap Hidup’ atau ‘Abadi’. Tiga lainnya adalah Nabi Idris , Nabi Ilyas , dan Nabi Isa. Nabi Khidir hidupnya abadi hingga hari Kiamat, karena ia dianggap telah meminum air kehidupan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Khidr adalah masih sama dengan seseorang yang bernama Elia.Ia juga diidentifikasikan sebagai St. George. Diantara pendapat awal para cendikiawan Barat, Rodwell menyatakan bahwa “Karakter Khidr dibentuk dari Jethro.”
Dalam kisah literatur Islam, satu orang bisa bermacam-macam sebutan nama dan julukan yang telah disandang oleh Khidr. Beberapa orang mengatakan Khidr adalah gelarnya; yang lainnya menganggapnya sebagai nama julukan. Khidr telah disamakan dengan St. George, dikenal sebagai “Elijah versi Muslim” dan juga dihubungkan dengan Pengembara abadi. Para cendikiawan telah menganggapnya dan mengkarakterkan sosoknya sebagai orang suci, nabi, pembimbing nabi yang misterius dan lain lain
Bahwa Nabi Khidir itu berumur panjang dan masih hidup sampai sekarang masih diyakini sebagian besar kaum muslimin pada umumnya, khususnya umat muslimin Islam tradisional di Indonesia.Kisah-kisah tentang Nabi Khidir ii terus menarik perhatian semua orang karena keunikannya.
Berikut ini di tuturkan kisah asal mula Nabi Khidir bisa berumur panjang, walau semua itu tidak lepas dari kehendak Allah SWt.
Kisah ini diriwayatkan ole Ats-tsa labi dari imam Ali, yang bermula dari Raja Iskandar Zulkarnain yang disebut The Great Alexander (Iskandar yang agung). Sebutan The Great Alexander kepada Raja Iskandar Zulkarnain karena beliau adalah seorang kaisar yang mampu menaklukkan dunia barat dan timur.Beliau disegani dan ditakuti orang di seluruh dunia pada zamannya.Walau demikian, posisi ini tidak menjadikan beliau sombong, beliau adalah salah seorang raja yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Suatu ketika raja Iskandar Zulkarnain pada tahun 322 SM berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi (istilah ke tepi bumi ini disebut orang sebelum Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1492 pada saat itu anggapan orang bumi itu tidak bulat). Allah mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rafa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Zulkarnain.
Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang dan raja Iskandar Zulkarnain berkata kepada malaikat Rafa’il : “wahai malaikat Rafa’il ceritakanlah kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit.” Malaikat Rafa’il berkata:”ibadah para malaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya. Ada yang sujud tidak mengangkat kepala selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya.” Mendengar keterangan ini Raja termenung.
Dalam benaknya timbul keinginan bisa melakukan hal yang sama seperti malaikat. Niatnya hanya satu agar dapat beribadah kepada Allah. Lalu malaikat Rafa’il berkata: “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air di bumi, namanya Ainul hayat yang artinya sumber air hidup, maka barang siapa yang meminumnya seteguk,maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia memohon kepada Allah agar supaya dimatikan.”
Kemudian raja bertanya kepada malikat Rafa’il:” apakah kau tahu dimana tempat ainul hayat itu.” Malaikat rafa’il menjawab: “ Bahwa sesungguhnya Ainul hayat itu berada di bumi yang gelap.”Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rafa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan alim ulama pada zaman itu. Raja bertanya kepada mereka tentang Ainul hayat itu tetapi mereka menjawab: kita tidak tahu kabarnya, namun ada seorang yang alim di antara mereka menjawab :” sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat itu di bumi yang gelap.” Dimanakah tempat bumi yang gelap itu ? Tanya raja. Dan dijawab, yaitu di tempat keluarnya matahari.
Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya: “ kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap? Dan sahabat menjawab, yaitu kuda betina yang perawan. Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang masih perawan, lalu raja memilih di antara tentaranya yang sebanyak 6000 orang dipilih yang cendekiawan dan yang ahli mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya. Setelah menempuh perjalanan jauh maka mereka jumpai dalam perjalanan,bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat. Kemudian mereka tidak berhenti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai di tepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam.
Kemudian seorang yang sangat cendekiawan mencegah raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya berkata kepada raja. “ Wahai raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk ke tempat gelap ini karena tempat ini gelap dan berbahaya “. Raja berkata : “Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak “. Kemudian raja hendak masuk, maka mereka semua membiarkannya siapakah yang berani membantah perintah maharaja yang disegani dunia barat dan dunia timur. Kemudian raja berkata kepada pasukannya : “ Diamlah, kalian di tempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang kepada kalian dalam masa 12 tahun itu maka kita pulang bersama, jika aku tidak datang selama 12 tahun maka pulanglah kembali ke negeri kalian.
Kemudian raja berkata kepada Malaikat Rifail : “ Apabila kita melewati tempat yang gelap ini apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ? “. “ Tidak bisa kelihatan “ , jawab Malaikat Rifail : “ Akan tetapi aku memberimu sebuah mutiara, jika mutiara itu ke atas bumi maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras dengan demikian maka teman-teman kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian” . Kemudian Raja Zulkarnain masuk ke tempat tersebut dengan didampingi oleh Nabi Khidir. Disaat mereka jalan Allah memberikan wahyu kepada Nabi khidir As, “ Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat itu Aku khususkan untuk kamu “. Setelah Nabi Khidir menerima wahyu tersebut kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya : “ Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian “.
Lalu beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidir turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “ Ainul Hayat “ ( sumber air hidup ) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air hidup tersebut maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis dibanding madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain sedangkan raja tidak pernah tahu apa yang terjadi pada Nabi Khidir As yaitu pada saat Nabi Khidir melihat Ainul Hayat dan mandi.
Raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdenganr oleh Raja suara gemericik di bawah kaki kuda. Kenudian Raja berkata kepada Malaikat Rafail “ Suara apakah yang gemerincing di bawah kaki kuda tersebut ? “, Malaikat Rafail menjawab : “ gemericik adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya niscaya ia akan menyesal juga. Suara gemericik itu membuat orang jadi penasaran namun semua orang ragu-ragu dalam mentukan sikapnya, mengambil benda itu atau tidak ?. Kemudian diantara pasukan ada yang mengambilnya namun hanya sedikit setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu ternyata bahwa benda tersebut adalah permata yakut berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau; maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, apalagi para pasukan yang tidak mengambilnya pasti lebih menyesal lagi kenapa mereka begitu bodoh tidak mengambil permata yang mahal harganya itu.
Demikianlah kisah asal mula Nabi Khidir berumur panjang. Bukti bahwa Nabi Khidir berumur panjang adalah dari adanya kisah-kisah yang menyebutkan bahwa beliau sudah ada sejak zaman Nabi Musa As, lalu beliau juga pernah bertemu dengan Rosullullah SAW dan bahkan pernah berguru Ilmu Fiqih kepada Imam Abu Hanifah.
Kisah Musa dan Khiḍr dituturkan oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab menceritakan bahawa beliau mendengar nabi Muhammad bersabda: “Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu beliau ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa, “Aku” Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”
Lantas Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa untuk menemui hamba yang shalih itu. Di samping itu, Nabi Musa juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.
Musa kemudiannya menunaikan perintah Allah itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.
Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikan yang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah SWT membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan sampai ke laut. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.
Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya’ tertidur dan ketika terjaga, beliau lupa untuk menceritakannya kepada Musa Mereka kemudiannya meneruskan lagi perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya,
Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi : 62)
Ibn `Abbas berkata, “Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.” Yusya’ berkata kepada Nabi Musa,
“Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63)
Musa segera teringat sesuatu, bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya, tempat bertemunya dua buah lautan.
Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi : 64)
Terdapat banyak pendapat tentang tempat pertemuan Musa dengan Khidir. Ada yang mengatakan bahawa tempat tersebut adalah pertemuan Laut Romawi dengan Parsia yaitu tempat bertemunya Laut Merah dengan Samudra Hindia. Pendapat yang lain mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di tempat pertemuan antara Laut Roma dengan Lautan Atlantik. Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa lautan tersebut terletak di sebuah tempat yang bernama Ras Muhammad yaitu antara Teluk Suez dengan Teluk Aqabah di Laut Merah.
Persyaratan belajar
Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seorang hamba Allah yang berjubah putih bersih. Nabi Musa pun mengucapkan salam kepadanya. Khidir menjawab salamnya dan bertanya, “Dari mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan? Siapakah kamu” Jawab Musa, “Aku adalah Musa.” Khidir bertanya lagi, “Musa dari Bani Isra’il?” Nabi Musa menjawab, “Ya. Aku datang menemui tuan supaya tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkan kepada tuan.”
Khidir menegaskan, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.” (Surah Al-Kahfi : 67) “Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebahagian daripada ilmu karunia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa. Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”
Nabi Musa berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuan dalam sesuatu urusan pun.” (Surah Al-Kahfi : 69)
Dia (Khidir) selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi : 70)
Perjalanan Khidir dan Musa
Demikianlah seterusnya Musa mengikuti Khidir dan terjadilah beberapa peristiwa yang menguji diri Musa yang telah berjanji bahawa baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi Khidir. Setiap tindakan Nabi Khidir a.s. itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa terperanjat.
Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.
Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.
Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa beliau tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.
Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.
Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.
Akhirnya Nabi Musa as. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari yaitu ilmu ladunni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.
Saat mereka didalam perahu yang ditumpangi, datanglah seekor burung lalu hinggap di ujung perahu itu. Burung itu meneguk air dengan paruhnya, lalu Nabi Khidir berkata, “Ilmuku dan ilmumu tidak berbanding dengan ilmu Allah, Ilmu Allah tidak akan pernah berkurang seperti air laut ini karena diteguk sedikit airnya oleh burung ini.”
Sebelum berpisah, Khidir berpesan kepada Musa: “Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa. Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan. Janganlah pula apabila kamu melakukan kekhilafan, berputus asa dengan kekhilafan yang telah dilakukan itu. Menangislah disebabkan kekhilafan yang kamu lakukan, wahai Ibnu `Imran.”
PRO DAN KONTRA KEBERADAAN NABI KHIDIR
Banyak kisah-kisah tentang Nabi Khidir yang ramai dibicarakan orang, banyak kontroversi tentang kemunculannya, sehingga hal itu mendorong rasa ingin tahu tentang hakikat sebenarnya. Ada yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup, adapula yang menyatakan Khidir sekarang berdiam di sebuah pulau, ada pula yang menyatakan bahwa setiap musim haji Nabi Khidir rutin mengunjungi padang Arafah. Entah khidir siapa dan yang mana? Tapi yang jelas begitulah cerita dan dongeng yang berkembang di tengah masyarakat kita. banyak kalangan yang sangat mempercayai perkara-perkara tersebut dan banyak pula kalangan yang menyangkal keberadaan Nabi Khidir saat ini.
Semua ini berpangkal dari kesalahpahaman mereka tentang hakekat Nabi Khidir. Terlebih lagi orang-orang ekstrim dari kalangan pengikut tarekat dan tasawwuf yang membumbui berbagai macam sejarah dan cerita tentang Khidir. Sebagian di antara mereka, ada yang mengaku telah bertemu dengan Khidir, berbicara dengannya dan mendapat wasiat dan ilham darinya. Misalnya di tanah air kita ini, ada sebagian orang yang mengaku telah bertemu dengan Khidir dan mengambil bacaan-bacaan shalawat, wirid-wirid dan dzikir dari Khidir secara langsung, tanpa perantara, atau melalui mimpi. Bahkan ada pula yang mengaku dialah Nabi Khidir -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Semua ini adalah keyakinan hati saja.
Mengenai hidup atau wafatnya Khidir, orang-orang berselisih. Ada yang menyatakan dia masih hidup. Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa dia telah lama meninggal berdasarkan dalil-dalil dari Al-Kitab dan Sunnah. Ini merupakan pendapat para Ahli Hadits. Karena, tidak ada satupun nash yang shahih, baik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dapat dijadikan pegangan bahwa Khidir masih hidup. Bahkan banyak dalil yang menyatakan ia telah meninggal.
Jika kita mengadakan riset ilmiah, maka kita akan mendapatkan Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa Nabi Khidhir telah meninggal dunia.
Al-Allamah Ibnul Jauziy-rahimahullah- berkata, “Dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Khidir sudah tidak ada di dunia adalah empat perkara; Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ (kesepakatan) ulama’ muhaqqiqin, dan dalil aqliy”. [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 69)]
Di antaranya dalil-dalil itu:
Allah -Ta’ala- berfirman,
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُو
“Kami tidak menjadikan kehidupan abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad). Maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal”. (QS.Al-Anbiya`: 34)
Imam Abul Faraj Abdur Rahman Ibnul Jauzy-rahimahullah- berkata, “Khidhir, jika dia itu seorang manusia, maka sungguh ia telah masuk dalam keumuman (ayat) ini tanpa ada keraguan. Seorang tidak boleh mengkhususkannya dari keumuman itu, kecuali dengan dalil yang shahih”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif]
Kemudian Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir-rahimahullah- menguatkan ucapan Ibnul Jauziy tadi seraya berkata, “Asalnya memang tidak boleh mengkhususkannya sampai dalil telah nyata. Sementara tidak disebutkan adanya dalil yang mengkhususkannya dari seorang yang ma’shum yang wajib diterima”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334), cet. Maktabah Al-Ma’arif ]
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا ءَاتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab,“Kami mengakui”. Allah berfirman, “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. (QS. Al-Imran: 81)
Al-Hafizh Ibnu Katsir menukil dari Ibnu Abbas-radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata saat menafsirkan ayat ini, “Allah tidak mengutus seorang nabi di antara para nabi, kecuali Dia mengambil perjanjian padanya. Jika Allah mengutus Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam- sedang nabi itu hidup-, maka ia (nabi itu) betul-betul harus beriman kepada beliau, dan menolongnya”. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/565)]
Jika Khidir masih hidup, tentunya ia tidak boleh menunda-nunda keimanannya kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Ia harus mengikuti Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, berjihad bersamanya dan menyampaikan dakwah beliau. Ini merupakan perjanjian Allah kepada seluruh para nabi dan rasul sebagaimana yang tersebut dalam QS. Al-Imran ayat 81 di atas.
Ini menunjukkan kepada kita bahwa wajib bagi seorang nabi dan rasul untuk menolong dan beriman kepada Rasulullah Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Bahkan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- menegaskan bahwa andaikan Nabi Musa -’alaihis salam-, yang jauh lebih mulia dari Nabi Khidir masih hidup, maka ia harus mengikuti Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam- .
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لَوْ أَنَّ مُوْسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ أَنْ يَتَّبِعَنِيْ
“Andaikan Musa hidup, tentunya tidak mungkin baginya, kecuali harus mengikutiku”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/387), Ad-Darimiy dalam As-Sunan (1/115), Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (5/2), Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayan Al-Ilm (2/42), dan lainnya. Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (1589)]
Sudah dimaklumi, tidak ada satu pun riwayat shahih ataupun hasan -yang dapat menyebutkan bahwa Khidir pernah bertemu dengan Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, tidak pula pernah ikut bersama Rasulullah dalam berbagai peperangan.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوْسَةٍ الْيَوْمَ تَأْتِي عَلَيْهَا مِائَةُ سَنَةٍ وَهِيَ حَيَّةٌ يَوْمَئِذٍ
“Tidak ada satu jiwa pun yang hidup pada hari ini telah lewat 100 tahun, sedang ia hidup pada hari itu”. [HR. Muslim dalam Shahih- nya (4/1966)]
Allamah Ibnu Baththal-rahimahullah- berkata menerangkan makna hadits ini, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam hanya memaksudkan bahwa dalam jangka waktu ini suatu generasi telah punah”. [Lihat Fathul Bari (1/256) karya Al-Hafizh Ibnu Hajar]
Al-Imam Abu Abdillah Al-Qurthubiy-rahimahullah- berkata dalam Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an (11/41), “Sesungguhnya hadits ini termasuk dalil yang memutuskan tentang kematian Nabi Khidir sekarang”.
Andaikan Nabi Khidir masih hidup, tentu ia akan datang kepada Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam- untuk menyatakan keislamannya dan akan menolong beliau dalam berdakwah dan berperang membela Islam. Tidak mungkin ada seorang Nabi pun yang masih hidup, lantas tidak datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- untuk berbai’at, menyatakan keislamannya, dan berjihad bersama beliau.
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
اَللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكَ هَذِهِ الْعِصَابَةُ لاَ تُعْبَدْ فِيْ اْلأَرْضِ
“Ya Allah, jika pasukan ini hancur, maka engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi”. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Jihad, Bab: Al-Imdad bil Mala’ikah fi Ghazwah Badr (3/1383)]
Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Al-Harraniy-rahimahullah- berkata ketika ditanya tentang hadits di atas, “Andaikan Khidir masih hidup, maka wajib baginya untuk datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, dan berjihad di hadapannya, serta belajar dari beliau (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-). Sungguh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda dalam perang Badar, “Ya Allah, jika pasukan ini hancur, maka engkau tidak akan disembah lagi dimuka bumi”. Pasukan kaum muslimin waktu itu sebanyak 313 personil. Telah dikenal nama mereka, nama orang tua, dan qabilah mereka. Lantas dimanakah Khidir pada saat itu?” [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 68)]
Adapun dalil-dalil berupa hadits-hadits marfu’, dan mauquf yang menyebutkan tentang hidupnya Nabi Khidir sampai hari ini, maka hadits-hadits itu lemah, bahkan palsu, tidak bisa dijadikan hujjah dan dalil dalam menetapkan hukum, apalagi keyakinan (aqidah).
Al-Imam Ibrahim bin Ishaq Al-Harbiy -rahimahullah- berkata, “Tidak ada yang menyebarkan berita-berita seperti ini (yakni tentang hidupnya Khidir) di antara manusia, kecuali setan”. [Lihat Al-Maudhu’at (1/199) dan Ruh Al-Ma’aniy (15/321) karya Al-Alusiy]
Ibnul Munadiy berkata,“Aku telah mengadakan riset tentang hidupnya Khidir, apakah ia masih ada ataukah tidak, maka tiba-tiba kebanyakan orang-orang bodoh tertipu bahwa ia masih hidup karena hadits-hadits (lemah) yang dirwayatkan dalam hal tersebut”. [Lihat Az-Zahr (hal. 38)]
Ibnul Jauziy setelah membawakan beberapa hadits tentang hidupnya Nabi Khidir berkata, “Hadits-hadits ini adalah batil”. [Lihat Al-Maudhu’at (1/195-197)]
Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah-rahimahullah- berkata, “Hadits-hadits yang disebutkan di dalamnya tentang Khidir, dan hidupnya, semuanya adalah dusta (palsu). Tidak shahih satu hadits pun tentang hidupnya Nabi Khidir”. [Lihat Al-Manar Al-Munif (hal. 67)]
Seorang ulama Syafi’iyyah, Al-Hafizh Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata setelah membawakan hadits dan kisah tentang hidupnya Khidir, “Riwayat-riwayat, dan hikayat-hikayat ini merupakan sandaran orang yang berpendapat tentang hidupnya Nabi Khidir sampai hari ini. Semua hadits-hadits yang marfu’ ini adalah dha’if jiddan (lemah sekali), tidak bisa dijadikan hujjah dalam urusan agama”. [Lihat Al-Bidayah wa An-Nihayah (1/334)]
Abul Khaththab Ibnu Dihyah Al-Andalusiy-rahimahullah- berkata, “Tidak terbukti tentang pertemuan Nabi Khidir bersama dengan seorang nabi, kecuali bersama Musa, sebagaimana Allah -Ta’ala- telah kisahkan tentang berita keduanya. Semua berita tentang hidupnya tak ada yang shahih sedikitpun berdasarkan kesepakatan para penukil hadits (ahli hadits). Hal itu hanyalah disebutkan oleh orang yang meriwayatkan berita tersebut, dan tidak menyebutkan penyakitnya, entah karena ia tidak mengetahuinya, atau karena jelasnya penyakit berita tersebut di sisi para ahli hadits”. [Lihat Az-Zahr An-Nadhir (hal. 32)]
Inilah beberapa dalil, dan komentar para ulama, semuanya menyatakan Nabi Khidir tidak hidup lagi atau sudah meninggal atau sudah gaib. Nyatalah kebatilan orang yang mengaku bertemu dengan Nabi Khidir untuk menerima ajaran di luar ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad -Shallallahu ‘alaihi wasallam-. Bagaimana mungkin Khidir mengajarkan suatu ajaran di luar syari’at Nabi Muhammad -Shalallahu ‘alaihi wasallam-??! Itu pasti bukan Nabi Khidir, tapi setan yang ingin menyesatkan manusia.
Hikmah kisah Khidir
Dari kisah Khidir ini kita dapat mengambil pelajaran penting. Diantaranya adalah Ilmu merupakan karunia Allah SWT, tidak ada seorang manusia pun yang boleh mengklaim bahwa dirinya lebih berilmu dibanding yang lainnya. Hal ini dikarenakan ada ilmu yang merupakan anugrah dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang tanpa harus mempelajarinya (Ilmu Ladunni, yaitu ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba Allah yang shalih dan terpilih)
Hikmah yang kedua adalah kita perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan kebijaksanaan dari setiap peristiwa yang dialami. Hikmah ketiga adalah setiap murid harus memelihara adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak diluar perintah dari guru. Kisah Nabi Khidir ini juga menunjukan bahwa Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru.
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
Vicky
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sumber : http://tasawuf.blog.com/2010/05/05/kisah-nabi-khidir/
Langganan:
Postingan (Atom)