Jumat, 25 Juni 2010

Bingkai - Bingkai Lukisan Hati di Relung Jiwa ....

Bismillah ....

Selamat malam, alam
alangkah sepinya engkau
dengan polesan langit pekat kelam
bermusik kerik-kerik cengkering

Namun pada wajah engkau ini, alam
aku mendapatkan sesuatu
nan begitu agung, dari-Nya
nan kerap getarkan jiwa
dalam sanubari,
... Cinta

Raut malammu, alam
begitu ramah nerima
pun angkuh menatap
begitu dingin mencekam
pun syahdu lantunkan lagu bisu

Aku kerap tersadar dalam ini, alam
betapa aku yang pongah membusung dada
adalah kerdil tinimbang mayapada

Aku, alam
dalam rentang tanganmu sealam raya
adalah aku,
setitik debu belah selaksa-laksa

Dengan malammu, alam
basuhlah bara dalam jiwaku
dengan titik bening mutiara
nan bakal terserak percuma
di esok pagi

agar aku dapat duduk tafakur
mensyukuri nikmat dari-Nya

IT'S ME...

aku adalah manusia,
aku adalah tubuh,
aku adalah jasad yang berjiwa
aku adalah satu nuansa,
yang sarat dengan aneka rasa
aneka rona

aku adalah jiwa yang kadang dipenuhi kegelisahan

aku adalah puisi
yang menyanyikan nada kegelisahan

aku juga lukisan
jiwa yang penuh oleh warna ceria

aku juga berbingkai romansa
lukisan warna-warna cinta,
aku punya nuansa kelembutan
namun juga nuansa kejenuhan

aku adalah beraneka
dan lain-lain

IT’S ME ...

aku adalah keinginan
melukiskan siapa aku
aku melukis diri lewat kata-kata
aku bisa terlihat tanpa perlu dilihat

aku ingin dikenali lewat kata-kata
aku setitik debu, di tengah angkasa

Akulah angin
Menyejukkan sesiapa
Membelai tiap kulit
Tak terlihat
Tak dianggap

bahwa hidup adalah
untaian waktu
ada siang... ada malam
berganti secara kodrati
mengikuti aturan Tuhan

Namun pernah terbebat keinginan,
ketika aku cinta malam-malamku
dengan keheningannya
dengan kerlap gemintangnya
dengan keramaian sepinya
dengan bahasa sunyinya
dan aku akrab dengan jiwaku
dan nuraniku

dalam kecintaanku pada malamku
aku membenci mentari
ogah dengan keramaian dan gemersangnya
jenuh dengan peluhku dalam diamku
bingung dengan ke acuhan
antara aku dan jiwaku

dan aku kerap berharap
agar malam tak lekas pergi
dan memberiku waktu lebih lama
untuk bermimpi


wahai, inikah cinta-Mu?
begitu teduh meluruhkan segala bara dengki
begitu sejuk meredam gundah seluruhku

inikah cinta-Mu?
begitu kuat memaku keningku
bersujud diharibaan kerajaan-Mu
hingga aku tak punya rasa untuk tengadah

inikah cinta-Mu?
begitu panas mencairkan segala beku
meluruhkan seluruh butir air mata
mengalir tak terhingga
begitu panas memuaikan congkakku
meleleh tak bersisa

Aku mabuk Allah... Semata-mata Allah... Segala-galanya Allah... Tak bisa lain
lagi... Aku mabuk Allah lainnya tak berhak dimabuki... Lainnya palsu
lainnya tiada.... Nyamuk tak nyamuk kalau tak mengabarkan Allah... Langit
tak langit kalau tak menandakan Allah.... Debu tak debu badai tak badai
kalau tak membuktikan Allah... Kembang tak mekar api tak membakar kalau
tak Allah... Mabuklah aku mabuk Allah... Tak bisa lihat tak bisa dengar
cuma Allah cuma Allah.... Kalau matahari memancar siapa sebenarnya yang
menyinar... Kalau malam legam siapa hadir di kegelapan... Kalau punggung
ditikam siapa merasa kesakitan.... Mabuklah aku mabuk Allah... Kalau
jantung berdegup siapa yang hidup... Kalau menetes puisi siapa yang
abadi... Allah semata. Allah semata lainnya dusta....
~ Emha Ainun Najib ~

aku ingin menjadi matahari, yang selalu bersinar di pagi hari, memberi
harapan baru bagi setiap umat manusia..... menyemangati dikala putus asa
dan menemani dikala sendirian..... Sinarku insya Allah memberi panas yang dibutuhkan untuk sekedar menghangatkan jiwa dan Qalbu yg sakit yg hampir mati dalam kebekuan belantara nafsu Liar Syahwat atau mencoba tuk mau merubah warna jiwa siapa pun para insan umat Islam Diennullah-Nya menjadi aneka nikmat-Nya yg selalu akan bersyukur.....

Dihamparan kain sajadah yang lusuh... jiwa tertunduk dan bersimpuh.. memohon ampun dari Yang Maha Pengampun atas segala dosa-dosa yang mencemari raga.. yang semakin renta... hamba hanyalah setitik debu yang hina.. yang rapuh dan tak luput dari khilaf serta dosa... Tersadar didalam gelisah...setelah begitu jauh melangkah... setelah terlalu lama terlena akan kenikmatan nafsu dunia yang bagai fatamorgana... mungkinkah kan mengelupas dari tubuh.., kotoran-kotoranyang telah mendarah daging menjadi satu ... Hamba tahu…..tubuh yang telah terbalut dosa... takkan bisa disucikan... walau dengan air seluas samudra raya…Ya Allah... apapun kehendak-MU hamba ihklas... biarkan air mata ini menetes.. bukan karena air mata derita... Biarkan air mata ini mengalir... karena air mata bahagia... di sisa-sisa akhir nafas... berilah yang terbaik... Hamba yakin ENGKAU MAHA segalanya.... kan terima taubat hamba.., sebelum nyawa terlepas dari raga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar